10 • Tidak Bisa Tergantikan

635 40 2
                                    

Hai ?

Aku update lagi nih, siapa yang masih nungguin kelanjutan cerita ini? Cungg tangannn.

Sebelum baca part ini, spam emot love warna hitam dulu dong 🖤

Happy Reading All

🖤
.

Hari ini ada latihan bermain basket di sekolah SMA Dirgantara, Elvan yang sangat menyukai dan jago nya dalam bermain basket, tentu akan mengikuti latihan permainan favoritnya itu.

Elvan, Arven, Bian serta sebagian anak kelas lainnnya yang mengikuti permainan basket akan segera memulai permainan tersebut. Aldo tidak ikut bermain basket karena ia tidak mau dan juga ia tidak bisa bermain basket. Jadilah, dirinya hanya menonton dan memberi semangat pada yang bermain.

Tak sedikit juga yang menonton mereka bermain basket. Vania, gadis itu tidak ketinggalan juga untuk menonton sang pujaan hati bermain basket. Gadis itu yang paling semangat menyemangati Elvan dan timnya.

"ELVAN SEMANGAT MAINNYA! VANIA SELALU DUKUNG ELVAN!" Vania bertepuk tangan heboh kala melihat Elvan berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring.

"Semangatin teruss Vania! Elvan makin semangat tuh mainnya!" Seru Salsa pada Vania.

"Iya pasti dong Sal!"

Meli hanya bisa memutar bola mata malas, kenapa temannya tidak ada yang waras?

"Gilaaa! Elvan keren banget! Jadi makin suka dah gue ama dia!" Vania berdecak kagum terlebih lagi melihat ketampanan Elvan yang semakin menjadi. Memakai baju basketnya juga memakai bandana hitam di kepalanya, membuat Elvan semakin terlihat menarik bagi para siswi yang menyukai orang tampan nan tajir seperti Elvan.

"Aaakhh!" Vania seketika memejamkan matanya kala tiba-tiba ada siraman air yang mengenai wajahnya, seragamnya jadi ikutan basah. Kesabarannya lagi-lagi sedang diuji dengan kehadiran tiga orang cewek yang selalu mengganggunya.

Salsa terkejut melihat Vania yang tiba-tiba disiram oleh Jessica. Salsa yang tidak terima sahabatnya disiram sembarang, ia mendorong tubuh Jessica hingga perempuan itu terjatuh.

"Lo apa-apaan si?! Hah?! Gila lo?!" Sentak Salsa dengan emosi.

Sebagian para penonton yang mendengar keributan seketika melihat ke arah mereka.

"Lo yang kenapa! Gausah dorong gue juga kali!" Jessica bangkit berdiri dengan dibantu kedua temannya. Ya siapa lagi jika bukan Laura dan Aleta.

"Lo liat sahabat gue? Seragamnya jadi basah gara-gara lo!"

Jessica melirik ke arah Vania, ia menyunggingkan senyumnya. "Cewek centil kek dia emang pantes digituin!"

"Jaga ya omongan lo!" Salsa hendak mendorong lagi Jessica namun Meli segera menahannya.

"Gausah kepancing," cetus Meli dengan santai.

"Gue ngga ada urusan sama lo pada, urusan gue sama dia!" Ujar Jessica dengan menunjuk Vania yang masih berdiri santai.

"Heh tante bencong! Datang kesini cuma ngerusak suasana aja!" Salsa masih merasa emosi dengan Jessica. Gadis yang penyuka keributan itu tidak akan membiarkan Jessica yang membuat ulah duluan itu berbahagia diatas penderitaan sahabatnya.

"Apaan lo ngatain gue kek gitu! Temen lo itu terlalu caper! Jangankan Elvan, kita semua nih ya, enek juga sama kelakuan Vania!" Ucap Jessica sengaja menjelek-jelekkan Vania, ia tersenyum puas.

"Oh ya? Asal lo tau! Vania itu calon tunangan Elvan! Mama nya Elvan itu udah ngerestuin Vania sama Elvan, camkan itu! Jadi apa masalahnya?" Kini giliran Salsa yang tersenyum puas, Jessica yang mendengar itu, seketika berubah pias.

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang