Beberapa menit berlalu Taehyung tak kunjung kembali. Jennie pun memilih untuk beranjak dan menyusulnya. Perempuan itu mendapati Taehyung sedang duduk di meja makan. Tangannya bersidekap. Enggan menatapnya meski lelaki itu tau tentang kehadirannya.
Jennie menghembuskan nafas perlahan. Menutup matanya sebentar sebelum membukanya lagi. Sepertinya pekerjaannya kali ini akan tidak mudah. Sulit sekali membujuk Taehyung jika dia sudah merajuk seperti itu.
Jennie mendekat. Lalu duduk dipangkuan Taehyung. Tidak ada respon yang berarti bahkan ketika dia mengalungkan tangan pada lelaki itu.
"Oppa," Panggil Jennie yang tak mendapatkan tanggapan. Taehyung masih memalingkan muka.
Tapi Jennie tidak menyerah. Dia menggiring wajah Taehyung agar lelaki itu menghadapnya. Berhasil, tapi tatapan matanya tidak tertuju pada wanita didepannya.
"Taehyung, Oppa..." Panggil Jennie. Sekarang nada suaranya berbeda dari sebelumnya. Jennie merubah suaranya seperti anak kecil. Dan hal itu sedikit berhasil. Taehyung melirik sebentar sebelum mengalihkann pandangannya lagi.
Ada perasaan sedih melihat itu. Hati Jennie terasa nyeri. Jennie tidak menyangka jika Taehyung akan semarah ini. Keterdiaman Taehyung adalah hal yang paling dia benci. Dia tidak suka jika Taehyung mendiamkannya dan tidak memperhatikannya seperti ini.
Jika begitu hanya ada satu jurus pamungkas yang bisa membuat Taehyung luluh. Jennie menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan dengan mata yang tertutup. Setelahnya dia kembali membuka mata, namun pandangannya tampak kabur akibat selaput tipis yang menggenang.
"Nini sedih jika Taetae Oppa marah seperti ini," Jennie menyembunyikan wajahnya pada Taehyung. Memeluk lelaki itu erat. Dan hal itu berhasil. Suara tertahan Jennie berhasil menarik perhatian Taehyung. Kelemahan Taehyung adalah tangisan Jennie. Sehingga amarah yang sebelumnya mendera seketika menguap begitu saja.
Hatinya mencair. Taehyung sudah tidak peduli dengan amarahnya. Dia pun membalas pelukan Jennie. Mengusap surai lembut wanita itu beberapa kali sebelum menggerakkan sedikit tubuhnya untuk bisa melihat wajah sang kekasih. Namun Jennie menolak. Wanita itu memilih untuk tetap menenggelamkan wajahnya didada Taehyung.
"Hei, jangan menangis..." Ujar Taehyung lembut. Menenangkan Jennie yang tersendu di pelukannya.
Jennie tersenyum tipis. Hatinya bersorak karena rencananya sudah berhasil. Taehyung kini kembali memperhatikannya. Hanya saja Jennie tidak akan mengakhirinya dengan begitu saja. Dia ingin memastikan bahwa Taehyung benar-benar sudah tidak memiliki amarah.
Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan. "Oppa marah. Oppa mendiamkanku..." Ucap Jennie dengan nada merengek.
"Shh, bukan begitu, sayang. Aku tidak marah padamu."
"Oppa tidak mau melihatku. Oppa tidak mencintaiku lagi..."
"Aku masih sangat mencintaimu Jenn. Salahku memang. Maafkan aku sudah membuatmu berpikir begitu. Aku minta maaf ya,"
"Oppa marah padaku tadi. Oppa tidak mau berbicara padaku..." Jennie mendongakkan kepala. Wajahnya dipenuhi oleh bekas air mata. Taehyung mengusap kedua sisi pipi gembul tersebut.
"Iya maaf ya. Aku hanya sedikit kehilangan kendali tadi. Aku tidak bermaksud meluapkan emosiku padamu." Taehyung berkata lalu mengecup kening Jennie dengan sepenuh hati.
"Oppa benar-benar sudah tidak marah?" Tanya Jennie dengan suara yang masih terdengar serak. Namun air matanya sudah berhenti mengucur.
"Aku sudah tidak marah. Jadi jangan menangis lagi ya. Aku paling benci melihat air matamu."
Senyum Jennie akhirnya muncul. Wanita itu tersenyum cerah. Lalu sedikit pengangkat tubuhnya agar bisa mencium bibir Taehyung. Hanya ciuman singkat namun cukup membuat Taehyung terkejut singkat sebelum melebarkan ujung bibir ketika mendengar kalimat Jennie yang menyejukkan hatinya.