delapan belas

96 27 0
                                    

"Lihat nggak sih mukanya Kak Yeonjun waktu Kak Chuu lari tadi?" Tanya Somi sambil tertawa. Tzuyu mengangguk-angguk dengan geli dan memperagakannya ulang sambil memejamkan mata. "AMPUN!"

Somi terbahak puas, ia menyenggol Chuu yang akhirnya tersenyum lagi sambil mendengus malu.

Yeonjun tidak ada bersama mereka karena lelaki itu pergi ke gudang untuk mengambil bangku untuk dirinya sendiri sekaligus membawa kardus berisi barang-barang yang sudah tidak berguna sementara Yena sedang pergi mengambil makanan bersama Haechan atas perintah Jaehyun yang sudah menraktir mereka hari ini sebagai balasan tidak dapat membantu membersihkan ruang radio karena Jaehyun dan Eunwoo memiliki janji lain. Mereka langsung bergegas pergi menuju perpustakaan kota setelah memanggil tukang.

"Tapi jujur gue nggak tega deh, gue jadi merasa bersalah." Ujar Chuu sambil menggaruk pelipisnya. "Udahan deh, yuk. Jangan ngerjain dia kayak gini lagi."

"Fine. Gue juga ngerasa udah cukup buat 'hari ini'."

"Tzuyuuuu."

Somi dan Tzuyu terkekeh lalu berakhir saling mengangguk sebelum suara berisik Yena dan Haechan mulai terdengar.

"Asliiii, gue denger ceritanya dari Renjun. Dia ngeliat hantu di koridor lantai tiga waktu pulang terlambat karena keasikan ngegambar."

"Lo jangan nakut-nakutin ya, Chan."

"Gue nggak nakutin. Tapi kalo lo takut kesinian aja deket gu—BERCANDAA KALI!" Haechan buru-buru membuka pintu dan melarikan diri dari Yena.

Lelaki itu kemudian meletakan dua kantong plastik besar di atas meja yang membuat ketiga perempuan itu dengan sigap membongkarnya.

"Thanks God!" Somi mendesah kesenangan dengan mata menyala-nyala. "Untung gue nggak beneran bolos pertemuan hari ini."

"Lo udah niat mau bolos?" Seloroh Yena sambil melotot dari depan pintu. Somi menyengir saja sambil menunjukan gestur kecil dengan tangannya, "dikit."

Yena geleng-geleng kepala, ia juga datang dengan sekantong plastik lain di tangan, Chuu mendekatinya dan bertanya. "Lo bawa apa? Btw pintunya biarin kebuka aja, Na, kata tukangnya kalo ketutup dari dalem pintunya nanti bisa kekunci sendiri dan kuncinya masih dipegang Kak Jaehyun."

"Oh kayak gitu... Oke deh. Ini gue bawa es krim."

"KAK JAEHYUN JUGA BELIIN ES KRIM?!" Seru Tzuyu takjub. Yena buru-buru menggeleng. "Bukan, kalo ini Yeonjun yang pesen."

"Ada mint choco!" Seru Chuu dengan kegirangan mengambil satu-satunya es krim rasa mint choco dalam kantung tersebut. "Itu—"

Suara gedubrak dari depan pintu membuat mereka menoleh spontan. Yeonjun meringis sebelum merangkak dengan cepat dan menyingkirkan batu pengganjal tersebut sebelum menutup pintunya dengan napas ngos-ngosan.

"YEONJUN!" Pekik mereka bersamaan.

"Gue dikejar setan! SUMPAH GUE DIKEJAR SETAN!" Yeonjun membalas parno sebelum sepersekian detik, ia disadarkan kalau teriakan itu bukan karena mereka mengkhawatirkannya melainkan karena ia baru saja membuat sebuah bencana.

_____

"Kak Jaehyun masih belum bisa dihubungi?" Tzuyu menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Somi dan ia menyahut. "Nggak. Kak Eunwoo juga nggak."

