12. Caught (I)

1.4K 213 83
                                    

Taehyung berjalan melewati orang-orang dibandara dengan wajahnya yang sumringah. Lelaki itu terus menampilkan senyumnya seperti seorang bocah yang sedang kasmaran. Bahkan Taehyung tak berniat sedikitpun menutupi kebahagiaannya itu.

Perjalanan jauh yang biasanya tak begitu dia sukai karena membuat tubuhnya lelah, kini malah membuatnya antusias. Dia akan pergi ke paris untuk menghadiri undangan dari Celine.

Tapi bukan hanya itu yang membuatnya antusias seperti ini, tentu saja yang paling utama yaitu dia akan segera bertemu dengan sang kekasih. Terlebih mereka akan berada disana dengan waktu yang cukup lama. Dan hal itu membuat Taehyung terus merencanakan hal apa saja yang akan dia lakukan dengan Jennie nanti.

"Kendalikan wajahmu, Tae. Kau terlalu banyak tersenyum sejak tadi." Ucap sang manager yang duduk disampingnya. Mereka masih berada di lounge bandara untuk menunggu jadwal penerbangan.

"Aku memang sengaja melakukannya, Hyung. Biar ketika Jennie membuka sosial media nya, dia bisa melihat bagaimana kekasihnya ini sangat bahagia untuk segera bertemu."

Lagi-lagi manager itu dibuat Taehyung geleng-geleng kepala. Tingkah artisnya satu ini memang diluar perkiraan cuaca. Ada saja pemikiran unik yang tidak bisa dia pahami oleh manusia pada umumnya.

"Terserah kau saja. Meski aku melarangmu, tapi jika kau ingin kau pasti tidak akan mendengarkanku."

"Itu Hyung tau. Kenapa masih mencoba mengaturku?"

"Ya setidaknya dengan begitu aku tidak memakan gaji buta." Jawab sang manager pasrah. Untung saja gaji dari perusahaan besar, jika tidak mungkin dia sudah menyerah dari awal mengurus manusia satu itu.

Taehyung memandang ponsel ketika merasakan sebuah getaran. Pesan yang dia buka ternyata dari sang kekasih. Sontak saja pemuda itu menyengir senang seperti seorang bocah yang mendapatkan hadiah di hari natal.

"Lihat, Hyung. Benar kan apa yang ku katakan." Taehyung berkata seraya menunjukkan layar ponsel pada sang manager. Disana bertuliskan pesan yang dikirim oleh kekasihnya.

"Tersenyumlah lebih banyak, Oppa. Biar orang-orang menganggapmu tidak waras."

Taehyung tidak tersinggung dengan pesan sarkastik yang dikirim Jennie. Melainkan dirinya senang karena bisa menarik perhatian kekasihnya itu.

"Kalian benar-benar pasangan yang aneh. Kadang seperti perangko yang sangat lengket, tapi di lain waktu seperti musuh yang saling membunuh."

"Yah, hubungan kan memang seperti itu, Hyung. Itulah alasan kenapa kami bisa sampai sejauh ini. Eh, tapi percuma membicarakan hal ini pada, Hyung. Hyung kan tidak pernah memiliki kekasih, jadi mana bisa paham." Ralat Taehyung ringan tanpa sungkan sama sekali.

"Hey jangan meremehkanku, ya. Dulu aku juga pernah menjalin hubungan dengan perempuan. Bukan kau saja." Sangkal sang manager tidak terima dikatai demikian.

"Itukan Hyung saja yang berpikiran begitu. Padahal perempuan itu hanya menganggap Hyung tak lebih dari seorang teman. Eh lebih tepatnya cinta Hyung bertepuk sebelah tangan." Ejek Taehyung tanpa henti.

"Bisakah kau berhenti menghinaku? Lebih baik kau balas pesan Jennie. Sebelum dia mengamuk padamu dan membuatku repot nanti." Jengkel sang manager memilih untuk mengakhiri perdebatan. Sebab percuma saja, dia akan tetap kalah dan perkataan Taehyung semakin menghunus kesabarannya.

"Hyung benar juga."

Pemuda itu dengan cepat menggerakkan jemarinya untuk menekan beberapa huruf di ponselnya.

"Pasti aku sangat tampan kan tersenyum seperti itu."

Taehyung mengirimnya tanpa ada beban. Rasa percaya dirinya sedang berada di ambang batas hingga dia tak sadar bahwa kekasihnya disana sedang menahan diri untuk tidak meledak.

THEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang