lima

108 29 0
                                    

"Yena! Yena!"

Yena sedang melangkah di koridor sekolah bersama Sakura, Hyewon, dan juga Arin yang berniat menuju ke kantin ketika suara ganteng itu memanggilnya dari lapangan. Pada akhirnya ia berhenti sejenak ketika Sakura menepuk-nepuk bahunya memberitahu.

Yena mendesah pelan ketika melihat lelaki tampan pemilik lesung pipi itu sedang melambaikan tangan ke arahnya memanggil.

Pasti mau disuruh nih. Gerutu Yena yang kemudian berbalik menatap teman-temannya. "Kalian duluan aja, nanti gue nyusul."

"Nggak pa-pa nih?"

"Nggak pa-pa. Paling gue disuruh siaran dulu di radio ngegantiin yang lain." Ucap Yena yang kemudian berlari kecil ke arah lelaki itu dan berusaha mengabaikan semua mata yang kini jadi turut memandang ke arahnya seolah bisa mengeluarkan laser penuh harap.

"Kenapa ya, Kak?"

Jung Jaehyun, lelaki yang hari ini lagi pamer kemampuan basketnya di depan para penggemarnya menyengir ke arah Yena dan berkata. "Hari ini lo yang siaran ya? Bawa bekal kan? Makannya di ruang radio aja."

"Tapi ini kan bukan jadwal saya, Kak. Ini jadwalnya Tzuyu sama Haechan." Protes Yena berusaha namun Jaehyun tetap mempertahankan senyuman manisnya seolah hal itu merupakan tiket emas memenangkan hati seseorang. "Haechan sama anak futsal lagi dispen, hari ini jadwal mereka tanding semifinal di sekolah lain. Tzuyu lagi ada urusan di kantor, dia sibuk latihan buat olim. Lagian elo juga nggak ngapa-ngapain kan?"

"Tolong ya?" Kata Jaehyun yang kini menyentuh bahu kiri Yena membujuk. "Ada Eunwoo juga yang monitor."

Yena menarik dirinya spontan dan mengangguk. "Oke."

"Thank you." Sahut lelaki itu semringah. Ia bersiap balik lagi ke lapangan bergabung ke teman-temannya andai tidak teringat sesuatu dan mengangkat tangan. "Sekalian puterin lagunya Lauv yang—"

"Yang kayak biasa." Potong Yena yang sudah hafal di luar kepala bahkan tanpa menyebutkan judulnya sementara Jaehyun mengoreksinya sambil tertawa dan mengacungkan jempolnya ke udara. "I Like Me Better When I'm With You. Thank you, ya!"

Yena mengabaikan Jaehyun dan langsung berbalik. Ia menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba gatal sementara tatapannya terarah kepada Yeonjun yang entah sejak kapan sudah melemparkan tatapan menyelidik bagai detektif gadungan dari lantai dua, tepat di balkon kelasnya.

Yena nggak habis pikir, Yeonjun tuh kenapa sih hari ini?!

_____

"Cakep banget dah,"

Yeonjun menoleh ke arah lelaki manis pemilik gingsul yang jadi teman sebangkunya ketika mereka berada di depan kelas dan menatap ke arah lapangan.

Oh, di sana ada seorang laki-laki pemilik lesung pipi yang memanggil seorang perempuan yang Yeonjun ketahui adalah Yena dengan ketiga temannya di koridor.

Yeonjun tidak tahu dengan tepat siapa yang dipuji Woojin barusan, tapi matanya melihat Yena mendekat ke arah lelaki tampan itu dengan wajah pasrah dan lelaki itu menjadi orang yang paling banyak bicara tanpa melunturkan senyuman di wajahnya yang kata beberapa perempuan di dekat Yeonjun sangat menawan.

"Itu siapa sih, Jin?" Tanya Yeonjun pada Woojin, si teman sebangkunya. "Yang mana? Kalo yang cowok namanya Jung Jaehyun, dia anak kelas 3-1 jurusan Musik. Kalo yang cewek namanya Choi Yena, dia anak kelas 2-3 jurusan Dance."

"Mereka saling kenal?"

"Iya, satu klub di klub radio." Jawab Woojin kalem lalu melongokan kepala bersamaan dengan suara kedua orang itu yang terdengar sampai mereka.

"Sekalian puterin lagunya Lauv yang—"

"Yang kayak biasa." Sahut Yena yang membuat Yeonjun menyipitkan mata karena Jaehyun sudah tertawa dan mengoreksi kata-kata perempuan itu seperti mereka sedang saling menggoda sementara yang lain hanya sebagai penonton saja.

"Apaan maksudnya? Mereka pacaran?" Yeonjun menceletuk tidak santai dan Woojin meliriknya lewat sudut mata. "Nggak."

"Terus?"

"Mereka cuma senior sama junior doang kayak biasa. Bang Jaehyun juga udah punya pacar dari sekolah lain."

"Lah, perasaan akrab banget."

Woojin terkekeh, "Yena emang akrab sama semua angkatan. Alumni aja deket sama dia. Mau cewek mau cowok."

"Pacarnya Jaehyun nggak cemburu emang?"

"Cemburu sama Yena? Kayaknya nggak pernah, mereka hang out juga kok beberapa kali sama Bang Jaehyun atau cuma berdua aja. Lagian orang kayak Yena mana punya musuh? Anaknya kocak terus baik lagi." sahut Woojin persis seperti seorang pemuja Yena nomer 1. Yeonjun kembali berpikir ulang untuk menceritakan kedekatannya dengan Yena karena takut bakal direcoki setiap hari oleh Woojin yang terlihat naksir berat sama perempuan itu.

"Lo suka sama dia ya?" Tuduh Yeonjun memastikan.

Woojin mengedikan bahu tak ambil pusing. "Gue pernah nembak dia."

"Kalian pernah pacaran?!" Seru Yeonjun yang bikin Woojin mendecak sedih. "Nggak. Dia nolak gue."

"Alasannya apa?"

"Dia naksir orang lain."

"Dia ngasih tahu lo orangnya?"

"Nggak."

Yeonjun mendesah prihatin, ia merangkul bahu Woojin menenangkan sebelum matanya mendapati Yeji yang muncul bersama teman-temannya dari tangga dan sedang tertawa.

Ia kini berhenti bergerak dan mematung seperti batu ketika para gadis itu melewatinya sampai Woojin mengangkat kedua alis bingung dan tertawa karenanya.

"Oit, Dek!" Woojin memanggil mereka dan ia menunjuk-nunjuk Yeonjun dengan semangat. "Ada yang naksir nih! Anak baru namanya Yeonjun kelas 2-7!"

Yeonjun merutuk dan menutup mulut Woojin tanpa berani menoleh ke belakang. Pada akhirnya, ia menyeret pergi lelaki yang mendadak jadi pendek di sebelah tubuh raksasanya.

"Hah. Anak baru?" Perempuan dengan badge name Lia itu bersiul dan menatap punggung Yeonjun dengan seringaian lebar. "Lumayan juga."

"Keliatannya playboy nggak sih." Sahut Chaeryeong, si pemilik rambut merah, yang bikin Lia tertawa dan menyahutinya. "Setuju. Baru masuk aja udah langsung nge-tag anak orang."

Yeji tersenyum saja mendengarkan teman-temannya berasumsi ini-itu dengan liar sepanjang mereka berjalan menuju kelas sekarang.

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang