16. 3 Sudden Left III

1.1K 192 66
                                    



Taehyung terlihat merapihkan barang bawaannya kedalam koper. Ya, sesuai dengan apa yang diucapkannya kemarin, hari ini lelaki itu menjadwalkan diri untuk kembali. Itulah alasannya kenapa pagi sekali dia tampak sibuk membereskan barang-barangnya.

Lelaki itu menoleh kearah Jennie yang duduk bersila di ranjang. Cukup penasaran dengan apa yang dilakukan kekasihnya karena keterdiaman setelah beberapa saat lalu wanita itu tampak aktif mengoceh seperti burung yang berkicau di pagi hari.

"Kau melihat apa, Sayang?" Taehyung bertanya. Tangannya bergerak untuk menutup koper yang sudah tersusun barangnya dengan rapih.

"Dasar tukang cari perhatian. Kau menginginkan perhatian begitu banyak sampai berpura-pura sakit. Woww dasar menjijikkan, tinggalkan blackpink."

Tentu saja Taehyung terkejut. Dia bahkan terpaku ketika Jennie mengatakan hal tersebut dengan nada datar.

"Jenn?"

"Tetaplah sakit, pemalas. Dan jangan pernah kembali lagi. Tidak ada seorang pun yang ingin melihat bintang porn* sepertimu. Tinggalkan blackpink dan pergilah ke film porn*."

"Berhenti membaca komentar tidak berguna itu!" Wajah Taehyung mengetat, terdengar dari suaranya yang mengeram rendah. Dia masih menahan diri untuk tidak kehilangan kendali seperti kemarin. Tidak ingin Jennie kembali ketakutan padanya.

"Kau menjijikkan. Taehyung tidak membutuhkan wanita pemalas sepertimu. Tinggalkan Taehyung jalang. Kau hanya membuat nama Taehyung kami tercemar dasar jalang menjijik--."

"KU BILANG JANGAN MEMBACA KOMENTAR SIALAN ITU, JENN!!" Taehyung berteriak setelah berjalan mendekat secepat kilat. Dia menyahut ponsel wanita itu dan membantingnya kasar. Wajahnya mengeras, merah karena amarah yang memenuhi kepala

Jennie menatap ke lantai dimana saat ini ponselnya sudah remuk mengenaskan. Seketika air mata yang dia tahan tiba-tiba terjatuh. Cengkeraman kuat Taehyung di lengannya tidak terasa apa-apa karena hatinya yang terasa lebih sakit.

"Jangan membacanya lagi. Jangan pernah membaca komentar seperti itu lagi."

Jennie mengalihkan pandangannya. Menatap pada lelaki yang memandangnya dengan sorot sendu. Membuat wanita itu menangis kuat ketika Taehyung membawa kedalam pelukannya. Menyembunyikan diri pada dada Taehyung yang selalu menjadi tempatnya bersandar ketika dalam keadaan terpuruk seperti ini.

"Kenapa,Oppa? Kenapa mereka sangat jahat padaku? Kenapa aku seperti selalu melakukan hal buruk dimata mereka? Kenapa selalu aku? Ini sangat sakit, Oppa. Sakit sekali. Aku sangat lelah. Sungguh aku lelah Oppa. Aku ingin berhenti.." Ucap Jennie dengan tangis yang terisak. Wanita itu seakan sedang mengadukan kesesakan hati yang selama in dia pendam seorang diri. Mengutarakan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja meski dia sudah berusaha untuk tidak memperdulikan kebencian yang tertuju padanya.

Akan tetapi bukankah batu yang sedemikian keras jika ditetesi air terus menerus akhirnya berlubang dan pecah. Sesuatu yang ditahannya perlahan menumpuk dan meledak disaat dirinya sudah tak kuat lagi.

Tak banyak yang bisa dilakukan Taehyung selain memeluk erat tubuh rapuh yang selama ini sudah berusaha untuk kuat itu. Dia sangat tahu bagaimana sakit yang dirasakan Jennie. Seberapa besar kesakitan itu sudah dia terima selama ini. Dia ikut merasa pedih saat mengingat bagaimana setiap kebencian demi kebencian diterima Jennie dengan alasan yang tidak berdasar.

"Aku tahu kau lelah, Jenn. Tapi jangan berhenti. Jangan pernah berhenti ketika kau sudah melewati semuanya untuk menggapai mimpimu. Tidak apa jika kau lelah, kau bisa beristirahat sebentar. Kau bisa menggunakanku sebagai sandaranmu. Aku akan selalu disisimu, Jenn. Menemanimu setiap waktu,"

Taehyung ingin menuntut semua pembenci itu. Akan tetapi Jennie selalu melarangnya. Mengatakan bahwa bagaimana jika mereka adalah anak dibawah umur, atau seseorang pelajar. Jennie mengatakan dia tidak ingin membuat masa depan dan orang tua mereka dalam masalah.

Terdengar sangat konyol. Pemikiran seperti itu seharusnya tidak diperlukan jika berurusan dengan para pembenci. Namun hati tulus Jennie yang sering disakiti itu sangatlah murni.

Jennie mendongakkan kepala. Menampilkan sorot kepedihan yang bercampur keputusasaan pada sang kekasih. Sungguh Jennie sudah berada dibatas kemampuannya untuk tetap kuat. Pikirannya sudah amat berantakan. Entah bagaimana lagi dia berusaha untuk tetap waras disaat semua hal yang dia lakukan selalu salah. Jennie—wanita itu ingin berhenti dari rasa sakit yang tak berujung itu.

"Oppa," Panggil wanita itu lemah. Matanya tampak sayu akibat tangis yang dia lakukan beberapa saat lalu.

Taehyung membelai pipi sang kekasih dengan begitu lembut. Membuat wanita itu sejenak menikmati sentuhan yang entah apakah bisa dia rasakan lagi setelah ini.

"Ada apa, hmm?"

"Haruskah kita berhenti?"

Taehyung menautkan kedua alisnya. Tak mengerti dengan perkataan Jennie yang tak dipahaminya.

"Maksudmu?"

"Aku ingin berhenti, Oppa. Aku ingin mengakhiri  hubungan ini,"

***

Ditunggu versi fullnya di karya karsa yaa

Soon pokoknya🍒

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang