21🔹Expression

11.3K 1.2K 15
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_________________________

"Selamat pagi Sophia"

Gadis berkacamata yang sedang duduk di kursi putar sambil memfokuskan diri pada layar komputer di depannya yang berisi sebuah diagram grafik.

Sophia menoleh lalu mendongak agar menatap siapa yang berdiri di samping mejanya, sambil ikut memperbaiki kacamatanya yang melorot.

"Ohhh astaga, lo pulang juga. Gimana liburan bareng bos?", tanya Sophia sambilan berdiri, merangkul bahu Sesha dengan girang.

"Gue kesana bukan liburan Sophia", ujar sinis Sesha sedangkan yang menjadi lawan bicara hanya menyengir.

"Gimana gue nggak mikir yang nggak-nggak Ses, pesan yang rutin gue kirim sama lo nggak dibales-bales, mungkin sangking asiknya liburan", goda Sophia diakhir kalimatnya.

"Dahlah, jadi nggak mood gue", decak Sesha lalu beranjak dari sana setelah melepas tangan Sophia bertengger di bahunya, kemudian bergerak menuju kursi di samping temannya itu, yang hanya dibatasi oleh sekat. Ia meletakan tasnya di bawah meja, lalu mendudukan diri di kursi nyaman itu.

Ruangan ini masih sepi, hanya berisi mereka berdua karena jam masih menunjukan pukul 06.14 pagi, sedangkan kantor dimulai jam kerjanya 07.00 pagi. Mungkin sekitar 15 menit lagi karyawan lain mulai berdatangan.

Sophia saja yang terlalu kepagian datang jam 06.00, untuk menyelesaikan tugasnya yang belum siap, sisa kemarin.

"Lo ngapain di sini?", tutur Sophia.

"Jualan. Ya PKL lah", jawab malas Sesha lalu mulai menyalakan komputer di depannya.

"Iya gue tahu lo PKL bego. Yang gue tanya, ngapain lo di divisi pemasaran", ujar Sophia.

"Lahh, kan gue dipasangkan di sini ogep", decak Sesha.

"Lo lupa kalo lo asisten bos Lucyasesha yang manis nan menyebalkan?", celetuk Sophia sambil melipat tangan.

"Masih ada Esterlla yang bakalan gantiin gue. Lagian dianya lebih berpotensi dibanding gue yang pas-pasan", tutur Sesha.

"Nggak boleh gitu donk Ses, lo nggak boleh kalah sama tuh cewek", decak keluh Sophia.

"Pokoknya gue nggak ma-"

"Yang bernama Lucyasesha?"

Mereka berdua langsung berdiri saat seorang pria masuk ke dalam ruangan  yang mereka tempati. Bisa dibilang dia adalah salah satu pegawai di sini.

"Saya pak", sahut Sesha.

"Bos mencari anda", ujar pria itu.

Sophia menatap Sesha lalu menyikut perut temannya itu.
"Nah kan, lo itu lebih penting dari Esterlla. Sana lo", ujar Sophia mendorong bahu Sesha.

Gadis itu berdecak, namun tak ayal langsung beranjak pergi dari sana, meninggalkan Sophia yang mengangkat bahu acuh lalu kembali duduk di kursinya kembali.

Sesha menuju lift yang berada di samping tangga darurat. Gadis itu beranjak maju memasukinya. Langkahnya itu berbarengan dengan gadis lain yang langsung menerobos, membuat tubuhnya oleh dan sedikit menabrak pinggir pintu lift.

Sesha mengelus bahunya, lalu menatap Esterlla yang kini sibuk pada ponselnya. Setelah pintu tertutup, Sesha langsung mendorong gadis itu hingga punggungnya membentur dinding dengan cukup keras.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang