5. Priority

2.3K 259 44
                                    


"Sayang, kau tau dimana piyamaku?"

Suara barinton yang mengalun merdu dipagi hari membuat seseorang yang tampak lelap pada alam mimpinya bergerak pelan. Sejujurnya perempuan itu sudah cukup terganggu dengan kehebohan sang kekasih sejak tadi. Namun kantuk yang begitu berat membuatnya urung membuka mata.

"Sayang, sebentar saja. Apa kau tau piyama yang ku persiapkan kemarin?"

Mau tidak mau, perempuan itu melepaskan diri dari alam mimpi yang begitu candu baginya. Sebab mimpi adalah tempat terindah karena bisa melakukan apapun yang disuka. Tanpa memikirkan bahwa akan ada konsekuensi dari setiap tindakan yang dipilihnya.

"Hmm?" Balasnya dengan deheman setelah berhasil sedikit membuka mata. Dia menyipit karena silau mentari yang sepertinya sudah beranjak cukup tinggi.

Perempuan itu tengah kelelahan. Malam sebelumnya dia memiliki jadwal padat untuk penyelesaian albumnya yang entah akan dikeluarkan kapan. Meski begitu, dia memiliki dedikasi tinggi untuk menyelesaikan setiap lagu pada album tersebut dengan kesempurnaan.

Hanya saja, Taehyung yang seharusnya masih berlibur dengan orangtuanya di kampung halaman lelaki itu, tiba-tiba datang ke apartemennya. Dan membuat Jennie kehilangan waktu untuk menikmati bagaimana dia mengembalikan energi yang telah terkuras dengan beristirahat.

"Piyama kotak-kotak yang diberi Sejoon Hyung. Apa kau melihatnya?"

Diliukkan tubuhnya menikmati bagaimana tulang-tulangnya mengeluarkan bunyi yang melegakan. Dia mendudukkan diri seraya mengucek salah satu netranya.

"Dilemari kiri. Dua dari bawah, di tumpukan paling atas." Ucapnya dengan suara khas bangun tidur. Suara serak namun terdengar sangat seksi disaat tubuh kecil itu tampak seperti bayi yang tengah berbaring diatas ranjang.

Taehyung pun lekas mencari piyama yang sejak tadi menjadi alasannya tak segera merampungkan acara packing. Bagaimana tidak, piyama itu adalah salah satu item wajib yang harus dia bawa untuk syuting acara dengan para hyung nya. Karena dia tidak akan bisa membayangkan bagaimana marahnya Sejoon hyung nya yang sudah memberikan piyama tersebut sebagai barang couple jika dia meninggalkannya.

Hanya saja, meski sudah mencari sesuai petunjuk yang diberikan kekasihnya, Taehyung tak kunjung menemukan yang dia cari. Hingga dia pun memilih menegakkan tubuh untuk menghadap kearah Jennie. Ya, dia menyerah. Kegiatan mencari barang adalah kelemahan selanjutnya yang dia miliki selain memasak.

"Kenapa?" Tanya Jennie dengan curiga. Dia menyipitkan mata. Mengerti gerak gerik Taehyung yang pasti hanya akan berakhir menyuruhnya.

"Ehmm, aku tidak bisa menemukannya." Cicitnya pelan seraya tersenyum canggung.

"Lalu?"

"Boleh---tolong carikan untukku?"

Kan--seperti tebakan Jennie beberapa detik lalu. Kekasihnya itu sungguh tidak bisa diharapkan. Tak ada hal yang bisa dilakukan lelaki itu dengan baik kecuali mencintainya.

Dengah hambusan napas kasar, dia pun beranjak dari tempat tidur. Wajahnya menampakkan kejengkelan sebab tidur pulasnya terganggu hanya karena piyama.

Jennie berjalan kearah lemari dimana lelaki itu berada. Mencair baju tidur yang dimaksud oleh Taehyung. Dan berbeda dengan lelaki itu tadi, Jennie tak memerlukan banyak waktu untuk menemukannya. Hanya beberapa detik dia pun mempertunjukkan setelan kain tepat didepan wajah sang kekasih.

"Ini," Pungkasnya sinis seakan menunjukkan bagaimana payahnya lelaki itu.

Taehyung tentu saja menerimanya dengan suka cita. Dia tidak tersinggung dengan sikap Jennie. Sebab dia memang sadar diri jikalau memang payah.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang