18. Gift

1.8K 218 57
                                    

Udah ga sabar aku pengen upp
Happy reading

***

"Hei," 

Tubuh perempuan cantik itu tersentak ketika sebuah suara berbisik tepat disamping telinga. Membuatnya spontan memutar kepala pada sumber suara. 

"Bagaimana Oppa disini?"

Lelaki yang selalu muncul tiba-tiba dan ditempat yang tidak seharusnya ada itu, bersandar pada meja panjang yang ada didepan Jennie. Meja tempat dia melakukan pertemuan dengan karyawan perusahaan beberapa saat lalu. 

"Kau bekerja sangat keras disaat aku sedang menikmati libur panjang. Terdengar sangat tidak adil."

"Tidak apa. Lagian aku juga tidak keberatan."

"Tapi aku yang keberatan. Aku jadi tidak bisa bermanja-manja denganmu." 

Bibir sang lelaki manyun ke depan. Menampilkan wajah merajuk hingga rasanya ingin Jennie tarik  karena sebal akan tingkah manjanya yang seperti bayi besar. 

Perempuan itu merotasikan mata malas. Lalu mengalihkan perhatian kembali pada lembaran kertas berisi foto dan profil dari peserta pelatihan yang akan melakukan debut sebentar lagi. 

"Lihatlah, sekarang kau kembali mengacuhkanku."

Taehyung mengambil lembaran kertas itu. Membuat sang empunya langsung melayangkan tatapan protes. 

"Kenapa Oppa sangat mengganggu sih? Oppa mau apa?"

Tubuh besar Taehyung dengan mudah membawa Jennie beranjak dari tempatnya. Memindahkan posisi hingga kini terbalik. Jennie yang duduk di atas meja dan Taehyung berdiri dengan mengapit kaki jenjang sang kekasih. 

"Perhatianmu. Kekasihmu yang tampan ini hanya ingin perhatianmu, Sayang."

"Oppa berbicara begitu seolah selama ini aku menelantarkan, Oppa saja."

"Kau tau kalau aku tidak bisa diacuhkan bahkan satu detik saja. Tapi agensimu tanpa sungkan merebut semua perhatianmu padaku."

Tatapan Jennie melunak. Senyum kecil namun tulus terlukis pada kedua sudut bibirnya. 

"Kenapa Oppa pencemburu sekali sih?" Pungkas Jennie lirih. Tangannya membelai pelan wajah Taehyung yang memiliki garis tajam namun disatu sisi terlihat begitu lembut. 

"Dan kenapa kekasihku juga sangat gila bekerja sih?"

Taehyung tak mau kalah. Dia pun juga memainkan jemarinya pada surai sang kekasih yang terurai indah menutupi sedikit wajah cantiknya. 

"Itu karena ada orang lain yang membutuhkanku, Oppa."

"Aku pun juga membutuhkanmu. Tapi kau malah memilih meninggalkanku. Mungkin ini tentang prioritas." Ungkap Taehyung sembari menampilkan senyum setengah hati.

"Apakah kita mulai memainkan drama sekarang?"

"Tidak apa. Seharusnya aku tidak perlu mempermasalahkan itu. Karena sedari dulu memang pekerjaanmu adalah prioritasmu. Aku tidak masalah selagi bukan lelaki lain diatas ku."

"Kenapa sifat Oppa yang seperti ini membuat perasaan yang ku miliki menjadi semakin besar?"

"Karena aku memberikan semua cinta yang ku miliki hanya untukmu. Dan ku pastikan kau tidak akan bisa mendapatkannya pada siapapun. Sehingga apapun yang terjadi kau pasti akan terus kembali kepadaku."

"Percaya diri sekali."

"Aku berani bertaruh dengan hidupku untuk itu."

"Dan Oppa menang. Oppa membuatku tak bisa kemanapun. Sejauh apapun aku pergi, hanya Oppa tempatku pulang. Tidak ada rumah yang bisa membuatku nyaman selain Oppa."

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang