13🔹ARES

17K 1.6K 5
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
_______________________


"Heiii lepaskan!"

Sesha bergerak berusaha melepaskan diri dari lilitan kedua tangan, yang melilit pinggang serta punggungnya. Tubuhnya berada di atas tubuh Sky yang masih tidak mau menuruti permintaan gadis itu.

"Lepaskan Sky! Atau gue teriak!!!", pekik kesal Sesha.

"Kya!!!!"

Kini dalam sekali sentakan, tubuh mereka bertukar posisi hingga Sesha yang berada di bawah. Sky masih santai, lelaki itu tidur di atas tubuh Sesha sambil memejamkan mata.

"Sky! Lepas! Tubuh lo berat!", geram Sesha merasa tubuhnya akan kempes, akibat ditindih oleh lelaki yang berada di atasnya itu.

"Sky?! Kok lo tidur sihh!!!", ujar kesal Sesha sambil bergerak mencari cara bebas, saat merasakan dengkuran halus dari sela bibir tebal Sky, yang kepalanya berada di ceruk lehernya.

"Emmm", melek Sky.

"Lepas! Gue teriak nih?!", geras Sesha.

"Shutt saya ngantuk, nggak usah berisik", ujar Sky dengan khas suara bangun tidur, lelaki itu kemudian kembali mengeratkan pelukannya sambil memejamkan mata.

"Ya gue mau keluar!", ujar ketus Sesha yang mulai sesak. Benar-benar, tubuhnya akan menjadi setipis kertas sebentar lagi.

"Diam Lucyasesha. Tubuh saya sangat sensitif jika baru bangun", ujar serak Sky membuat Sesha kebingungan.

"Lo berat tau!", frustasi Sesha.

Sky kembali melek. Lalu bergeser dari tubuh Sesha, membuat gadis itu akhirnya bernapas lega. Namun detik berikutnya, tubuhnya ditarik dalam rengkuhan Sky, yang memeluknya bagaikan guling dari samping.

"Lo-"

"Diam dan jangan coba-coba lari", ujar dingin Sky, membuat Sesha mengatupkan mulut rapat.

Dengkuran dan napas halus kembali menerpa kulit leher Sesha, menandakan Sky sudah kembali terlelap damai. Sesha meringis dalam hati, sampai kapan ia akan berada dalam keadaan seperti ini?

"Dia sudah tidur? Cepat sekali", gumam Sesha menunduk ke bawah.

Gadis itu kini memberanikan diri mengelus rambut Sky yang sangat halus, mengalahkan rambutnya sendiri. Pantas saja tadi penampilan Sky terasa asing, ternyata lelaki itu sudah mengecat lagi rambutnya. Dari yang warna merah berubah menjadi hitam bercampur biru.

Sesha akui Sky memiliki tampang di atas rata-rata. Pahatan wajahnya sangat indah, mengalahkan wajah abang-abangnya yang terkenal akan ketampanannya.

Mata Sesha turun ke objek wajah yang tepampang. Dalam hati, gadis itu kagum sendiri. Tapi detik kemudian ia membuang pemikiran tersebut, ia tidak boleh mengagumi apalagi sampai jatuh hati. Sosok di depannya bukanlah manusia biasa. Dia sosok penguasa pada zamannya hingga tertulis dalam buku sejarah.

Hingga mata Sesha semakin turun. Gadis itu melotot dengan wajah memerah. Sial, kenapa ia baru kembali sadar bahwa Sky tidak memakai atasan? Ini kan membuat pikirannya traveling jauh.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang