34 🔹Tale

8.6K 970 4
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
__________________________


"Emm Yang Mulia Ratu? Apa aku harus ada di sini? Maksudku, ini terlalu berlebihan jika aku makan malam dengan keluarga kerajaan. Emm aku hanya orang biasa di sini"

Ucapan ragu dari Aludra menghentikan langkah Ratu Felicia yang berjalan di sampingnya. Wanita itu menatap gadis yang memberikan mimik tak enak sambil memegang ujung gaunnya.

Sang Ratu tersenyum simpul, tangannya ia letakan di bahu Aludra, menepuknya dengan pelan.
"Mulai saat ini, kamu adalah bagian dari kami, keluarga kerajaan Putri. Jadi berhenti bersikap seperti itu. Mari, yang lain pasti sudah menunggu", ujar Ratu Felicia.

Karena merasa tidak enak setelah merepotkan wanita dengan gelar tinggi itu, saat dari tadi ia banyak bicara, akhirnya gadis itu menurut. Dirinya gugup saat untuk pertama kalinya akan dihadangkan oleh keluarga kerajaan yang begitu dianggungkan di seluruh negeri.

Pengawal yang menjaga bagian kanan kiri sisi pintu sontak membukanya, tak lupa dengan sapaan hormat untuk kedua perempuan berbeda umur tersebut. Saat melewati pintu, Aludra tersenyum ramah ikut menunduk pada pengawal sebelum berjalan masuk, itu tidak enak jika tidak membalas sapaan mereka. Sedangkan yang disenyumin tetap diam dengan wajah yang memerah.

Aludra dapat melihat seorang pria gagah sedang duduk di kursi paling ujung sambil menatap ke arah mereka berdua.

"Hormat Firaun, selamat malam", ujar formal Ratu Felicia sambil memberi hormat ala bangsawan. Aludra buru-buru mengikuti gerakan yang wanita itu lakukan. Gadis itu baru sadar jika ia sedang berhadapan dengan jantung negeri ini. Tubuhnya sedikit gentar dan mengeluarkan getaran gemetar.

Dalam hati Aludra mewanti-wanti dirinya agar tidak melakukan sedikitpun kesalahan, yang akan berimbas dengan berurusan dengan raja. Aludra sempat mendengar dari Ares jika Firaun saat ini memiliki watak keras dan tegas serta tidak suka dengan adanya bantahan atau kesalahan sedikitpun.

"Silahkan duduk", ujar Nicho sambil menatap pergerakan Aludra. Lelaki itu tersenyum sangat tipis saat membaca kondisi Aludra sedang tertekan, setelah melihat tubuh gadis itu.

"Calon menantuku, silahkan duduk", ujar Nicho.

"B-baik Yang Mulia Firaun", ujar Alice. Karena tidak ingin menciptakan sebuah kesalahan, gadis itu mengambil duduk yang berseberangan dan berjarak sangat jauh, mengingat meja makan itu bisa memuat puluhan jiwa.

Ratu Felicia mengambil duduk di dekat suaminya. Lalu mata wanita itu sedikit menyipit saat Aludra mengambil duduk berjauhan.

"Putri Aludra, mendekatlah. Duduk di samping Ratu ini", ujar Ratu Felicia sambil tersenyum geli. Rupanya calon istri anaknya itu terlalu polos. Iya, polos jika berada di tengah-tengah istana ini.

Aludra menurut lagi. Prinsipnya tadi masih berjalan. Tidak membuat kesalahan adalah kunci utama bernapas di sini. Gadis itu benar-benar menuruti permintaan Ratu untuk duduk di sampingnya, dan pastinya akan berdekatan dengan Firaun. Glek, Aludra menelan ludah. Apakah ia akan baik-baik saja setelah ini?

"Jangan takut padaku Putri"

Aludra langsung duduk dengan tegak, saat Firaun mengelurkan suaranya. Apa ia baru saja berbuat salah?

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang