empat puluh empat

121 22 0
                                    


    Yena nyaris saja menjerit ketika ia mendapati wajah terlelap Yeonjun ketika membuka matanya. Spontan, ia mengecek pakaiannya dan mendesah lega ketika mendapati semuanya masih utuh.

     "Harusnya gue nggak mabok," Yena mendudukan diri dan menjambak rambutnya frustasi ketika satu per satu memori mengenai kejadian semalam terlintas dalam benaknya.

     Then kiss me now.

    "Oh my—"

     Cause I want it too.

     "My—"

      I want you.

     Jeritan Yena mengudara saat perempuan itu berbalik dan segera menelusupkan wajahnya di bantal menahan malu. Padahal ia yakin, bukan dirinya yang mengatakan itu. Tapi kenapa rasa malunya naik sampai ubun-ubun?!

      "Damn. It's 7 AM."

      Yena menoleh horor. Ia segera mengguncang bahu Yeonjun yang bersiap kembali tidur dan segera menginterogasinya. "Did we kiss last night?"

      "Did we—apa?"

      Yena menggeram, matanya dengan jelas mendapati seringaian tertahan di wajah Yeonjun meski lelaki itu belum membuka matanya ataupun menunjukan separuh wajahnya yang tertutup bantal.

     "Did we kk—LO PASTI NGERTI LAH MAKSUD GUE?!!"

      "Nggak tuh. Nggak ngerti. Emang apa?"

      "Brengsek."

      "Ouch. You're rude, but it's okay."

      Yena menganga tak habis pikir, perempuan itu menyugar rambutnya sebelum mengambil bantal untuk memukuli Yeonjun kesal. Yeonjun terperanjat, ia dengan heboh berusaha menghindar sebelum tubuhnya berakhir jatuh ke lantai.

      Erangannnya mengudara, namun alih-alih menanyakan keadaannya, Yena justru mengulang pertanyaan yang sama sambil menjambak rambutnya brutal.

       "Jawab gue sekarang! Did we kiss last night? Gue nggak bakal nanya kalo gue ingat semuanya—!!"

       "Mau diingetin?"

       "Mau gue pukul?!"

       "Lepasin dulu, ah! Sakit tahu!"

       Yeonjun merutuk sebal sambil mengusap tengkuknya yang perih begitu Yena melepaskan jambakan pedasnya. Kemudian, tatapannya beralih ke arah kaki gadis itu dan kini ia beranjak untuk mengeceknya. "Kakinya masih sakit?"

      "Nggak usah sok peduli deh," Umpat Yena dengan wajah marah.

      "Ketik 1 kalo udah gasakit."

      "Beris1k."

      Tawa Yeonjun pecah dengan renyah, tapi lelaki itu segera membalik badannya dan berjalan keluar dari kamar Yena sehingga sang empunya kembali bersungut-sungut.

      "Lo belom jawab pertanyaan gue!"

      "Bukannya gue punya pilihan buat nggak jawab? Kalo lo nggak bisa mengingatnya itu salah lo, dong? Btw, ini keik kapan? Masih bisa dimakan?"

      "Jangan buka-buka kulkas gue! Itu keik kemarin, kayaknya masih enak. Belom jamuran kan? Coba keluarin."

      "Idih nyuruh-nyuruh."

      "Ini tempat siapa?!"

      "Iyeeee tempat lu punya,"

       Yeonjun mengeluarkan keik tersebut dan meletakannya di atas meja tepat di depan Yena. Ia mendekat untuk mencolek krim tersebut dan mencicipinya pada colekan pertama sementara pada colekan kedua ia gunakan untuk mengerjai Yena.

how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang