Sesuai dengan yang telah mereka rencanakan, kini Jennie dan Taehyung berada diranjang mereka. Menikmati pertunjukan dari saluran yang telah dipilih. Series yang dibintangi Jennie dan menjadi heboh bahkan sebelum perilisannya.
Jennie memutuskan menonton dari episode pertama. Tentu saja hal itu karena Taehyung. Lelaki yang belum sama sekali melihat series yang dia bintangi. Ada perasaan gelisah ketika tayangan dimulai. Sungguh Jennie takut sekali jika Taehyung akan mengamuk. Dia terus merapalkan doa dalam hati agar setidaknya Taehyung bisa lebih jinak kali ini.
Jennie melirik ke samping kanan. Taehyung tampak tenang dengan fokus yang sangat intens. Hingga ketika adegan pemotretan yang dilakukan Jocelyn, disitulah Jennie yang merasa risau. Bukan tanpa alasan, Jennie tidak rela jika Taehyung melihat adegan yang vulgar tersebut.
"Oh tidak. Oppa tidak boleh melihatnya. Terlalu berbahaya." Sontak saja Jennie menutup mata Taehyung dengan telapak tangannya. Dan Tehyung menghela nafas ketika mendapatkan perlakuan seperti itu. Jennie bersikap seolah dia adalah bocah dibawah umur yang belum pantas menonton adegan tersebut. Padahal apa yang ditunjukkan Jennie padanya lebih dari adegan itu.
"Kalau begini bagaimana aku bisa melihat filmnya?"
"Tidak. Ini belum ada yang bisa dilihat,"
"Ya Tuhan, aku ini sudah dewasa Jenn. Bukan lagi bocah dibawah umur yang harus kau lindungi dari adegan-adegan seperti itu."
Jennie mendecih pelan seraya memutar matanya malas. "Aku melakukannya bukan untukmu, tapi untuk melindungi gajah kecilmu agar dia tidak bangun."
Taehyung pun memutar kepalanya. Mengernyit pada sang kekasih dengan sorot tak percaya. "Kecil katamu? Kau mengatai adik ku dengan sebutan gajah kecil?" Taehyung berucap seraya menunjuk ke bawah dimana adik yang selalu dia banggakan kini dicemooh oleh sag wanita. "Apa kau sudah lupa bagaimana bentuknya, Jenn? Haruskah aku memperlihatkannya padamu sekarang seberapa besarnya dia?" Sungguh Taehyung terluka. Harga dirinya tergores dengan kalimat Jennie yang merendahkan adik besarnya yag sangat kuat ini.
"Jika Oppa tidak bisa diam aku akan mematikan televisi nya." Ucap datar Jennie yang membuat Taehyung seketika kembali ke posisi awalnya.
Netra lelaki itu sudah tidak tertutup oleh telapak tangan Jennie. Namun dia merasa menyesal Jennie membiarkannya melihat adegan dimana wanita itu menari dengan gerakan yang mengundang untuk segera diterkam. Lelaki itu mengeram rendah. Dan tentu saja Jennie mengetahui perasaan Taehyung, oleh karena itu dia menepuk pelan punggung tangan Taehyung yang dia genggam.
"Semangat, Oppa. Aku yakin Oppa bisa melewati cobaan ini." Ucap Jennie namun dia tiba-tiba kembali menutup mata Taehyung. "Oh tidak! Lagi-lagi Jocelyn. Bajunya terlalu seksi untuk kau lihat, Oppa." Ungkap wanita itu dengan nada meninggi akibat keterkejutan yang membuncah.
"Sampai kapan kau harus menutup mataku seperti ini, Jenn?" Taehyung bertanya. Dia tampak lelah dengan perlakuan Jennie, namun memilih untuk menerimanya saja.
"Nanti saja kalau sudah aman, aku akan membiarkan Oppa menonton lagi."
Taehyung menurunkan tangan Jennie lalu mendekat untuk menatap sang wanita. "Ayolah, Sayang. Lagian hal itu tidak berpengaruh padaku. Selain dirimu tidak ada yang bisa membuatku terangsang." Ujar Taehyung yang mendapat balasan dari Jennie berupa dorongan pada wajahnya untuk menjauh.
"Tutup mulutmu Oppa. Fokus saja pada tayangannya."
"Bagaimana aku bisa fokus kalau kau akan terus menutup mataku seperti tadi?"
"Tenang saja, itu hanya--
"Wah kau tidak hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhmu kan?" Taehyung bertanya ketika adegan berganti dimana Dyanne dan Jocelyn berbicara berdua. "Padahal aku sudah sering melihat yang lebih dari itu, tapi kenapa aku masih tidak suka? Lagian, kenapa sekalinya kau debut harus di film seperti ini? Ya Tuhan andaikan aku tau akan begini pasti aku akan melarangmu."
"Tenang saja. Milik Oppa akan tetap menjadi milik Oppa. Aku akan menjaganya dan tidak akan berbagi dengan siapapun itu." Kata Jennie penuh dengan keseriusan, namun seketika terpecah ketika melihat adegan Jocelyn yang berusaha memuaskan dirinya sendiri. "Oh tidak!! Dimana remotnya! Aku harus segera mempercepat durasi!" Ucap Jennie panik. Mencari remot di sekelilingnya. Beruntung dia bisa mendapatkan remot tersebut dan mempercepat adegan tidak senonoh itu. "Okee, akhirnya sudah selesai." Pungkas wanita itu lega sekaligus canggung akibat adegan terakhir yang cukup intens.
Episode pertama sudah mereka lalui dengan banyak sekali cobaan. Mereka tidak bisa menonton dengan tenang karena beberapa kali harus bersitegang. Jennie sedikit bernafas lega, namun tiba-tiba kembali teringat bahwa ini bukanlah yang terakhir. "Sial masih ada tiga episode lagi yang harus kau lihat, Oppa,"
Tbc.
Masih ada reaksi dari episode 2 dan 3 yang makin seru. Ditunggu ya, masih proses penyelesaian dan nantinya akan diupload di karya karsa. Sedikit info mereka bakal ada sedikit drama nanti. 🙂
See you🍒