4.1 Us (2)

2.1K 223 25
                                    

Semua para undangan telah datang  dengan lengkap. Tak ada yang memilih membayar 3 set daging  sapi korea kualitas premium. Membuat Taehyung tersenyum kecut.

Dasar. Bukannya para anggotanya itu terkenal kaya raya? Tapi kenapa hanya dengan 3 set daging sapi korea mereka bisa pelit sekali? Terlebih semuanya datang dengan tangan hampa. Memilih lepas tangan dan menyuruh Taehyung yang harus menyiapkan semuanya sendiri.

Tapi ya mau bagaimana. Dia yang mengusulkan acara, jadi dia yang harus menyediakan semuanya. Itulah yang harus dia bayar hanya untuk merasakan sedikit keramaian diapartemennya.

"Kenapa kalian duduk berjauhan?" Kepala Taehyung menunjuk ke arah adik lelakinya dan adik perempuan dari Jennie.

"Kalian tidak seperti dua insan yang sedang melakukan proses pendekatan." Heran Taehyung.

Tangannya beberapa kali membalikkan sisi daging yang tengah berada di pemanggang.

"Fokus pada dagingmu saja, Hyung." Jawab Jungkook ketus.

"Bertengkar ya?" Tanya Taehyung dengan nada sedikit mengejek.

"Kau seperti tidak tau mereka saja, Tae. Mereka kan gemar sekali berselisih." Pungkas anggota grupnya yang memiliki kemampuan menari diatas rata-rata. Dia duduk didepan Lalisa. Perempuan yang menjadi tokoh dalam topik pembuka malam ini.

"Aku tidak akan berselisih dengan seseorang jika tidak dipancing ya, Oppa. Aku bukan tipe yang suka mencari masalah." Ujar Lisa tak terima pada pernyataan Hosoek.

"Oh, ternyata Jungkook yang berbuat nakal pada Lalisa kami. Apa kau tau, perbuatanmu membuatnya seminggu ini terus uring-uringan tanpa sebab."

Kim Jisoo. Perempuan berwajah seperti malaikat yang di idam-idamkan semua kaum hawa menatap Jungkook dengan mata yang menyipit. Hingga sang sasaran terlihat gelagapan dengan menatap sekeliling.

"Wah, apakah ini karena pengaruh Jimin? Dia pasti sudah mengajari Jungkook menjadi brengsek."

"Hei jaga mulutmu ya, Tae. Jangan seolah lupa dengan masa lalu mu. Kau bahkan lebih brengsek dariku. Beruntung Jennie mau menerima mu dengan semua masa lalu mu itu." Tunjuk Jimin akibat tuduhan yang terarah padanya.

Padahal dia dari tadi hanya duduk menatap heran pada perempuan didepannya yang tampak lahap memakan capai besar hijau. Tapi, kenapa tiba-tiba namanya harus disebut. Bahkan dengan tuduhan keji yang penuh fitnah seperti itu.

"Kita lihat, masa lalu siapa yang lebih brengsek dari kalian berdua." Celetuk lelaki yang memiliki kulit seputih susu dengan wajah nya yang terlihat datar.

"Aku tidak takut. Karena kita semua tau siapa yang paling brengsek disini." Tantang Jimin dengan begitu percaya diri.

"Wah wah wah, apakah ada hal baru yang akan ku ketahui setelah ini, Oppa?"

Jennie menatap tajam ke arah sang kekasih. Dan Taehyung pun seketika menelan ludahnya. Sial. Sepertinya dia harus menyudahi topik petaka itu.

"Kita akhiri saja pembiacaraannya. Aku tidak mau mempertaruhkan hubunganku hanya untuk pembahasan tidak penting ini."

"Bilang saja kau takut Jennie mengetahui bagaimana busukmu." Ucap Jimin yang masih merasa tak suka.

"Tentu saja. Maka dari itu aku memilih untuk mengakhirinya. Toh itu juga masa lalu. Kan sekarang aku sudah berubah. Bukankah begitu, Sayang?" Tanya Taehyung pada Jennie yang merotasikan mata malas.

"Dih, buaya sedang mengeluarkan racunnya."

"Diamlah Jim. Bilang saja kau iri karena tak bisa mendapatkan kekasih sesempurna Jennie."

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang