41 🔹Leave

9.3K 1K 10
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
__________________________





Hari sudah lewat tengah malam, dengan begitu Aludra juga sudah memilih kembali ke istana mendahului yang lain. Ia duduk di kursi yang menghadap ke jendela kamarnya. Angin dari luar sana tidak ia hiraukan keberadaannya. Dalam benaknya berguling ribuan tanda tangan besar, yang mampu mengotak-atik dasar pikirannya.

Sungguh membingungkan ketika dirinya tidak ingat apapun, semua tentang masa lalunya. Ia hanya tahu saat dirinya pertama kali melihat Ares dan mengenalkan semua padanya.

"Ini tidak beres, aku seperti orang asing di sini", monolog Aludra sambil merentangkan sebelah tangannya keluar jendela. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk menopang dagunya. Mata abu-abu itu menatap bulan di atas sana.

"Aku seperti melupakan sesuatu", tambahnya lagi.

"Jika aku benar-benar anak dari seorang Dewa, maka izinkan aku berjumpa denganmu. Ayah, datanglah ke sini, aku membutuhkan petunjukmu ayah", ujar Aludra yang selanjutnya memilih memejamkan mata menikmati hembusan angin malam yang menerpa kulitnya.

"Anakku"

Aludra langsung mengerjap dengan punggung langsung tegak. Apa tadi ia salah dengar? Dia mendengar sebuah alunan suara? Tapi dimana? Dadanya berdebar, ia menatap sekeliling kamarnya yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sini.

"Anakku Aludra"

Aludra langsung berdiri, menatap was-was ke segala arah.
"Siapa? Keluar tunjukan dirimu", ujar Aludra.

"Aku ada di sampingmu tapi kamu tidak akan bisa melihatku"

Aludra mundur dengan kelimpungan. Matanya menelisik kanan-kirinya, tidak ada apapun. Namun dirinya bisa merasakan hawa panas di sekitarnya.

"Tidak ada yang bisa melihat seorang dewa yang jiwanya sudah terpanggil nak"

"Siapa kamu? Jangan ganggu aku!", ujar Aludra mulai takut.

"Aku ayahmu, Dewa Osiris. Bukankah kamu baru saja memanggilku?"

Aludra menelan ludah. Kenapa dengan bodohnya ia mengatakan hal tadi?

"Jangan takut, seorang ayah tidak akan pernah menyakiti anaknya"

"Siapa aku?", tanya Aludra dengan lantang.

"Kamu adalah jiwa yang sama. Kamu adalah jiwa hasil reinkarnasi Putri Aludra yang berasal dari dunia modern"

"Aku? Apa maksudmu? Aku Aludra, dan hanya Aludra. Tidak ada jiwa yang sama dari dunia yang anda maksud", tutur Aludra.

"Seorang Dewa bukanlah seorang pembohong. Aludra, kembalilah ke masamu. Kembali sebelum kamu menerima konsekuensi"

"Konsekuensi apa? Jangan merumitkan, aku sama sekali tidak ingat apapun", ujar Aludra.

"Putriku Aludra, kamu menembus ratusan dimensi waktu. Jika kamu tidak segera kembali, maka tubuhmu di sana akan mati, dan semakin lama kamu di sini, semakin pula kamu akan susah untuk kembali. Dan disitulah juga jiwamu akan ikut mati serta tidak akan bisa bereinkarnasi lagi. Kamu telah melakukan sebua kesalahan besar, karena seorang yang sudah bereinkarnasi tidak boleh mengetahui masa lalunya"




Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang