21.2 Him II

453 31 4
                                    

"Sudahlah, Baby. Kenapa wajahmu cemberut begitu? Apa mandu nya tidak enak? Mau ku belikan yang lain lagi?" Tawar Taehyung pada sang kekasih.

Sang lawan bicara menatap tajam pada lelaki yang ada didepannya. Bibir tipis nya mencebik jengkel namun tampak begitu menggemaskan. Seperti seorang bayi yang sedang merajuk karena tidak diberi mainan.

"Oppa tidak merasa bersalah ya?"

"Memangnya apa salahku?"

Taehyung tak mengerti yang dimaksud oleh perempuan itu. Karena beberapa saat lalu Jennie tampak baik-baik saja dengan tawa lepas akibat gelitikanya.

Gadis itu menghembuskan napas kasar setelah memasukkan sepotong mandu ke dalam mulutnya. Memperlihatkan bagaimana pipi itu semakin mengembang seperti sebuah bakpao yang begitu lembut.

"Pipiku sakit karena gigitan mu, tau!!"

Jennie berkata dengan suara tinggi sembari mengunyah. Sehingga membuat Taehyung terkekeh karena pipi yang menggembung serta kekesalan sang kekasih itu yang menurutnya sangat lucu. Memang terdapat tanda di pipi bagian kiri Jennie. Sebuah bentuk lingkaran dengan bekas gigitan yang terlihat sedikit sekali merah. Sebuah tanda yang menunjukkan dosa yang telah dilakukan oleh Taehyung.

Lelaki yang sejak tadi menyangga kepala dengan satu tangan kini mendekat kearah sang wanita yang ada disebrangnya. Mengelus pelan kulit seputih susu yang berubah warna karena ulahnya.

"Apa masih sakit?" Taehyung bertanya sedikit khawatir.  Namun disisi lain dia juga sedang menahan tawa saat Jennie mengangguk lucu seperti boneka yang tertempel di dashboard mobil.

"Sedikit," Jennie membalas dengan bibir yang manyun. Tampak sedang mengadu dengan sikap yang seperti bocah berumur lima tahun pada orangtuanya.

Taehyung mengecup pelan bukti dari kebrutalannya itu. Meniupnya beberapa kali untuk mengalirkan udara lembut pada pipi gembul tersebut.

"Maafkan aku ya, Baby. Sepertinya tadi aku sedikit kelewatan saat menciummu." Dia berucap dengan kesungguhan. Meski dia senang melihat ekspresi lucu yang ditunjukkan Jennie Ketika merajuk, tapi jika Jennie merasa sakit hal itu juga melukainya juga.

"Hmm," Jennie membalas dengan deheman singkat mnggunakan nada khasnya yang membuat Taehyung malah ingin menggigit pipinya yang lain. "Jangan lakukan lagi, Oppa." Pinta Jenie yang sepertinya hanya sebuah harapan saja. Sebab Taehyung sudah beberapa kali melakukan itu padanya. Bahkan begitu sering sampai Jennie tak bisa menghitungnya. Siklus nya selalu sama. Taehyung menggigitnya. Taehyung meminta maaf. Taehyung berjanji tidak akan mengulangi. Dan Taehyung tetap melakukannya lagi.

"Aku tidak tahu, Baby. Aku tidak yakin bisa melakukannya. Sebab pipimu ini begitu menggemaskan hingga rasanya gigi-gigi ku tidak tahan untuk menggigitnya." Taehyung berkata dengan jujur. Sungguh dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk yang satu itu. Yah meski ada begitu banyak hal yang dia tidak bisa kendalikan jika itu menyangkut dengan sang kekasih.

"Kau benar-benar ya, Oppa." Geram Jennie. "Pipiku bisa-bisa besar sebelah jika kau terus menggigitku." Ungkap Jennie yang jengkel.

"Yah mau bagaimana lagi. Siapa suruh kau begitu menggemaskan Sayang. Dan kau jangan khawatir aku bisa melakukannya pada pipimu yang satunya juga. Jadi dua-duanya bisa sama besar." Taehyung berucap tanpa malu. Hingga Jennie dengan begitu kesal lebih memilih untuk membungkam bibir Taehyung dengan mandu yang ada ditangan daripada menanggapi perkataan lelaki itu yang sepertinya tidak merasa bersalah sama sekali.

"Makan saja. Semakin Oppa menjawab, semakin membuatku kesal." Ucap Jennie yang sudah diujung kesabaran. Sedangkan lelaki yang mendapat perlakuan itu malah tertawa lepas meski dengan mandu didalam mulutnya dan memilih untuk kembali duduk ditempatnya. Melahap mandu di piring seperti yang sedang dilakukan oleh Jennie.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang