Jumpa lagi akhirnya...
Happy reading...
Semoga tidak bosan ya karena 2000 kata lebih.***
Wajah marah dan bingung tampak menghiasi lelaki yang tengah sibuk beberapa kali memainkan ponsel. Bahkan ketika suara operator wanita terus menyahut panggilannya, tak membuat usahanya surut. Taehyung terus berusaha menghubungi sang kekasih. Hanya saja, apa yang dia lakukan tak kunjung mendapatkan balasan.
Di bantingnya ponsel keluaran terbaru berlogo buah apel yang tak sempurna itu pada ranjang. Melampiaskan kemarahan yang sudah ditahannya selama beberapa saat, sebelum meremas surainya kasar.
"Sebenarnya kau itu dimana sih, Jenn!!" Geramnya seraya memandang layar ponsel yang tak menampilkan tanda-tanda apapun.
Bagaimana tidak, setelah kepulangannya dari kampung halaman, ia tak melihat batang hidung dari sang kekasih. Ponselnya tak dapat dihubungi, begitupun dengan teman grup, manager dan staff yang bekerja dengannya.
Sebenarnya ada apa ini? Apa mereka semua tengah bersekongkol dengan Jennie untuk tidak menjawab panggilannya? Jika iya, Taehyung akan menghukum sang kekasih dengan hukuman yang tidak terbayangkan oleh perempuan itu karena telah membuatnya terombang-ambing tanpa kabar seperti ini. Sungguh Taehyung akan memastikan Jennie mendapatkan hukumannya karena telah menyulut emosi yang dia miliki.
Hanya saja, keadaan seperti itu tidak memberi keuntungan dalam situasi yang tengah dia alami. Sehingga yang dia lakukan adalah mencoba mengendalikan diri meski amarah masih sedikit mengendap dalam hatinya. Taehyung menghela napas dalam selama beberapa kali. Menetralisir hawa suram yang sedang dia rasakan. Dan benar saja, sekelibat idepun cemerlang muncul ketika pikirannya sudah mulai waras.
Diambilnya benda pipih yang dia lempar sebelumnya. Mencari nama kontak dari seseorang yang pasti akan memberikannya jawaban atas ketidakjelasan Jennie.
Ya. Tentu saja Taehyung akan menghubungi calon ibu mertuanya. Sudah dapat dia pastikan calon ibu mertuanya tau dimana sang putri, sebab Jennie selalu memberi kabar sekecil apapun pada ibunya.
Panggilan akhirnya terhubung. Taehyung mendapatkan suara anggun dari sosok yang memberikan warisan kecantikan pada sang kekasih.
"Ada apa, Tae? Tumben sekali kau menelepon ibu. Sedang bertengkar dengan Jennie lagi?"
Taehyung tertawa kering. Agak malu dengan ucapan calon mertua yang bisa menebak dengan benar hanya dengan satu kali percobaan.
"Ehm, itu--kami baik-baik saja, Bu. Tapi entah mengapa Taehyung tidak bisa menghubungi Jennie. Manager dan teman-temannya juga tidak bisa dihubungi."
"Oh, mungkin mereka sedang sibuk mempersiapkan panggung."
"Panggung? Maksud Ibu panggung apa? Taehyung tidak mengerti."
"Kau tidak tau? Bukankah Jennie dan teman-temannya akan memberikan penampilan spesial di acara penghargaan Amerika entah apa namanya itu?"
"Tunggu sebentar Bu, Taehyung kira mereka akan memberikan penampilan secara langsung,"
"Ibu tidak mengerti, Tae. Yang Ibu ketahui Jennie sekarang sedang berada di New Jersey untuk mengurus penampilan itu. Ibu cukup terkejut Jennie tidak memberitahumu."
Taehyung menelan ludah dengan susah payah. Tenggorokannya terasa tercekat karena menahan diri untuk tetap tenang. Menahan emosinya agar tidak meluap saat ini.
"Terimakasih sudah memberitahu Taehyung, Bu. Taehyung akan menutup telfonnya."
Taehyung tak langsung menutup panggilan. Sebab ada pesan dari sang calon mertua yang mengetuk hatinya.