"Jadi dua itu jadi suspect barunya, Tra?" Fred memastikan ketuanya yang tampak berwajah kaku seraya mengangguk meskipun cowok itu tahu bahwa ada hal ganjal sewaktu Atra mengutarakan pendapat barunya untuk rapat darurat saat istirahat hari ini.
Senjagatra langsung menghubungi anggota divisinya sembari menjelaskan situasi darurat di kelas Kimia-nya Jum'at ini. Selain divisinya, Tian dan Rio jug ikut dalam rapat darurat itu. Membahas permasalahan dari hilangnya catatan Kimia dengan mengira-ngira kapan tepatnya buku itu hilang. Dimulai dari penjelasan Atra tentang kedatangan siswa di kelasnya bernama Olif, lalu kelas mereka yang meninggalkan ruangan di pukul 7 lebih 26 menit, dan bagaimana pencuri itu masuk ke dalam kelas dari rekaman CCTV yang dia minta melalui pengawas ruangan CCTV.
Sudah jelas si pencuri tidak lagi mementingkan rekaman CCTV-nya, sosok itu memanfaatkan hoodie serba hitam dengan kepala yang ditutup oleh kepala hoodie-nya. Beserta topi dan sebuah masker hingga hanya menyisakan bola matanya saja.
Tetapi wajah cowok itu tidak jelas, bola matanya tak terbaca akibat gerakan sosok itu yang cepat sehingga tiap adegan CCTV yang dipause hanya menyisakan layar yang blur sampai-sampai Ciko dan Rena geregetan sedang Mila mengerang tak suka.
Sekarang mereka sedang membahas siapa saja murid kelas 11 yang keluar di waktu kelas Atra harus menghadiri ruang seni untuk kelas Seni Pak Rafi.
"Selain dua orang itu, ada lagi?" Rio menatap satu per satu anggota divisi DK sampai Reni mengangkat tangan.
"Ya, Ren. Silakan."
Cewek itu melirik Atra, sebelum mengembuskan napas pelan. "Gue sebenarnya ragu mau bilang, tapi ... di kelas gue ada satu orang yang izin keluar kelas dan baliknya lama banget. Mana dia juga bagian dari ranking paralel."
Dari semua siswa ranking paralel sepuluh besar, hanya ada satu siswa dari kelas IPS 2.
Rio tersentak. "Jimmy?"
"Iya, Yo. Siapa lagi di kelas kita selain si Jimmy ambis?"
Atra menatap dua orang itu, berbicara. "Berapa lama Jimmy keluar kelas?"
Reni menoleh pada ketua divisi-nya, menjawab. "Hampir 15 menit."
"Rekaman CCTV?" Tian kini bertanya pada Mila yang memegang kendali laptop milik Atra.
Cewek itu membetulkan tali kerudungnya, menggerakkan kursor untuk memperlihatkan menit dari video yang masih terbuka di layar laptop. "Delapan menit."
"Asumsiin kalo cowok itu buru-buru biar gak terlalu lama izin keluar. Jarak IPS 2 ke kamar mandi cowok jauh, gak?" Fred bertanya pada Rio dan Reni.
Rio menggeleng. "Nggak, deket. Paling cuma makan waktu 1 menit kalo lari."
"Terus, jarak kamar mandi ke kelas IPA 1? Misal lari dengan turun dari tangga ujung, terus naik tangga lagi gedung A, buru-buru ke kelas IPA 1 di ujung koridor. Anggaplah makan waktu 2 sampe 3 menit," Ciko mulai mereka adegan, lantas berdecak. "Sialnya adalah, CCTV koridor gedung A sama B itu rusak dari kemarin sore. Makanya kita gak bisa liat rekaman di koridor lantai 2."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lempar Umpan, Sembunyi Tangan
Ficção AdolescenteTacenda (Sesuatu yang lebih baik tidak diungkapkan) Ada satu kasus pencurian misterius di SMA Nusantara dan Atra sebagai ketua divisi Kedisiplinan dan Keamanan OSIS ditugaskan untuk menyelesaikan kasus tersebut. Dia berkenalan dengan si gadis indigo...