Princessa (III)

839 106 10
                                    

Wanita yang baru saja dikabarkan telah mengakhiri kontrak individu dengan perusahaan lamanya nampak berjalan menuju sebuah ruangan dimana dia memiliki jadwal dengan orang-orang yang bekerja dengannya. Ya, Jennie tidak melanjutkan kontrak individunya dengan YG Entertaiment dan memilih untuk mendirikan miliknya sendiri.

Bukan tanpa alasan. Setiap hari usianya semakin bertambah.
Wanita itu ingin sekali mencoba hal baru sebanyak mungkin selagi dia masih mampu melakukannya. Dan sulit sekali bagi Jennie untuk merealisasikan keinginannya tersebut apabila dia masih di perusahaan lamanya.

Beberapa orang mungkin mencela nya. Mengatakan bahwa dia tidak tahu terimakasih setelah YG Entertaiment membuatnya sukses seperti sekarang. Meninggalkan perusahaan begitu saja seperti kacang yang lupa akan kulitnya.

Namun Jennie berpikir ini semua bukan hanya tentang YG.

Bukankah dia dan seluruh anggota juga mendapat andil dalam kesuksesan tersebut?

Kerja keras dan tekad yang kuat dari semua orang lah yang membuat Blackpink mencapai titik saat ini. Jadi bukankah tidak masalah jika setiap anggota berhak menuntut untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan?

Hari ini Jennie mengenakan celana jeans dan kaos putih yang dilapisi oleh jas hitam diluarnya. Jangan lupa heals yang senada dengan jas cukup menunjukkan siapa dirinya di tempat tersebut.

Jennie memutar tuas pintu. Memberi salam dengan menundukkan pada beberapa orang yang ternyata sudah berkumpul meski masih ada beberapa waktu dari kesepakatan temu.

"Selamat pagi semua,"

Sapaan Jennie tersebut tentu saja disambut oleh orang-orang yang ada di ruangan tersebut.

Jennie duduk ditempatnya. Kursi utama yang ada didepan. Seluruh perhatian tertuju pada perempuan itu. Dan tentu saja dia agak sedikit tidak nyaman. Sebab perasaan gelisahnya akan sorot perhatian masih saja menghantui dirinya.

Akan tetapi perlahan Jennie berusaha untuk mengatasi hal tersebut. Berkat terapi dan obat yang dia konsumsi, ketakutannya pada banyak orang sedikit berkurang..

Sebagai seorang pendiri, Jennie memimpin pertemuan kali ini. Dia menatap sekeliling. Wajah-wajah yang sudah sangat tidak asing baginya. Mereka adalah orang yang pernah bekerja dengan dirinya dulu diperusahaan lama. Dan Jennie tersentuh ketika mereka memilih membantu dirinya untuk menjalankan perusahaan miliknya sendiri.

"Sepertinya semua sudah berada disini. Bagaimana kalau kita mulai pertemuannya sekarang?"

"Siap, Boss. Kami sudah tidak sabar dengan rencana-rencana hebat yang akan perusahaan lakukan kedepannya." Jawab seseorang dengan antusias. Yang tentu membuat Jennie tidak nyaman dengan panggilan tersebut. Sebab dia masih belum terbiasa dengan apa yang dia lakukan saat ini.

"Ayolah Unnie, panggil aku seperti biasanya saja." Keluh Jennie.

"Tidak bisa. Ketika diperusahaan saya harus berperilaku sesuai dengan jabatan, Bos." Jelas sang lawan bicara. Tentu saja Jennie hanya bisa mendesah pasrah.

"Baiklah terserah Unnie saja. Percuma saja aku mengatakannya pada Unnie."

Pertemuan pun dimulai. Kali ini mereka membahas projek yang fokus pada perilisan album solo yang sudah sangat ditunggu oleh wanita tersebut. Mulai dari genre lagu, konsep serta cara promosi. Jennie mendengarkan ide-ide dari setiap orang yang ada diruangan itu setelah mengungkapkan miliknya juga.

Sungguh, semua orang di ruangan tersebut tak kalah antusias dengan dirinya. Ide-ide yang diberikan terlihat menunjukkan kebebasan dalam berekspresi. Tidak ada aturan-aturan yang membatasi ruang gerak berkarya seperti yang dia alami sebelumnya. Dan Jennie sangat senang dengan perubahan tersebut.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang