Sebenarnya banyak hal yang ingin dilakukan Taehyung. Namun pengakuan lelah Jennie membuatnya untuk melepaskan keinginannya tersebut. Membiarkan wanita yang dia cintai mengistirahatkan tubuh yang lelah akibat perjalanan panjang dari pekerjaannya.
Taehyung kini berada di balkon apartemen. Mengisap segelintir tembakau yang berasap karena dia bakar. Taehyung memang seorang perokok. Dan tidak ada salahnya bagi pria dewasa untuk melakukannya. Merokok adalah hal yang wajar. Meski begitu beberapa penggemar menyayangkan kebiasaannya tersebut.
Taehyung tahu bahwa hal itu tidak baik untuk tubuhnya. Terlebih Jennie juga bukan tipe yang menyukai bau asap dari tembakau yang dibakar itu. Oleh karenanya perlahan Taehyung mencoba untuk mengubah kebiasaannya tersebut. Meski sesekali dia terkadang melakukannya. Seperti malam ini. Ketika isi kepalanya sedang penuh dengan benang yang begitu kusut.
Angin berhembus begitu dingin menyentuh kulit. Gemerlap lampu dari gedung tinggi tampak seperti bintang yang membentang didaratan. Suara malam yang begitu sunyi yang membuatnya mendengar dahan dan rantung saling bergesekan. Suasana yang cukup mendukung bagi Taehyung untuk menguarkan isi kepala. Akan tetapi, pikiran yang terlalu sesak itu membuat Taehyung hanya mampi mengeluarkan desahan panjang beberapa kali yang berasal dari mulutnya.
Ya, pemuda yang beberapa hari lagi akan memenuhi kewajibannya sebagai seorang warga negara yang patuh tersebut sedang risau. Dia mempertanyakan keputusannya sendiri yang diambil dengan penuh pertimbangan.
Apakah dia sudah benar?
Apakah semua akan baik-baik saja?
Terlebih--apakah hubungannya dengan Jennie juga akan tetap bertahan?
Bukan tanpa alasan Taehyung gelisah akan hal tersebut. Sebab beberapa orang memilih mengakhiri hubungan ditengah jalan ketika sang lelaki sedang memenuhi kewajibannya dengan begitu banyak alasan yang mendasari.
Tidak. Ini bukan tentang Jennie yang berkemungkinan bermain api dibelakangnya. Taehyung sangat percaya dengan perasaan Jennie padanya.
Akan tetapi kekhawatirannya berada pada para buaya berkaki dua yang berkeliaran diluaran sana. Para lelaki tak tahu malu yang selalu berusaha menggoda Jennie meski semuanya sudah nampak dengan begitu jelas siapa pemilik wanita itu.
Dan bukan tidak mungkin kekosongan presensinya itu bisa mengingkirkan menggeser posisi Taehyung dihati wanita yang saat ini tengah terlelap dalam tidurnya. Memberikan begitu banyak perhatian yang dibutuhkan Jennie ketika Taehyung tidak bisa melakukannya.
Sial.
Wajah Taehyung mengetat hanya dengan memikirkannya. Dia tidak bersuara. Namun lagi-lagi Taehyung menghisap benda yang terletak diantara jari tengah dan telunjuknya. Menghembuskannya ke udara dengan harapan isi pikirannya juga ikup menguap pergi tertiup angin. Taehyung terus melakukannya hingga api membakar hampir separuh batang tembakau itu.
"Oppa disini ternyata,"
Suara lembut yang berdengung pelan di gendang telinga Taehyung seperti hembusan angin malam cukup membuat pemuda tersebut terkejut. Dia menaikkan kedua alisnya. Namun setelahnya dia menghela nafas panjang. Mematikan putung rokok pada sebuah asbak yang ada di meja sampingnya.
Taehyung memutar tubuh. Menatap gumpalan daging yang saat ini sedang mendongak sembari memeluk pinggangnya. Seperti sebuah koala yang mencoba berpegangan pada pohon untuk menggantungkan dirinya.
Taehyung tersenyum. Mencoba menutupi kegundahannya sembari mengibaskan tangan ke udara untuk mengusir sisa asap rokok yang membumbung.
"Apa kau bermimpi buruk, Sayangku?"
Taehyung bertanya dengan suara barintonnya yang rendang namun menenangkan. Telunjuknya menyibak surai hitam Jennie dan menyelipkannya dibelakang telinga. Menampakkan pemandangan yang menjadi adiksi bagi Taehyung setiap harinya. Sebuah wajah cantik yang begitu polos meski tanpa riasan sedikitpun yang menghiasi.
Wanita itu menggelengkankan kepala. Netra kucingnya menyipit. Menunjukkan bagaimana dia baru saja terjaga dari tidurnya sebelum menghampiri Taehyung.
"Tidak. Hanya saja saat aku terbangun Oppa tidak ada disisiku."
