sembilan

106 28 1
                                    

Dua hari kemudian, Yeonjun sudah mewanti-wanti Yena untuk ke apartemen Jaebi karena dia benar-benar ingin bertemu Yeji. Padahal, di sekolah pun sebenarnya mereka juga bertemu dan setiap kali mereka bertemu Yeonjun cuma mematung seperti batu. Yena tidak mengerti bagaimana jadinya kalau Yeonjun berada di satu ruangan yang sama dengan Yeji kalau lelaki itu saja bersikap seperti robot rusak.

Jadi Yena mengancamnya, kalau Yeonjun tidak melakukan pergerakan, ia tidak mau menemani lelaki itu lagi.

Yeonjun mengiyakan dengan cepat, dan walau akhirnya ia benar-benar merasa tangannya dialiri oleh keringat dingin, ia tidak mengatakannya kepada Yena.

Orang yang membuka pintu apartemen tersebut bukan Jaebi namun seorang perempuan yang wajahnya mirip lelaki itu, yang kemudian baru Yeonjun ketahui adalah Seulgi, pacarnya Jaebi.

Seulgi memeluk Yena dan berkata kalau Joy merindukannya dan walau Yeonjun tidak tahu siapa wanita itu, Yeonjun menebak Yena pasti cukup dekat dengannya.

"Ini pacarmu?" Tanya Seulgi saat melihat ke arah Yeonjun. Yena menjawab dengan cepat. "Bukan, dia cuma tetangga aku."

"Kelihatannya nggak cuma sebatas itu." Ledek Seulgi yang membuat Yena kemudian maju dan membisikinya sesuatu. Yeonjun tidak mendengarnya tapi melihat bagaimana Seulgi membelalakan mata dan menarik tangan Yeonjun masuk ke dalam dan membisikinya petuah, Yena pasti memberitahu perempuan itu tentang Yeji.

"Yeji lagi motong buah di dapur, kamu tanya dia di mana gelasnya, bilang disuruh Kak Seulgi. Go! Go! Go!" Ujar Seulgi yang membuat Yeonjun menelan ludah. Wanita itu bahkan memberinya dorongan kecil.

Yeonjun pada akhirnya menurut dengan ragu-ragu dan canggung. Ia mendekati Yeji yang ternyata memang sedang memotong buah di dapur dan menatanya di atas piring.

Dengan gugup, Yeonjun bertanya. "Sorry, tempat gelas di mana ya?"

"Maaf?" Yeji mengangkat kepala dan mata besarnya mengerjap ketika mendapati Yeonjun. Ia mengangkat alisnya terlihat terkejut dan Yeonjun mengulang dengan berusaha santai. "Tempat gelasnya di mana ya? Gue dimintain tolong sama Kak Seulgi buat ambil gelas tadi."

"Oh, sebentar." Yeji menyahut dan berbalik, Yeonjun memutari meja dan berdiri di belakangnya.

Lalu begitu saja, adegan picisan yang ada di dalam drama terjadi juga pada Yeonjun. Lelaki itu merasakan jantungnya akan meledak dan Yeji bahkan tidak bergerak ketika Yeonjun mengambil beberapa gelas dengan mudah karena tingginya memang menjulang.

"Sorry, and thank you." gumam Yeonjun ketika menyadari betapa canggungnya situasi mereka. Yeji menggaruk tengkuknya spontan dan mengangguk. "Gue.. gue lanjut potong buah ya kalo gitu." Sahutnya yang kemudian segera menyingkir.

Yeonjun memejamkan mata dan merutuk spontan. Ia kemudian membawa gelas-gelas itu ke meja besar, dan mencari Yena yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

Oh, tidak benar-benar menghilang. Yeonjun bisa melihat punggung perempuan itu dari celah pintu menuju balkon dan Yeonjun mendekat ke arahnya di mana suara tawa itu semakin jelas terdengar.

"Sumpah, njir! Haechan tuh nyariin lu hari itu, terus waktu anak-anak bilang lu udah pulang sama cowok baru, dia ngomel-ngomel sendiri." Seloroh suara lelaki itu dengan geli. Yeonjun menyipitkan mata dan mulai mengenali kalau lelaki itu adalah Hyunjin, kembarannya Yeji. "Mana buru-buru banget pake sendal kropi warna pink punya mamanya. Bangsat banget tuh orang asli."

"Elu tuh," Yena geleng-geleng kepala. "Jangan keseringan ngerjain anak orang! Ntar kena karma!"

"Karma apaan? Ditolak berulang-ulang tapi masih naksir orang yang sama kayak si Haechan?" Hyunjin tergelak. "Tapi gue akuin mentalnya dia kuat banget sih. Berapa kali coba dia nembak lo tapi lo tolak mulu?"

Yena menghela napas dan Hyunjin menyenggol lengannya.

"Lo sebenernya suka sama dia kan?"

"Siapa sih yang nggak suka sama cowok lucu terus baik nggak ada otak kayak dia, Jin?" Seloroh Yena dengan cepat. Ia kemudian membasahi bibirnya ketika Hyunjin menyahut santai. "Terus kalo saling suka kenapa denial? Kalo dia nembak lo lagi, terima aja."

"Kalo putus gimana?" Balas Yena cepat bersamaan dengan Yeonjun yang menginjak balon tanpa sengaja. Lelaki itu mengumpat spontan dan menunduk, ia memungut sampah balon itu bersamaan dengan kedua orang yang kini beralih menatapnya terkejut.

Haechan siapa lagi, anjrit?!

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang