sembilan belas

82 25 0
                                    

Sebelum baterai ponsel mereka habis, Yena sudah memberi instruksi kepada teman-temannya untuk menghubungi orang rumah lebih dulu, dan menghimbau untuk mengarang alasan agar tidak membuat keluarga mereka khawatir. Toh, satu-satunya orang yang bisa menolong mereka selain satpam hanya Jaehyun dan lelaki itu masih tidak bisa dihubungi sampai detik terakhir.

"Kabarin nih nyokap lo." Ucap Yena sambil menyodorkan ponselnya kepada Yeonjun karena ponsel lelaki itu sudah mati. Yeonjun menyahut, "Lo kan udah bilang ke Bang Sungmin."

"Iya, tapi Bang Sungmin kan bukan nyokap lo. Dia pasti tetep nyariin dan khawatir." Balas Yena yang membuat Yeonjun mengambil ponselnya dan menelepon.

Obrolan mereka tidak dapat didengar oleh yang lain karena semua orang tampak sibuk dan kelelahan.

Mungkin satu-satunya hal paling menguntungkan dari ruang radio adalah lantai rangkap yang berada di ruangan ini. Tidak benar-benar seluas lantai dua, tapi cukup untuk dipakai tidur lebih dari dua orang.

"Cewek-cewek tidur aja di atas." Ucap Haechan yang dibalas anggukan oleh Yeonjun. "Gue sama Haechan bisa tidur di atas bangku. Sekalian jaga kalau aja ada orang di luar atau satpam yang keliling."

Empat perempuan itu sudah terlalu lelah untuk merespon, jadi mereka menaiki tangga dengan teratur sebelum merebahkan diri di atas lapisan matras sekolah yang dialasi karpet berbulu dan dilapisi selimut panjang yang tebal, tergolong sangat nyaman karena mereka juga memiliki banyak boneka untuk dijadikan bantal.

"Jadi kita nemenin Somi camping lebih awal?" Celetuk Yena bikin teman-temannya terkekeh spontan. Sekolah mereka memang memiliki rencana untuk mengadakan kegiatan piknik di hutan sebelum libur panjang untuk siswa kelas 1. Tahun lalu angkatan Yena juga melakukannya sebagai peserta dan tahun ini rencananya angkatan Yena akan menjadi kakak pembimbing.

Somi mendekap bonekanya dan berbaring miring, ia bertanya penasaran. "Mau nanya deh. Emang bener ya banyak yang cinlok waktu camping?"

Yena menyenggol kaki Chuu, "Ceritain Chuu."

"KAK CHUU CINLOK SAMA KAK Q WAKTU CAMPING?!" Seru Somi yang mendadak tenaganya langsung penuh. Chuu menyengir saja dibalik bonekanya. "Gitu deh."

"Eh nggak asik banget. Ceritain dong sekalian." Ucap Tzuyu memancing.

"Ihhh malu lahh!"

"Gara-gara ada yang kesurupan nggak sih di tenda lo?" Celetuk Yena mengawali dan Somi jadi bergidik ngeri. "Demi apa ada yang kesurupan?"

Tzuyu melotot ketika kilas balik masa lalu melintas di kepalanya. "Ohhh! Oh yang itu ya! Gue inget! Gue inget!"

Yena melirik Chuu dengan cengiran dan kini perempuan itu jadi lebih berani melanjutkan ceritanya. "Iya. Jadi ceritanya kan gue satu tenda sama Yves sama Kim Lip sama Arin juga. Nah, dari awal sampai hutan tuh, si Yves udah nggak fit, dia sempet tidur di tenda kesehatan juga, dia dirawat sama Kak Jiho, tapi cuma sampai sore doang. Waktu acara api unggun dimulai dia udah gabung lagi sama gue dan yang lain, dia duduk di sebelah gue, dan badannya emang dingin banget."

"Ngeri bangettt. Jangan-jangan disitu dia udah kerasukan ya?"