Taehyung mengusap pipi Jennie yang terasa begitu lembut. Pipi yang selalu menjadi korban keganasan Taehyung karena selalu memghisapnya dengan keras karena gemas.
"Kalau begitu ayo kita masuk. Aku akan menidurkanmu lagi seperti sebelumnya." Ajak Taehyung yang malah membuat Jennie menenggelamkan wajahnya di dada Taehyung.
"Tidak mau." Jawab Jennie tegas dengan suara seraknya. Yang tentu saja hal itu membuat Taehyung merasa khawatir.
"Kenapa? Apa ada sesuatu yang memuatmu tidak nyaman?"
Jennie menjawabnya dengan gelengan. Dia memeluk Taehyung semakin erat. Dan pemuda itu bingung dengan sikap Jennie sekarang. Meski begitu dia mencoba membuat Jennie untuk kembali ke kamar mereka. Angin malam tidak baik bagi kesehatan wanitanya itu.
"Sayangku, bukankah kau mengatakan bahwa tubuhmu sangat lelah? Kita harus kembali. Kau butuh banyak istirahat, Jenn." Ucap Taehyung berusaha membujuk.
Jennie mendongakkan kepalanya lagi. Membuat Taehyung bisa menyelami sorot mata Jennie yang memantulkan potret Taehyung didalamnya.
"Aku tidak mau kalau hanya aku yang merasa baik-baik saja sendiri. Sedangkan Oppa memiliki sesuatu yang disembunyikan dariku."
Dahi Taehyung mengernyit. Pemuda itu bingung dengan maksud dari perkataan yang terlontar dari bibir manis sang wanita.
"Apa yang kau katakan, Sayang? Aku tidak menyembunyikan apapun darimu."
"Oppa bohong." Jennie menyangkal ucapan Taehyung dengan tegas. "Oppa tidak mungkin berdiri disini dengan mengisap rokok jika tidak ada apapun."
Dan saat itu juga Taehyung mengetahui arah dari sikap yang ditunjukkan Jennie. Wanitanya itu merasakan kegundahan yang dialami Taehyung. Tanpa perlu berkata Jennie mengetahui dengan pasti bahwa ada yang tidak benar pada diri Taehyung saat ini.
Haruskah Taehyung bersyukur? Bersyukur bahwa ikatan diantara mereka sangatlah kuat.
Atau dia harus bersedih? Sedih karena tidak ada yang bisa Taehyung tutupi dari kekasihnya itu. Bahkan perasaannya sendiri.
"Kenapa? Apa yang mengganggu pikiran Oppa hingga tidak bisa tidur?"
Taehyung membawa kedua tangannya untuk melingkari pinggang mungil sang kekasih. Senyum tipis nampak terbit dari kedua sisi bibirnya.
"Tidak ada, Sayangku. Itu hanya prasangkamu saja."
Tentu saja Taehyung berbohong. Pemuda itu tidak ingin memgatakan yang sebenarnya. Bukan tanpa alasan, sebab dia tidak ingin membebani Jennie disaat sang kekasih saat ini jika sedang disibukkan dengan masalahnya sendiri.
Ya. Ini tentang kesepakatan kontraknya dengan YG Entertaiment yang tidak mendapatkan titik akhir. Sehingga Jennie memilih mendirikan agensinya sendiri untuk mengurus kegiatan solonya. Seperti saran yang telah Taehyung berikan sebelumnya. Sebab hanya itu yang bisa dilakukan agar Jennie bisa melakukan apa yang dia inginkan. Disaat selama ini begitu banyak batasan yang membuatnya tidak bisa bernafas dengan lega sebagai seorang seniman.
"Oppa akan melihat mataku kalau tidak berbohong."
Lelaki itu tertangkap basah. Kebiasaannya tersebut sungguh membuat Taehyung tidak bisa mengelabui sang kekasih. Sebuah kebiasaan yang selalu Taehyung lakukan ketika ada suatu hal yang sedang dia tutupi.
"Katakan sejujurnya, Oppa. Jangan membohongiku lagi. Bukankah sepasang kekasih sudah sepatutnya berbagi perasaan satu sama lain? Tidak hanya tentang kebahagiaan Oppa, namun keresahan ataupun kesedihan. Ku mohon, jangan mencoba memendamnya seorang diri."
Taehyung hanya mempu menghela nafas pasrah. Sudah sangat mustahil baginya untuk menutupi kegelisannya dari Jennie. Kekasihnya itu akan terus mendorong agar Taehyung mengatakan yang sebenarnya. Sebab Jennie adalah tipe yang pantang menyerah. Wanitanya itu memiliki tekad yang besar untuk melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Baiklah. Kau mau tahu kebenarannya kan? Kalau begitu kita masuk ke dalam dulu. Aku tidak mau kau sakit jika terus berada diluar." Putus Taehyung yang diberikan anggukan antusias oleh Jennie.
***
Hai akhirnya part baru rilis juga.
Full chapter bisa dibaca dikarya karsa ya. Ada 2000 kata lagi nanti.See you next🍒🍒