Sudah lewat dari satu jam mereka terkunci di ruang radio dan semua makanan yang ada di meja sudah habis tak tersisa, namun tanda-tanda pintu ruang radio bisa terbuka masih belum terlihat sementara matahari sudah terbenam.

Chuu mendekati Yeonjun yang tampak merasa bersalah dan menepuk-nepuk bahunya menenangkan. Yeonjun menduga sikap baik Chuu muncul karena Yeonjun membiarkan perempuan itu memakan es krim mint choco yang sebenarnya dibeli Yeonjun untuk dirinya sendiri sekaligus meminta maaf tadi.

"Nggak pa-pa. Lo nggak perlu menyalahkan diri sendiri. Semua orang kalo panik pasti nggak bisa berpikir jernih." Ujar Chuu yang membuat Haechan menarik bangku mendekati mereka. Ia sudah penasaran dari tadi, tapi baru berani bertanya sekarang. "Lo beneran dikejar setan?"

"Bener. Gue ngelihat hantu perawan di koridor lantai tiga."

"Shit. Berarti bener yang dibilang Renjun."

"Gimana caranya lo tahu itu hantu masih perawan?" Respon Tzuyu berbeda dari Haechan. Yeonjun mengangkat kepalanya, ia menatap para perempuan itu yang kini telah menaruh atensi terhadapnya.

Haechan mendecak, "Nggak usah didengerin, Bang. Ceritanya gimana sampai lo bisa ketemu itu hantu?"

"Gudangnya kan letaknya dipojok koridor lantai tiga pas sebelah kamar mandi kan?" Cerita Yeonjun mengawali. Mereka semua mendengarkan dengan seksama. "Setelah gue naro boks dan ambil kursi, gue mampir dulu ke kamar mandi. Di situ firasat gue udah nggak enak, gue selalu nengok ke kaca karena ngerasa ada yang ngawasin."

Yeonjun menelan ludah dan ia mencondongkan tubuhnya ke depan. "Terus gue mulai denger suara langkah kaki, tadinya pelan dan samar banget. Tapi lama-kelamaan, suaranya jadi makin gaduh, ada satu pintu toilet buka-tutup sendiri dan suara kebantingnya keras banget,"

"Gue masih denial di situ, jadi gue nyamperin pintu itu karena penasaran, eh ada kepala cewek muncul dari dalam kloset. Bangsat. Gue merinding lagi kan sekarang. Rambutnya panjang banget sampai nyentuh lantai, dan tiba-tiba dia ngerangkak kayak laba-laba, jadi gue—ANJINGGGGG!!!"

Yeonjun berteriak diikuti pekikan yang lain ketika lampu ruangan tiba-tiba mati. Tubuhnya sudah bergetar karena terkejut sekaligus takut, untung saja Tzuyu cepat-cepat menyalakan senter lewat ponselnya.

"Cuma mati lampu. Cuma mati lampu." Ucap Tzuyu menenangkan. Ia kemudian menyenteri mereka lebih dulu untuk menghitung.

Yeonjun juga membuka matanya dan melakukan hal yang sama sebelum ekspresi takutnya berubah menjadi dingin ketika ia melihat sepasang tangan yang bertaut itu.

"Kayaknya gue lihat ada lampu emergency di atas, gue ambil dulu." Somi bangkit dari duduknya dan kelihatan paling berani dibanding yang lain, "Gue bisa bantu senterin." Sahut Yeonjun sambil mengeluarkan ponsel dan mengekori Somi tanpa diminta.

Yeonjun berpikir, lebih baik mengalihkan pikirannya dari bayangan sepasang tangan yang tertaut dengan sangat erat itu.

Karena dia benar-benar nggak menyukainya. Persetan dengan hantu perawan yang membuat harinya bertambah buruk lebih dari apapun.

Yeonjun menyalahkan hantu itu atas perasaaannya yang kacau.

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang