12.2 Caught (III)

168 18 6
                                    

Nyatanya kata sebentar yang dikatakan Jennie tidak memiliki arti pada umunya. Perempuan itu bangun setelah terlelap hampir 5 jam. Dan kini sinar mentari telah digantikan oleh rembulan dimalam hari. Jennie menggosok matanya pelan. Meliukkan tubuhnya untuk melemaskan otot hingga sendi-sendinya mengeluarkan suara yang begitu nyaring di telinga. Dan Jennie merasakan kelegaan ketika mendengar suara itu. Sekarang tubuhnya sudah tidak seremuk seperti saat setelah Taehyung menggempurnya tanpa ampun beberapa waktu lalu.

Jennie menduduk diri. Bersandar pada kepala ranjang. Tangannya memegang selimut. Mencegah agar kain itu tidak melorot dan mengekspos tubuh telanjangnya yang tak tertutup apapun. Jennie menatap ke arah pintu kamar yang terbuka. Disana terlihat Taehyung masuk dengan wajah yang begitu segar dan sumringah. Berbending terbalik dengannya yang sudah seperti mayat kehabisan darah akibat kelelahan.

"Ah sayangku akhirnya bangun juga. Ini sudah jam 07.00 malam. Apa masih lelah?" Taehyung menghampiri. Dia duduk ditepi ranjang lalu membelai wajah sang kekasih dengan lembut. "Menggemaskan sekali," Pungkasnya melihat ekspresi kesal Jennie yang menggemaskan seperti seekor beruang kecil.

"Ini tidak lucu, tau." Ketus Jennie. Tubuhnya masih terasa nyeri dibeberapa bagian membuatnya menyorot sinis pada Taehyung. "Kau benar-benar binatang." Lanjutnya.

Mendengar itu Taehyung malah terkekeh. Merasa geli dengan respon Jennie yang sangat menghiburnya. "Kasar sekali dengan kekasih sendiri."

Jennie memiringkan kepala. Membuat tangan Taehyung terlepas dari wajahnya. Sungguh dia sangat kesal dengan sikap Taehyung yang tanpa dosa. Tidak memiliki rasa bersalah sama sekali setelah menguras habis energinya. Bisa-bisanya lelaki itu tertawa dan menggodanya disaat Jennie sedang sangat kelelahan akibat ulahnya yang diluar batas pada umumnya.

"Kau yang lebih kasar padaku. Kau bahkan tidak memberikanku sedikit istirahat dan menghabiskan seluruh energiku. Jadi jangan mengataiku kasar." Ucap Jennie tak terima.

"Kau semakin terlihat seksi ketika merajuk seperti ini. Lagian kan itu semua diluar kendaliku, Sayang. Bagaimana aku bisa mengendalikan diri ketika melihat tubuh indahmu itu." Balas Taehyung dengan senyum jahil.

Jennie memutar matanya malas. "Dasar tidak tahu malu." Gumam Jennie datar. Mata kucingnya tetap memandang sinis pada lelaki yang kini memainkan surainya asal.

"Kau lapar?"

"Tidak. Oppa sendiri sudah makan?" Jennie bertanya balik. Taehyung memajukan wajah lalu mengcup dahi Jennie dengan penuh kasih.

"Belum. Aku ingin membersihkanmu lebih dulu." Balas Taehyung dengan suara barinton yang membuat Jennie merinding seketika. Tubuhnya meremang dengar suara sang kekasih yang terdengar rendah itu.

"Aku bisa melakukannya sendiri. Aku tidak membutuhkan bantuanmu." Tolak Jennie dengan salah tingkah. Astaga ada apa dengan dirinya. Apakah iblis sudah mempengaruhinya dengan pikiran-pikiran kotor sekarang.

"Kau yakin?" Taehyung memiringkan wajahnya. Menatap sangsi sekaligus tak percaya. "Bahkan ku rasa untuk sekedar berdiri pun kau tak memiliki cukup tenaga sekarang."

"Dan jangan lupa ini karena siapa." Cibir Jennie lagi. Sepertinya wanita itu sudah menaruh dendam yang sangat dalam hingga tidak bisa melunakkan hati sedikit pun pada sang kekasih.

"Padahal kau juga sangat menyukainya. Buktinya kau terus mendesahkan namaku."

"Sudah. Diam. Aku tidak mau mendengar nya."

"Baiklah. Tidak apa-apa kalau aku disalahkan. Padahal aku hanya menuruti permintaanmu ketika menyuruhku terus bergerak."

"Ya Tuhan, mulutmu memang frontal sekali." Keluh Jennie dengan nada meninggi.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang