dua puluh enam

102 23 0
                                    

"Kemarin lo nge-date ya sama Yeji?!"

Wooyoung, lelaki yang duduk di depan Yeonjun di kelas, baru saja datang dan memecah keheningan kelas. Yeonjun yang semula sedang menyalin PR bersama Woojin langsung mendongak. "Hah?"

"Nggak usah hah-heh-hoh. Gue lihat kalian nonton di bioskop kemarin!" Sahut Wooyoung dengan seringaian lebar. Ia kini mengambil tempat di depan Yeonjun dan memainkan alisnya sementara Yeonjun mendecak, "Apa?"

"Gimana rasanya ngedate sama Yeji?"

"Wooyoung kepo soalnya dia pernah ditolak sama Yeji." Sahut Woojin yang dibalas tendangan Wooyoung di bawah meja. "Nggak usah buka kartu kali, Nyet. Itu masa lalu. Masa depan gue udah terlihat jelas sama cewek gue yang cantiknya nggak ada duanya sekarang."

Woojin memberikan gestur pura-pura muntah setelah menyelesaikan PR biologinya. Ia kemudian bercerita, "Yeji tuh selektif banget sama cowok. Terakhir kali, dia jalan sama cowok selain si Hyunjin tuh waktu masih jadi siba."

"Hooh. Dia jalan sama Jeno."

"Jeno siape?"

"Temennya si Haechan." Sahut Wooyoung cepat lalu ia tersadar. "Haechan yang satu klub sama lu, Jun. Satu geng mereka,"

"Waktu MOS tuh Yeji sama Jeno menang Raja & Ratu. Terus ketahuan pernah jalan bareng, kirain habis itu mau jadian, eh si Jeno pacarannya malah sama Yuri. Puncak komedi." Woojin geleng-geleng kepala ketika bercerita sebelum ia bangkit dari duduknya.

"Ayolah ke kantin, laper gua,"

Yeonjun mengangguk, ia berdiri mengikuti Woojin disusul Wooyoung yang masih penasaran menginterogasinya.

"Gimana, Jun? Ceritain elah, gue penasaran."

"Anaknya seru." Yeonjun menjawab sekenanya.

"Terus?"

"Ya udah."

"Kalian nonton doang? Habis itu langsung pulang?"

"Lu kepo banget anjrit?" Woojin menyela dan menepuk jakun Wooyoung dongkol hingga lelaki itu terbatuk. Ia kemudian memberi isyarat kepada Yeonjun agar melihat ke satu arah.

Yeonjun tidak mengerti, tapi pandangannya bergerak sesuai arah mata Woojin dan ia mendapati Yeji di sana sedang kerepotan membawa setumpuk buku.

Senyum di wajah Yeonjun tercipta begitu saja, ia menepuk bahu Woojin sebelum pamit pergi dan menghampiri Yeji.

"Hai,"

Yeji mendongak mencari sumber suara. Matanya membesar ketika mendapati Yeonjun namun senyum lelaki itu menularinya. "Hai, Kak,"

"Mau ke mana?" Yeonjun bertanya basa-basi.

"Mau nyetor buku ke kantor."

"Ohh, gue juga mau ke sana. Bareng aja," Yeonjun mengambil alih tumpukan buku dari tangan Yeji dengan santai tanpa memedulikan banyak pasang mata yang mengamati mereka.

"Om jangan diambil om," Ujar Yeji mencairkan situasi. Untungnya berhasil, Yeonjun tertawa karenanya.

"Btw, ini mau ditaruh di mana?"

"Meja Bu Bomi,"

"Bu Bomi?" Yeonjun membulatkan mulut spontan sehingga Yeji mengangkat kedua alis bingung.

"Kenapa?"

Yeonjun menggerakan satu tangannya yang bebas membentuk paruh bebek yang artinya tuh guru bawel banget.

Yeji melotot tak percaya. Pelototannya bikin Yeonjun gemas dan mengangkat kepala mengusak puncak kepalanya geli.

"Bercanda," Ujar Yeonjun dengan jenaka. Mereka melanjutkan langkah menuju ruang guru dengan pembicaraan sesantai Yeji yang bercerita bagaimana bawelnya Hyunjin ketika ia sampai rumah kemarin dan Yeonjun yang mendengarkan sepenuh hati.

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang