19.3 Holiday III

925 173 29
                                    

Pagi yang cerah tak membuat Taehyung langsung beranjak dari ranjang. Lebih dari itu, dia malah semakin memeluk erat wanita yang masih terlelap dalam mimpinya. Wajah ayu yang seputih susu terlihat begitu menggemaskan. Hal itu adalah pemandangan yang paling disukai Taehyung dalam hidupnya.

Setelah begitu puas memeluk gumpalan daging tersebut, Taehyung sedikit menjauhkan diri lalu mengecup bibir tersebut. Hanya saja entah setan darimana yang mempengaruhinya sepagi ini, lelaki itu malah memilih untuk melakukan lebih. Bibir yang semula hanya berniat untuk mengecup sekilas, nyatanya bergerak sebaliknya. Taehyung melumat bibir dan memberi hisapan pelan di leher Jennie yang masih tertidur pulas. Memonopoli dengan sesuka hatinya. Tidak apa, dia memang mesum jika tentang kekasihnya itu.

Beberapa saat ketika sudah merasa puas, Taehyung memberikan sentuhan terakhir. Kecupan singkat sebagai penutup yang begitu memuaskan. Merasakan bagaimana kenyal dan manisnya bibir Jennie yang begitu candu.

Entah apa yang sedang di mimpikan Jennie hingga wanita itu tidak terusik sama sekali. Menjadikan Taehyung sebagai brengsek beruntung karena bisa melancarkan aksinya dengan bebas.

Dia kini beranjak, memakai kaos untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Sebab dia lebih suka bertelanjang dada ketika tidur. Disamping karena terasa lebih nyaman, dia begitu menyukai ketika Jennie memberikan sentuhan di kulitnya.

Taehyung pergi dari kamar yang meski seharusnya dia tidur di depan televisi. Dia melihat Jungkook yang duduk di sofa sembari menatap keluar jendela besar. Adiknya itu terlihat baru saja bangun, tapi mulutnya sudah terisi oleh keripik yang ada ditangan.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Taehyung menghampiri.

Jungkook yang masih setengah mengantuk karena begadang akibat bermain game itu memalingkan kepala pada sumber suara.

"Oh, Hyung."

Terlihat sekali kalau nyawa pemuda itu belum sepenuhnya Kembali. Taehyung terkekeh pelan melihat itu.

"Jam berapa kau tidur?" Taehyung mengambil keripik Jungkook. Melahapnya tanpa permisi dari sang pemilik.

"Jam tiga pagi." Balas Jungkook kesal seraya menjauhkan keripiknya agar tak lagi diminta Taehyung.

"Pelit sekali,"

"Karena milikku adalah milikku, dan milik Hyung juga milikku." Jelas Jungkook ringan.

"Entah kapan kau akan dewasa jika  terus seperti ini." Cibir Taehyung yang tak diindahkan sama sekali oleh Jungkook karena asik mengunyah keripiknya. "Bagaimana kalau kita main tenis, mau tidak?" Ajak Taehyung.

Jungkook tampak tertarik. "Memang raketnya ada?"

"Tentu saja. Aku membawanya." Balas Taehyung menjawab keraguan sang adik.

***

Jennie meliukkan tubuhnya pelan. Dahinya berkerut ketika tak lagi merasakan kehangatan dari pelukan sang kekasih. Dia pun membuka mata. Dan ternyata sumber kehangatan dan kenyamanannya itu sudah tidak ada disampingnya.

Perempuan itu mendudukkan diri. Melamun sebentar sebelum keadarannya sudah sepenuhnya Kembali. Karena udara yang masih begitu dingin, Jennie mengambil outer untuk sedikit mengahalau angin yang menusuk kulit. Dia berjalan, menuju ruang utama dimana ada Jisoo yang sedang membawa buku dan Chaeyoung yang minum susu.

"Ada apa dengan lehermu, Unnie?" Tanya Chaeyoung sebelum Jennie sempat menyapa. Perempuan itu terdiam sebentar, tak mengerti maksud dari pertanyaan yang dilontarkan adiknya.

"Hah? Memangnya ada apa dengan bibirku?" Tanya Jennie balik dengan kebingungan.

"Sepertinya kalian berdua terlalu bernafsu semalam."

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang