19🔹KEPERGOK

13.6K 1.2K 9
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_______________________


Tidak tahu apakah Sesha masih bisa melalui ini semua, setelah kejadian satu minggu lalu. Ya, sudah satu minggu lamanya gadis itu berdiam diri di apartemen Advent, tanpa berniat sedikit pun untuk keluar. Kejadian saat itu benar-benar menjatuhkan mentalnya, yang dari dulu sudah sangat sensitif dengan hal horor.

Jika dulunya ia melihat mumi-mumi tersebut tanpa saling berinteraksi, tapi kali itu ia langsung merasakan bagaimana mereka mendekat bahkan menarik tangannya agar masuk ke dalam peti. Sesha sudah tak sanggup, jiwanya trauma jika berada dalam ruangan kosong seorang diri, seperti sekarang ini tentunya.

Advent baru saja keluar untuk bekerja seperti biasanya.
Sky? Ahh Sesha tidak mau bertemu lelaki itu. Bukan kah semuanya sudah jelas, jika kehadiran lelaki itu di sampingnya adalah akar dari semua ini.

Satu minggu ini Sesha tidak mau bertemu muka dengan Sky, walaupun Advent si lelaki baik itu beberapa kali menasehatinya, dan selalu berkata jika Sky selalu mengunjungi apartemen setiap pagi dan malam, walaupun hanya mendapatkan punggung dingin Sesha yang tak ingin bertemu.

Gadis itu memeluk lututnya. Ia ingin pulang. Bisa saja sekarang ini pergi ke bandara, namun ia tak punya apa-apa. Jangan kan uang, handphonenya saja tidak tahu entah kemana. Ia jadi tidak bisa mengabari keluarganya untuk meminta bantuan.

Jika meminta bantuan pada Advent? Sesha masih tahu diri. Ia sudah banyak merepotkan lelaki itu dalam kurun waktu seminggu ini.

Krekk

Sesha langsung mengangkat kepalanya dengan cepat. Pikirannya langsung melayang entah kemana. Gadis itu langsung menarik selimut, menutup seluruh tubuhnya sambil memejamkan mata. Ohh tidak!!! Apa mumi-mumi itu datang lagi? Membayangkan itu saja, bulu kuduk Sesha meremang.

Selimut yang melingkupinya tersingkap ke atas.
"Aaaaaaa"

Sesha berteriak sambil terus memejamkan mata. Ia sudah tahu jika kejadian minggu lalu pasti akan terulang.

"Kenapa teriak Lucyasesha?"

Mata Sesha langsung terbuka sempurna. Gadis itu berdiri di atas kasur, lalu memukul brutal Sky yang langsung menangkap kedua pergelangan tangannya.

"Lo! Sialan!", pekik Sesha lalu menggunakan gigi putihnya untuk ia tancapkan ke rahang Sky dengan brutal. Beraninya lelaki itu menakutinya?!

"Argghh lepas Lucyasesha", geraman lirih Sky sambil memejamkan mata.

Sesha yang merasakan sesuatu yang asin berbau amis masuk ke dalam mulutnya langsung melepaskan giginya. Mata gadis itu membola saat melihat lelehan darah keluar dari bekas gigitannya. Sesha menatap Sky yang menatapnya dingin, saat mata mereka bertemu pandang, gadis itu menunduk sambil memilin ujung kaos santainya.

"Kenapa menunduk", dingin Sky.

Sesha semakin menundukan kepala. Ia kira gigitannya tidak bakalan melukai Sky, yang menjabat sebagai atasannya.

"M-maaf", cicit Sesha terus menunduk.

Gadis itu langsung mengangkat kepala, saat tubuhnya diangkat oleh Sky keluar dari kamar dengan satu tangan saja. Sesha memilih bungkam sambil menatap bersalah pada luka Sky. Di sana terdapat empat lubang yang terus mengucurkan darah. Bekas empat gigi kelincinya.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang