7.2 Dream Night (III)

1.5K 202 55
                                    

Hiruk pikuk teriakan meriah dri pada penonton memberikan euforia yang begitu menyenangkan. Sudah sering bagi seorang Jennie Kim melihat pemandangan itu. Namun merasakan menjadi salah satu dari ribuan penonton adalah pengalaman yang cukup jarang dia rasakan.

Jennie kini mencari tempat duduknya. Bersama dengan Rose serta beberapa staff dari perusahaan tempat dia bekerja.

Netranya tanpa sengaja mendapati sosok yang tak asing didepannya. Sontak dia berpikir. Sejak kapan Taehyung dan teman-temannya berada disana? Bukankah Jennie yang berangkat lebih dulu tadi? Lalu bagaimana bisa kini lelaki itu sudah duduk dibangku nya?

Dengan cepat Jennie memalingkan kepala ke arah lain. Agar tidak ada yang mendapati dia memperhatikan lelaki itu.

"Unnie, tempat duduk kita berada disana." Rose mengeatakan tepat disamping telinganya. Suaranya cukup keras sebab bising dari penonton membuat Jennie kesulitan mendengar.

Wanita itu pun berjalan mengikuti arahan dari sang adik. Dia kini duduk, hendak mengamati sekeliling sebelum getar dari ponsel mengalihkan perhatiannya.

Jennie membuka pesan yang ternyata dari kekasihnya itu.

"Kenapa baru sampai?"

Begitulah isi pesan kiriman dari Taehyung. Sepertinya mereka berdua sedang mempertanyakan kedatangan satu sama lain.

"Seharusnya aku yang bertanya. Mengapa Oppa sudah berada disana?" Begitulah balasan Jennie yang mengeluarkan keheranannya.

Tak lama kemudian getaran kembali wanita itu rasakan.

"Karena aku tidak suka berlama-lama. Aku sudah sabar menunggu konser selesai."

Jennie mendengus sebal. Dia tidak lagi membalas pesan kekasihnya yang menjengkelkan itu. Taehyung dan hasratnya memang tidak tau tempat. Dan pasti sekarang dia sedang tersenyum sepertiorang bodoh setelah mengirim pesan itu.

Yang dilakukan Jennie adalah mengembalikan ponsel miliknya ke dalam tas. Dia bersumpah tidak akan repot-repot menghiraukan kekasihnya lagi.

"Kenapa wajah Unnie tiba-tiba kesal begitu?" Tanya Rose yang tiba-tiba. Adiknya satu itu memang sangat peka terhadap sekelilingnya.

"Tidak ada. Kita fokus menikmati konsernya saja." Ujar Jennie yang ditanggapi dengan anggukan oleh sang lawan bicara.

"Benar sekali, Unnie. Kita kan kesini untuk bersenang-senang. Jadi ayo kita lupakan semuanya dan menggila bersama," Katanya dengan semangat.

Rose terlihat antusias. Adiknya itu bahkan terus bernyanyi kencang selama konser berlangsung. Membuat Jennie sedikit khawatir. Bagaimana kalau suara Rose habis nanti. Mereka masihmemiliki jadwal tour yang harus diselesaikan.

Bukan tanpa alasan. Tentu saja karena adiknya itu adalah vocal utama yang memiliki tanggung jawab besar dalam setiap lagu mereka.

"Chaeyoung-ah, tidakkah tenggorokanmu sakit?" Tanya Jennie yang sayang tidak didengar adiknya itu.

"Apa Unnie!! Unnie mengatakan apa!! Aku tidak dengar!!"

Rose merendahkan sedikit tubuhnya untuk bisa mendengar ucapan Jennie dengan lebih jelas.

"Jangan bernyanyi terlalu keras, tenggorokanmu nanti sakit."

"Tidak apa-apa, Unnie. Aku menyukai ini. Ayo kita bernyanyi bersama!!"

Jennie hanya mampu menggelengkan kepalanya pasrah. Bercuma saja. Rose tidak akan mendengarkan ucapannya jika sudah begini.

Jadi yang Jennie lakukan sekarang adalah menghilangkan kekhawatirannya dan ikut menikmati konser hingga usai.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang