27 🔹Dream

10.3K 1K 20
                                    

Always Enjoy
Happy Reading
________________________




"Heiii bertingkahlah menjadi diri sendiri teman. Berhenti memaksakan diri melakukan semuanya. Bisakah sekali saja kamu memberontak meminta kebebasan? Kamu juga manusia Aludra! Bukan peliharaan yang hidupnya semua dikendalikan oleh majikan!"

Gadis yang sedang melukis itu hanya diam serta mendengar lelaki tampan yang berbicara di sampingnya itu.

"Dengakan aku Aludra. Hidupmu ada di genggaman tanganmu. Bagaimana kamu hidup adalah pilihanmu. Berpikir baik-baik tentanng hal itu. Apa kamu tidak lelah menjadi boneka? Hm? Ikutlah denganku Aludra, mari kita kabur dari sini lalu mencari hidup, dimana kamu tidak terkekang lagi"

Lelaki itu memegang bahu gadis manis di sampingnya dengan tatapan tulus. Baju khas prajurit di tubuh kekarnya menambah aura gagah dan mempesona.

"Pergilah..... Tinggalkan saja aku di sini. Maaf tidak bisa mengambil tindakan yang kamu maksud. Aku tahu tujuan kamu sangat baik, tetapi.... Aku tidak ingin meninggalkan kakakku. A-aku hanya memiliki dia, satu-satunya keluarga yang tersisa yang ku miliki", ujar lirih gadis itu sambil menatap manik tajam itu.

Pria itu membuang muka, lalu segara berdiri dari duduknya. Ia menatap kecewa pada gadis di depannya yang menunduk bersalah.

"Aku tidak tahu jika kamu akan sebodoh ini Aludra. Sudah berapa kali aku mengingatkanmu, jika dia bukan keluargamu. Dia salah satu penghancuran hidupmu Aludra. Aku pergi dulu, dan jangan cari aku sebelum kamu berubah pikiran. Tapi aku rasa itu hanya mimpiku yang terlalu ketinggian. Sampai jumpa Aludra, maaf selalu mengganggumu".

Setelah mengatakan hal barusan, lelaki tersebut segara pergi dari sana, meninggalkan malam mencengkam di ruangan kecil dan kurang layak pakai.

"Maafkan aku Ares"

"HUH!"

Sesha langsung terduduk dengan peluh membanjiri pelipisnya. Dadanya berdetak kencang dengan bahu naik turun berusaha menetralkan napasnya yang tidak teratur.

Ia menatap sekeliling. Ia masih berada di kamarnya dengan jam alarm di atas nakasnya menunjukan pukul 00.49

Ia kembali membaringkan tubuhnya, meraih selimut yang melorot ke bawah, menariknya hingga sebatas leher. Pikirannya melayang entah kemana membuat matanya tak kunjung memberat.

"Tadi itu apa?", gumam Sesha.

"Aludra?"

"Itu kan cewek yang mirip sama gue, cewek dilukisan Sky sama yang ada di terowongan. Apa semua ini berkaitan?", gumam Sesha.

"Aludra!"

Sesha langsung melompat dari ranjangnya. Ia bergegas membuka lacinya, mengelurkan buku bersampul cokelat. Gadis itu membawanya di atas ranjang sambil duduk bersila. Kamarnya yang temaram karena hanya ditemani lampu tidur membuatnya sedikit kesulitan.

Sesha memilih menyalakan flash ponselnya dari pada menyalakan lampu. Bisa saja bunda dan abang-abangnya curiga.

Masih ingatkan dengan buku berjudul 'Siapa itu Osiris?'. Buku yang diberikan oleh Sky pada saat mereka berkunjung di perpustakaan kota London.

"Jika ini cuman kebetulan maka nggak lucu sumpah. Aludra di buku ini adalah anak dari dewa Osiris dengan putri Etiopia. Apa gue boleh percaya jika Aludra ini adalah orang yang sama? Buku ini berasal dari peradaban Mesir Kuno. Sky juga hidup di peradaban Mesir Kuno. Pakaian cewek di mimpi gue juga sama dengan pakaian khas Mesir Kuno, sama seperti yang Kevin tunjukin sama gue waktu itu. Apa gue boleh percaya pada asumsi otak gue sendiri? Dan hubungannya sama gue apa? Bolehkah lagi gue percaya diri jika Aludra adalah gue? Apa ini yang namanya reinkarnasi? Dan anehnya.... Kenapa di mimpi gue ada Ares?!", gumam Sesha.

Destiny Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang