tiga puluh empat

89 24 3
                                        

"Loh? Kok cewek?"

Cowok berambut cepak itu mengerjap dan mundur lagi untuk mengecek nomor kamar dan melirik ponselnya. "Bener kok,"

"Maaf, nyari siapa ya?" Tanya Yena dengan kedua alis terangkat yang membuat lelaki berambut cepak itu melotot. "Lo bisa bahasa Indonesia?"

"Iya, nyari siapa ya?" Tanya Yena defensif dan terlihat curiga.

"Yeonjun. Choi Yeonjun. Gue sepupunya, nama gue Hyunsuk. Ini bener kamarnya, kan? Gue denger dia lagi sakit,"

"Eh? Tunggu sebentar, biar gue panggil dulu si Yeon-" katanya sambil berbalik dan berakhir menabrak dada Yeonjun yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya. Yena terhuyung, ia nyaris terjungkal kalau Yeonjun tidak melingkari lengannya di bahu perempuan itu dan menahannya.

Hyunsuk menatap Yeonjun terkejut sambil menutup mulutnya dengan kepalan tangan kiri sementara lelaki itu melototinya.

"Ngapain lo ke sini?"

"Dia ini beneran sepupu lo?"

"Sayangnya, iya." Balas Yeonjun sambil menunduk menatap Yena yang kini sudah menarik dirinya dan menghadap Hyunsuk dengan senyum kecil-ekspresi yang sangat berbeda dengan tadi.

Yeonjun mengerutkan alis ketika tiba-tiba ia melihat Yena mengulurkan tangan. "Maaf karena tadi gue malah mau langsung kabur. Gue takut bakal ditipu jadi mau memastikan. Gue harap lo nggak tersinggung sama sikap gue tadi. By the way, gue Yena, temennya Yeonjun."

"Ah, just chingu," Hyunsuk terlihat tertarik dan menyeringai kecil saat ia hendak menjabat tangan Yena. "Sebelumnya maaf kalo lancang, but do you have a boyfriend? Karena gue ragu kalau cewek secantik lo masih single, but at the same time, I think it'll be a good news for me."

"N-"

"Nggak usah ganjen dah lu!" Seru Yeonjun yang langsung menepis tangan Hyunsuk sebelum menurunkan tangan Yena cepat dan menggenggamnya. "Jangan mau digodain dia, ceweknya banyak." Ujar Yeonjun menakuti.

Hyunsuk melirik ke arah genggaman tangan sepupunya dengan otak yang berputar keras sebelum Yeonjun beralih kepadanya galak.

"Lo ngapain juga ke sini? Bukannya kita janji ketemuan di Paris?"

Hyunsuk mengedikan bahu, "Tante bilang lo sakit, jadi gue pikir lo bakal mati sebelum nyampe ke Paris. Tapi ternyata, keadaan lo nggak seburuk itu."

"Yaudah, pulang lagi sana." Usir Yeonjun. "Lain kali nggak usah repot-repot."

"Chill, bro. Karena sekalipun repot gue nggak menyesal udah datang," jawab Hyunsuk sambil melirik ke arah Yena dan menyunggingkan senyum manis. "Nice to meet you, Yena."

Yena tersenyum saja sebelum ia memberitahu, "Gue sama Yeonjun kebetulan tadi mau keluar nyari udara segar. Kita mau jalan-jalan sekalian nyari makan. Kalo lo nggak keberatan, lo mau gabung sama kita?"

"Ngapain sih ngajakin dia?"

"Dia udah jauh-jauh ke sini ngekhawatirin lo. Sadar diri kenapa sih? Jangan gitu-gitu amat jadi orang," geram Yena yang membuat Yeonjun mendecak.

Yena menarik tangannya dari genggaman Yeonjun kemudian ia pamit untuk mengambil jaket dan juga tas ke kamarnya sehingga kini Yeonjun hanya berhadapan dengan sepupunya yang terlihat ingin mengatakan sesuatu.

"What?"

"Lo nggak kelihatan seperti seseorang yang sedih karena mau ditinggal nikah mantan pacarnya,"

"Lo nggak tahu." Balas Yeonjun sinis.

Hyunsuk mengedikan bahu, lalu ia menoleh ke pintu kamar Yena sebelum bersuara. "Jadi dia itu temen lo?"

"Iya."

"Bener-bener cuma temen?" Ejek Hyunsuk yang membuat Yeonjun menyipit. "What do you mean?"

"Nothing. Apa dia udah punya pacar?"

"I ask you, what do you mean?"

"She looks gorgeous. Wajar kan kalo gue tertarik? Gue nih laki-laki normal,"

Wajah Yeonjun mengeras dan ia menyahut dingin, "Don't you dare."

Tawa Hyunsuk pecah. Ia menyentak kepalanya lalu menyahuti Yeonjun geli. "Kenapa? Ini nggak seperti gue bakal mencuri pacar orang. Kalo dia lajang, dan gue lajang. Bukannya normal kalo gue ngedeketin dia?"

"Lo mau mati?"

"Kalian nggak cuma temenan kan? Akui aja," Semprot Hyunsuk dengan cepat. "Do you love her? Make sense. Itu sebabnya lo kelihatan baik-baik aja meski ditinggal nikah sama Yeji."

Yeonjun pikir, ia nyaris menonjok sepupunya sendiri kalau Yena terlambat keluar dari kamarnya dan menarik atensi mereka.

"C'mon!" Seru Yena dengan cengiran kecil. Ia mengedikan dagu untuk memimpin jalan dan Yeonjun memanfaatkan kesempatan itu untuk menepuk bahu Hyunsuk dan memperingatinya. "Gue nggak peduli lo mau deketin atau mainin cewek mana pun. Tapi nggak dia. She doesn't deserve a man like you."

"Talk to yourself first, bro. If you think so, maybe it's neither you nor me," Sahut Hyunsuk tidak takut dan kini ia sudah menyusul Yena yang langsung mengajaknya berbincang akrab.

Yeonjun mengepalkan tangannya dengan kesal sementara kedua orang itu menunggunya di dalam lift tanpa terganggu sama sekali seperti tidak keberatan walau Yeonjun tidak kunjung datang sekalipun.

Itu mengganggunya-ralat, benar-benar mengganggunya.

_______

dimohon kepada oknum cyj segeralah bergerak sebelum diamuk massa

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang