Taehyung berjalan memasuki kamarnya di hotel dimana dia menetap untuk beberapa hari kedepan. Ya, undangan untuk menghadiri Paris Fashion Show dari merek yang sangat dia kagumi membuatnya harus rela berjauhan dengan sang kekasih.
Di ranjang hotel yang memiliki kualitas bintang lima itu, dia terduduk. Memainkan ponselnya setelah beberapa lama tidak menyentuh benda pipih tersebut.
Lelaki yang memiliki paras bak dewa Yunani itu tampak terkejut saat melihat beberapa panggilan serta pesan yang masuk. Tentu saja kalau bukan dari sang kekasih yang tengah berada jauh dari belahan bumi dimana dia berada.
Tak berhenti dengan keterkejutan tersebut, adapun yang lebih mampu membuatnya seketika merasa ngeri adalah kemarahan Jennie yang terasa meski hanya dari pesan yang dikirim padanya.
"Sepertinya club malam membuatmu sangat sibuk."
Sungguh apakah dia akan mengalami peperangan disaat seperti ini? Ketika dia pun tengah berada jauh sehingga tak bisa langsung meluluhkan hati perempuan yang begitu dipujanya.
Dengan cepat Taehyung menelepon nomor kekasihnya. Namun sayang tidak diangkat. Ia tahu, mungkin Jennie tengah terlelap saat ini. Sebab perbedaan belahan bumi memberika perbedaan waktu pula bagi keduanya.
Tak menyerah begitu saja, dia pun kembali menelepon sang kekasih. Bukan karena tak tau waktu, akan tetapi dia tak ingin Jennie berlarut pada kesalahpahaman atas apa yang ada dipikiran perempuan itu.
Beruntungnya, setelah beberapa kali percobaan, suara serak namun menggemaskan membuat lelaki yang hampir kalut itu menghela napas lega.
"Jenn? Apa aku menganggumu?"
Taehyung tau jika dia menganggu. Tapi dia hanya ingin membuka percakapan melalui basa basi terlebih dulu sebelum pada inti permasalahan.
"Tentu saja. Kau menelepon di saat masih sangat pagi." Jawab Jennie kesal.
Mendengar jawaban yang diberikan, Taehyung cukup tau bahwa kekasihnya tengah marah padanya. Sebab tak ada sebutan Oppa yang selalu digunakan Jennie ketika memanggilnya.
"Kau marah, baby?" Ucap Taehyung lembut.
Dia berdiri di balkon hotel seraya menikmati udara dini hari yang menusuk tulang.
"Tidak. Kenapa aku harus marah se-pagi ini?"
Nada bicara yang digunakan Jennie berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan perempuan itu.
"Kau marah karena aku tidak mengangkat panggilanmu, ya?" Tebak Taehyung tepat sasaran.
"Tidak juga. Bukankah kau memang sangat sibuk di club sampai-sampai melupakan kekasihmu,"
Taehyung menipiskan bibir. Jennie marah. Kekasihnya itu tengah marah namun ego yang dimiliki membuat Jennie seolah menyangkal.
Dan jika begini, maka dia harus ekstra sabar untuk bisa meluluhkan singa betina yang sedang mengamuk itu.
Dihembuskannya napas panjang. Setelahnya dia berucap dengan suara berat nan seraknya yang sangat sopan ketika masuk ke telinga.
"Maafkan aku, Baby. Aku tidak tau kalau kau menelepon tadi. Suara musiknya sangat kencang hingga aku tidak bisa mendengar nada dering ponselku." Tutur Taehyung berusaha menjelaskan.
"Alasan. Kau bisa membuat story di instagram, tapi mengatakan tidak tahu ada panggilan dariku. Jangan encoba berbohong Kim Taehyung. Aku ini memiliki mata dimana-mana."
"Aku tidak berbohong, Baby. Pada saat kau menelepon aku memang tidak membawa ponsel."
"Lalu mengapa fakta yang ku dapat dari Lalisa berbeda?" Tutur Jennie dengan nada menantang.