Tidak lagi hidup bersama dengan banyak saudara lelaki seperti dulu cukup memberikan perubahan yang sangat signifikan bagi lelaki yang tengah menyiapkan peralatan untuk pesta BBQ malam ini. Tak ada lagi keramaian yang bisa menetralisir tekanan stres yang dirasakan. Sebab hidup sendiri membuatnya lebih rentan untuk memikirkan hal yang tidak perlu.
Meski tidak setiap hari, tapi perbedaan itu sangat terasa. Sang kekasih adalah satu-satunya yang bisa membuatnya mendapatkan kenyamanan disaat kesendirian. Namun akhir-akhir ini, jadwal padat dan seringnya penerbangan ke luar negeri membuatnya harus terpaksa hanya berhubungan melalui ponsel.
Oleh karenanya, dengan inisiatif dari pemikirannya yang terkadang dapat diandalkan, dia memutuskan untuk membuat acara pesta BBQ rutin setiap bulan. Mengumpulkan manusia-manusia yang kini tengah sibuk dengan jadwal pribadi masing-masing.
Tak hanya itu, dia pun membuat aturan wajib tentang kehadiran. Dan bagi siapa yang absen, maka harus membayar denda yang cukup lumayan. Yaitu tiga set daging sapi Korea untuk acara pesta BBQ.
Semuanya telah siap. Dia tinggal memindahkan sayuran dan bahan lainnya ke meja yang sudah disiapkan pada rooftop apartemen tempatnya berada.
"Oppa, bisakah kau mengeluarkan minuman yang ada dilemari pendingin?" Kata seorang perempuan yang baru saja datang. Dia membawa satu kotak besar berisi beberapa sayuran untuk pesta makan nanti.
Melihat itu membuat jiwa lelaki Taehyung terpanggil. Dengan tangkas dia menghampiri sang kekasih lalu menggantikan membawa kotak tersebut.
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk duduk saja? Biar aku yang menyiapkannya."
Taehyung mengucapkan itu seraya membawa kota berisi sayuran pada meja panjang yang ada disana.
"Aku baik-baik saja, Oppa." Jawan Jennie yang mengekor dibelakang tubuh Taehyung.
Dia hendak membantu, namun digiring Taehyung untuk duduk disalah satu kursi terdekat.
"Kau baru saja kembali dari LA. Tubuhmu pasti sangat kelelahan. Apalagi disana kau menyelesaikan syuting untuk debutmu sebagai seorang artis."
Duduk diam dan hanya melihat bagaimana oranglain bekerja bukanlah dirinya. Jennie tidak suka jika tidak ikut andil dalam sebuah kegiatan. Dia tidak ingin hanya menjadi penonton, dia selalu berusaha ikut andil didalamnya.
"Lelah sedikit. Tapi aku masih bisa membantumu, Oppa."
"Jangan membantahku, Sayang. Aku tidak suka melihatmu sakit. Kesehatanmu adalah prioritasku."
Benar. Bagi lelaki itu, Jennie adalah yang utama. Tak ada yang lebih penting dari hidupnya selain keluarga dan kekasih hatinya.
Mendengar ketegasan sang kekasih, Jennie tak bisa membantah lagi. Sebab apa yang diucapkan Taehyung akan menjadi mutlak ketika berada pada mode serius.
Pada akhirnya netra kucing perempuan itu memperhatikan bagaimana lelakinya menata satu persatu sayuran diatas piring.
"Oppa," Panggilnya mencari perhatian sang kekasih.
Taehyung hanya berdehem sekenanya.
Mendapatkan respon seperti itu membuat Jennie mengurungkan niat. "Ehmm, tidak jadi."
Taehyung yang semula sibuk dengan kegiatannya, seketika memilih berhenti. Duduk disamping Jennie dan menghadap wanitanya.
"Sekarang apa yang mau kau bicarakan."
Ada getaran hangat muncul melihat sikap Taehyung yang selalu membuatnya merasa seperti seseorang dihargai. Diratukan oleh lelaki yang begitu mencintainya.