"Mungkin iya, tapi gue nggak langsung mikir ke sana. Gue mikirnya Yves cuma demam, makanya gue ngajakin dia balik ke tenda daripada di luar kedinginan."

"Berdua doang?"

Chuu mengangguk. "Tapi anehnya dia nggak mau ke tenda kesehatan, gue tanya kenapa tapi dia cuma diem aja. Jadi gue bawa dia ke tenda kita—sumpah gue jadi deg-degan lagi tahu nggak sih? Tangan gue keringet dingin lagi tuh."

"Gue jugaaa, Kak! Gue jugaaa. Tapi gue penasaran huhuhu."

"Terus habis kalian ada di tenda gimana tuh, Chuu?"

"Ya gue bantuin Yves tiduran dong. Gue atur biar posisi bantalannya nyaman, dan gue juga ngasih dia selimut. Nah di sini gue mulai ngerasa dia 'beda', suaranya berubah jadi berat waktu nendang-nendang selimut itu. Terus waktu gue nggak sengaja lihat matanya, matanya udah berubah jadi hitam. Gue ngejerit lah, gue takut, apalagi dia hampir nyekek gue." Cerita Chuu panjang lalu ia menggaruk pelipisnya salah tingkah. "Terus kayaknya Q denger teriakan gue, dan dia langsung nyamperin. Dia ngelindungin gue gitu, dan langsung minta tolong temennya—gue lupa siapa tapi kalo nggak salah si Haknyeon deh—buat manggil guru sekalian bawa gue ke tenda kesehatan karena gue masih syok."

"Gue ngelihat sendiri dia nahan Yves sekuat tenaga sampai mukanya kena cakar. Sumpah. Gue nggak bisa nggak naksir dia setelah kejadian itu, terus waktu gue cerita ke Yena, dia langsung ngenalin gue sama Q. Jujur malu sih, tapi Q anaknya lucu dan gentle banget gue sukaa. Makanya walaupun gue ngeri-ngeri sedap inget kejadian camping waktu itu, gue memilih buat nggak melupakannya."

"Cocok lagi. Chuu sama Q." Respon Somi dengan cepat yang kemudian merapatkan diri ke arah Yena yang menyahut. "Genre hidupnya Chuu tuh horor-romantis. Adeknya bisa ngelihat hantu, terus ketemu Q juga gara-gara hantu,"

"Dan funfact aja ternyata Q ngerasa boneka Chucky tuh lucu."

Mereka tertawa sekaligus meringis bersamaan. Karena posisinya saat ini adalah Tzuyu-Somi-Yena-Chuu jadi Somi bisa memeluk Yena dan menyahut lagi. "Omong-omong genre. Menurut lo, genre gue apa, Kak?"

"Lo? Pure Action." Sahut Yena mengungkit kelakuan barbar Somi yang membuat Jaehyuk—cowok yang perempuan itu suka—berakhir masuk rumah sakit karena sendinya robek setelah ditendang Somi.

Somi mengerang, dan baik Tzuyu ataupun Chuu tertawa lagi dengan puas. Kejadian itu pernah bikin heboh satu sekolah karena ambulans datang ketika jam pelajaran masih berlangsung.

"Kalo gue? Kalo gue?" Tanya Tzuyu ikutan. Namun bukan Yena yang menjawab melainkan Somi. "Genrenya nggak tahu ya. Tapi gue punya judul ftv yang cocok buat hidup lo."

"Apaan?" Tanya Yena yang sudah tergelak sementara Tzuyu merengut.

"Gebetanku adalah Mantan Pacarnya Sepupuku."

"Brengsekkkkkk."

Yeonjun yang diam-diam mendengarkan jadi melirik Haechan yang sudah memejamkan mata. Sekelibat tanya itu muncul di kepala Yeonjun malam ini.

Lalu bagaimana cerita Haechan bisa berakhir menyukai Yena?

Yeonjun memang penasaran. Tapi ia memilih untuk tidak pernah menyuarakannya kepada siapapun.

Yeonjun menekankan di dalam kepalanya seperti malam itu, ia sama sekali tidak peduli.

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang