lima belas

95 23 2
                                    

"ARGHHH SAKITT!!"

Yeonjun mengusap jidatnya yang menabrak pintu ruang radio dan ketika ia mendorongnya, pintu tersebut lepas dari engselnya. Yeonjun membelalak terkejut, belum lagi teriakan kaget dari dalam.

"GUE KEJEPIT! GUE KEJEPIT!"

Yeonjun buru-buru menyingkirkan pintu itu dan menyenderkannya di tembok dengan panik. "Eh, eh, maaf! Maaf! Lo luka nggak?"

"Nggak pa-pa. Nggak pa-pa." Sahut perempuan berkuncir dua itu dengan cepat, ia membereskan rambutnya dan menatap Yeonjun dari bawah sampai atas memindai. "Lo... siapa?"

"Oh," Yeonjun berdeham. Ia kemudian menunjukan kertas di tangannya sebelum mengulurkan tangan. "Gue anak baru, nama gue Choi Yeonjun. Kata Woojin di sekolah ini wajib punya klub, jadi gue isi formulir klub radio kemarin dan mau nyerahin formulirnya ke ketua klub radio."

"Oh gitu, gue Chuu, anggota klub radio juga." Ucapnya memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Yeonjun sebelum tersadar kalau semua orang sedang pergi, "Eh, tapi Kak Jaehyun sama Kak Eunwoo—ketua sama wakil klub radio—nggak ada di sini. Anak-anak radio lagi di gedung baru ngecek ruangan baru. Gue juga mau ke sana, lo mau ikut?"

"Tapi pintunya gimana?"

"Biarin aja di sini. Bukan salah lo kok, emang pintunya udah setengah rusak." Ujar Chuu menenangkan dengan cengiran manisnya. Ia memberi isyarat kepada Yeonjun untuk berjalan bersama dan Yeonjun menyamakan langkah mereka.

Chuu menoleh, "Kenapa mau masuk klub radio?"

"Gue... pernah beberapa kali jadi penyiar di sekolah sebelumnya." Ucap Yeonjun berusaha tidak salah tingkah, tapi karena Chuu menatapnya seolah sedang mengorek sesuatu, ia jadi menambahkan. "Oke, sebenernya gue denger, katanya ada agenda bacain surat cinta anonim setiap sebulan sekali. Gue... tertarik karena itu."

"Tapi lo tahu kan lo nggak perlu jadi anggota klub radio kalo mau ngirim surat cinta?" Sahut Chuu dengan kedua alis terangkat dan mulut membulat sempurna.

"Gue nggak bilang pingin nulis surat cinta." Sergah Yeonjun sambil menggaruk kupingnya yang memerah. Chuu terlihat bingung tapi mengangguk-angguk saja. Ia menyatukan kedua tangannya di belakang tubuh lalu melirik Yeonjun sekali lagi mengagumi proporsi tubuhnya sambil berjalan menuju gedung baru.

"Chuu, lo kenal cowok gondrong itu?" Tanya Yeonjun saat melihat beberapa anak lelaki yang menongkrong di tangga sambil fokus memainkan game di ponsel mereka. Chuu mengikuti arah pandang Yeonjun lalu menyahut cepat. "Kak Yuta? Dia masih temennya Kak Jaehyun, kenapa kok nanyain dia?"

"Hah? Enggak. Gue cuma penasaran. Dia kayaknya deket ya sama Yena?"

"Wah, lo udah kenal Yena?!" Chuu menyahut antusias sementara reaksi Yeonjun berupa sebuah ringisan. "Gue rasa, nggak ada yang nggak kenal cewek itu di sekolah ini—seenggaknya menurut apa yang gue denger dari Woojin."

Chuu tertawa riang dan ia segera mengiyakan. "Emang bener kok. Yena anaknya baik, humble dan lucu, jadi kalo ada yang nyinyir tentang dia udah bisa dipastiin mereka cuma orang-orang iri." Ucap Chuu dengan hangat.

Ia kemudian mengedikan dagu ke arah orang yang sedang dibicarakan ketika mereka sampai di lantai dua gedung baru yang masih bau cat. Yena berdiri santai sementara seorang perempuan cantik dengan tubuh tinggi semampai menggandeng lengannya sambil menyender nyaman, mereka berdua tampak sedang berbincang dengan sosok lain yang ada di dalam ruangan dan tidak bisa dilihat oleh Yeonjun dari tempatnya berada.

"Omong-omong soal Yena sama Kak Yuta," Chuu menyadarkan Yeonjun dan menarik perhatian lelaki itu. "Mereka mulai dekat waktu Pekan Olahraga Sekolah setahun yang lalu, cincin Kak Yuta ngegelinding ke tangan Yena kayak difilm-film terus terekam sama anak dokumentasi dan dimasukin ke Youtube sekolah."

"Ada kejadian kayak gitu? Nyata?" Sahut Yeonjun tak percaya yang membuat Chuu tertawa karenanya. "Iya, serius. Hidupnya Yena tuh asal lo tahu aja ya, kayak drama yang genrenya romance-comedy."

Chuu menarik napas panjang dan sepertinya cerita yang ia miliki belum selesai, "Anak-anak sering banget ngeledekin mereka pasutri tapi tenang aja, mereka cuma temenan kok. Kak Yuta sebenernya naksir sama Sakura, temennya Yena juga, dan mereka jadian karena Yena jadi mak comblangnya."

"Dia kayaknya sering banget jadi mak comblang deh." Respon Yeonjun cepat.

"Gimana bisa lo tahu?" Tanya Chuu.

"Woojin yang bilang." Jawab Yeonjun seadanya. Ia kemudian bertanya kepada Chuu, "Lo juga pernah dicomblangin sama dia?"

Chuu mengulas senyum lebar dan mengangguk. Ia lalu mengeluarkan ponselnya hanya untuk memamerkan foto-fotonya dengan sang pacar yang jadi lockscreen.

"Taraaa~" kata Chuu yang kemudian menyimpan ponselnya lagi dan berbisik kepada Yeonjun. "Lo kalo suka sama cewek, bilang aja sama Yena, pasti dibantuin kok."

"Apa semua orang deket sama dia karena berharap dicomblangin?" Tanya Yeonjun yang merasa aneh. Chuu langsung menoleh cepat dengan mata yang merasa bersalah, Yeonjun jadi panik melihatnya apalagi ketika Chuu menyahut pelan. "Lo berpikir gue manfaatin Yena ya?"

Mampus deh.

"Nggak. Nggak kayak gitu."

Mata Chuu berkaca-kaca sekarang, lalu detik selanjutnya ia berbalik pergi sambil menangis meninggalkan Yeonjun melotot di tempatnya.

"CHUU!" Teriak Yeonjun bingung. Ia menjambak rambutnya frustasi bersamaan dengan suara derap langkah kaki yang mendekat.

Yeonjun terhenyak saat seseorang menyentak bahunya keras. "Lo apain Chuu?" Tanya Yena marah.

"Gue... gue nggak—YENA!" Yeonjun mengerang karena Yena kini sudah berlalu dari hadapannya mengejar Chuu.

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang