Malam yang paling menyebalkan sekaligus menyenangkan mungkin adalah malam ini, untuk gadis Januarni itu. Lebih tepatnya. Dia yang sedang menonton serial drama Hometown Cha Cha harus terdistraksi atas kedatangan Atra di pukul setengah tujuh malam. Padahal Kim Seonho sedang tampan sekali malam itu, tapi entah kenapa Senjagatra yang memakai jaket parka tidak kalah tampan untuk sekelas Kim Seonho dalam balutan kemeja kotak tipis dan kaus putih polosnya.
Arif lagi-lagi masuk ke kamar setelah Atra duduk di ruang tamu bersama Ayah dan Ibunya. Adik laki-lakinya itu menatap Jane sambil tersenyum-senyum.
"Pacar lo, ya?"
Jane melotot. "Eit, anak kecil. Tau apa lo soal pacaran? Lo pasti main tiktok lagi, ya!" cecarnya sambil mengomel. Arif ini memang sudah kecanduan aplikasi bernama tiktok, aplikasi yang menyajikan video pendek yang isinya lebih banyak tidak berfaedah. Melihat Adiknya yang baru berusia 11 tahun menonton video di tiktok hampir 2 jam lebih, Jane langsung murka bareng Ibunya.
Ayah malah menertawakan Arif. Dua orang ini benar-benar mirip!
Arif yang dituduh setelah aplikasi tiktoknya dihapus dua minggu lalu jelas tersinggung. Ponselnya bahkan sekarang hanya ada aplikasi chat dan youtube untuk anak-anak. "Nggak, ya. Gue tau dari temen, temen, kok."
"Jauhin temen lo itu, lah!"
"Dih, kenapa harus jauhin? Kan mereka temen gue!"
"Mereka gak bener, Rip. Capek gue," Jane segera mengikat rambut seginya setelah mengenakan sweater rajut. Lantas dia keluar dengan hanya membawa selembar uang yang dimasukkan ke dalam casing ponsel, sebelum mendengar pembicaraan Ibunya di bawah sana.
"Sering, sering, main ke sini, ya. Agita dari dulu gak pernah bawa temen ke rumah. Sekarang ada kamu sama si Pita itu. Tante jadi seneng lihatnya."
Cewek itu berdiri di depan Ibu dan Ayahnya, sebelum menatap Atra dengan galak. "Ayo. Keburu malem, nih. Kasian Kim Seonho gue, nanti kangen!" gerutunya sambil mengentakkan kaki.
Ibu melotot. "Agit! Gak boleh gitu sama cowok, ah. Galak banget, mirip siapa sih, ini?"
"Mirip kamu," sahut Ayah dengan cepat, lantas mendapatkan tatapan galak dari Ibu lalu pria itu segera berdeham menghilangkan canggung. "Pulangnya jangan kemaleman. Jam 10 kalo bisa udah di depan rumah. Ayah tungguin pokoknya."
"Iya, Ayahh. Ayo, Traa!" seru Jane geregetan sambil berjalan lebih dulu keluar rumah. Tidak lupa mengucap salam dengan keras sampai membuat Ibu menepuk jidat.
"Pamit dulu Om, Tante. Assalamualaikum," Atra tersenyum tipis, lantas mendatangi Jane yang berdiri di dekat motor KLXnya sambil memakai helm milik cewek itu yang ada di atas rak ruang tamu tadi.
Atra terkekeh sinis. "Lo gak punya temen?"
Jane melotot sebal. "Apa, apaan?"
"Ibu lo bilang, yang pernah ke rumah lo cuma Pita," cowok itu diam sebentar, lalu menatap gadis itu dengan tenang dan datar seperti biasanya. "Sama gue. That's it?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lempar Umpan, Sembunyi Tangan
JugendliteraturTacenda (Sesuatu yang lebih baik tidak diungkapkan) Ada satu kasus pencurian misterius di SMA Nusantara dan Atra sebagai ketua divisi Kedisiplinan dan Keamanan OSIS ditugaskan untuk menyelesaikan kasus tersebut. Dia berkenalan dengan si gadis indigo...