6.1 Don't Go (2)

2.5K 229 57
                                    

Halo, akhirnya selesai juga.

Maaf banget ga tau krnapa bisa jadi begini. Padahal rencananya ga gini huhuu

Warning ya ini area dewasa. Huwaa aku merasa berdosaa. 😭😭

****

Taehyung menatap sang kekasih yang masih tertidur pulas disampingnya. Kulit seputih susu yang terkena sinar mentari pagi semakin memancarkan kecantikan yang dimiliki. Senyum tipis namun sangat tulus tercipta di kedua sudut bibir lelaki itu. Mengagumi akan ciptaan Tuhan yang sangat sempurna didepannya.

Disingkirkannya surai yang menghalau wajah jelita sang kekasih. Mengelus pipi tembam yang terasa sekenyal mandu. Makanan sejenis pangsit yang diisi daging cincang yang telah dibumbui. Sebuah makanan yang menjadi kesukaannya setelah mengenal sang kekasih.

"Kebaikan apa yang telah ku lakukan di masa lalu hingga Tuhan memberikanmu untukku, sayang,"

Taehyung menggeser tubuh. Mendekatkan diri untuk bisa memeluk tubuh mungil sang kekasih namun terlihat begitu seksi dimatanya. Tubuh yang menjadi candu mengalahkan obat-obatan narkotika jenis apapun.

"Mengapa banyak orang diluaran sana ingin sekali melihatmu hancur, hmm? Menuduhmu dengan rumor-rumor tak berdasar. Bahkan mereka ingin memisahkan kita. Tapi aku tidak akan membiarkannya. Mereka tidak akan bisa menyentuhmu sedikitpun." Gumamnya lalu mencium dengan penuh kasih pada puncak kepala sang kekasih.

"Ehmmm..."

Wanita yang ada dipelukannya itu mengeram rendah. Kelopak mata yang sebelumnya tertutup kini mulai terbuka. Sangat perlahan hingga menampakkan sepenuhnya netra kucing yang selalu bisa menghipnotisnya.

"Aku mengganggumu ya," Ucap Taehyung ketika mereka saling berpandangan. Namun bukan jawaban yang dia dapat, melainkan sebuah senyuman manis yang mampu membuatnya meleleh seketika.

"Good morning, Oppa," Sapa Jennie dengan suara seraknya akibat bangun tidur.

Taehyung pun memberikan senyuman yang sama. Tak kalah manis dengan senyum kotaknya yang mempesona.

"Good morning, Baby." Balasnya lalu memberikan kecupan ringan di bibir sang kekasih.

"Oppa sudah bangun dari tadi?"

"Iya, kenapa?"

"Seharusnya Oppa membangunkanku. Agar aku bisa menyiapkan sarapan pagi."

"Tidak perlu. Memperhatikanmu yang terlelap dalam tidur adalah hal yang lebih penting dari sarapan. Sebab aku tak ingin melewatkan pemandangan seorang dewi yang turun dari surga untuk memberikan berkah dalam kehidupanku."

Jennie yang mendengar itu hanya mampu menggelengkan kepala tak percaya. Bagaimana bisa kekasihnya itu mengucapkan hal-hal seperti itu bahkan ketika baru saja bangun tidur.

"Ini masih sangat pagi untuk mengeluarkan jurus rayuan,"

Taehyung tak peduli. Ia malah terkekeh senang melihat respon Jennie yang menggemaskan.

"Tidak ada waktu khusus, sayang. Aku akan mengatakannya kapanpun aku mau."

"Ya ya ya, terserah Oppa saja. Oppa kan tidak pernah bisa dibantah."

Selanjutnya Jennie menguraikan pelukan Taehyung. Mendudukkan diri seraya kepala yang menelisik sekeliling setelah menoleh keatas nakas namun tak menemukan apa yang dicarinya.

"Mencari apa?" Tanya Taehyung yang sekarang ikut mendudukkan diri. Sebab sang kekasih mengambil bantalnya.

"Ponsel. Aku harus mengecek kalau saja ada kabar penting dari manager."

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang