15. Losing

1.7K 219 79
                                    

Walaupun target part kemarin kurang 2, tapi gpp. aku udah gemes banget pingin update.

Happy reading...

***

Bunyi dari bel pintu yang ditekan selama beberapa kali, membuat seseorang yang baru saja hendak menikmati makan malam kehilangan nafsunya. Sebab kekesalan menggantikan keinginannya untuk memaki manusia tersebut yang tidak memiliki sopan santun dari pada melanjutkan makan.

"Sial, siapa malam-malam mengangguku dengan bunyi gila itu," Gerutu Taehyung dengan membanting pendok yang dia pegang sebelumnya.

Dia cukup mudah uring-uringan beberapa hari ini. Bukan tanpa alasan. Tentu saja karena sang kekasih yang kini sibuk melakukan tur dunia hingga membuatnya rindu setengah mati.

Ya Tuhan. Rasanya Taehyung ingin sekali mengekor kegiatan tur sang kekasih. Tapi sayangnya Taehyung lebih takut dengan kemarahan Jennie sehingga dia memilih untuk diam daripada melancarkan pemikirannya tersebut.

Taehyung melangkahkan kaki dengan raut wajah yang tak bersahabat. Tampak sekali dia ingin memakan manusia yang dengan berani menganggu malamnya yang hampir sempurna.

Tangan lelaki itu memutar tuas pintu. Dia sudah hendak menyemburkan amarah namun urung sebab tepat didepannya saat ini adik bungsu berdiri dengan keadaan yang sangat berantakan.

"Hyung..."

Bau alkohol menguar seketika. Taehyung mengernyit bingung menatap Jungkook yang jauh dari kesan baik-baik saja saat ini. Seperti gelandangan. Bukan Jeon Jungkook si bintang dunia.

"Jung, kenapa kau malam-malam---" 

Tubuh besar itu limbung. Beruntung Taehyung dengan sigap menangkapnya. Jika tidak, sudah pasti wajah tampan adiknya itu sudah mencium lantai. 

"Hyung, bantu aku hyung..." 

Taehyung mendengar kalimat lirih itu tepat disamping telinganya. Taehyung sadar bahwa ada yang tidak beres dengan Jungkook. 

"Kau mabuk?"

"Sakit. Hatiku sangat sakit..." Racau Jungkook yang membuat Taehyung khawatir. 

Dia membawa pundak Jungkook untuk berdiri menatapnya. Dan betapa semakin terkejutnya dia ketika melihat wajah sang adik yang kini telah dipenuhi air mata dikedua sisi pipi kiri dan kanannya.

"Hei, kau kenapa?" Tanya Taehyung cemas. 

Jungkook terlihat hidup meski jiwanya entah kemana. Terlihat dari tatapan matanya yang kosong dan mengisyaratkan akan kepedihan yang luar biasa. Sesuatu yang pernah dirasakan Taehyung dulu. Yaitu ketika kehilangan Jennie dari genggamannya. 

"Aku hancur, hyung. Aku harus bagaimana? Tolong aku, Hyung..." 

Taehyung merasakannya. Taehyung merasakan hancur sang adik. Kehancuran luar biasa yang masih diterka oleh pikirannya. Namun bibirnya melarang untuk berucap agar tak menambah remuk perasaan sang adik. Jadi yang dilakukannya adalah membawa tubuh Jungkook dalam pelukan. Memberikan kekuatan pada adik kecilnya yang tengah remuk lebur. 

"Tidak apa. Semua akan baik-baik saja. Ada, Hyung disini."Ucap Taehyung yang kini menepuk pelan pundak lebar seorang lelaki yang tengah tergugu. Menangis seperti anak kecil yang kehilangan mainan kesukaannya.

"Dia pergi,Hyung. Cintaku sudah pergi meninggalkanku." Adu sang adik dengan suara yang begitu menyakitkan.

Taehyung menyapu setitik air yang tiba-tiba muncul dari matanya. Sebab hal itu seperti dejavu. Kesakitan dan kehancuran adiknya seperti sebuah dejavu yang rasanya masih sangat sama seperti dihari saat pertama kali dia kehilangan Jennie dari pelukannya. Dan disaat itu, tak ada yang bisa Taehyung lakukan selain menyalahkan diri dan meminta kemurahan Tuhan untuk mengembalikan cintanya lagi.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang