46 • Hancur

615 24 1
                                    

Terkadang, apa yang kita lihat orang lain dari luar, terlihat bahwa dia seperti tidak mempunyai masalah, hidupnya enak. Namun siapa sangka, dibalik itu semua kadang dia hanya menyembunyikan kerapuhannya atau bebannya, tidak ingin orang lain tahu akan betapa beratnya bebannya dalam hidupnya.

.
.
.

Happy Reading All

🖤
.

"Kek, kalo boleh tau, kenapa Kakek ngga suka sama keluarganya Elvan?" tanya Vania.

Kakek Hio terdiam, ia kemudian duduk di kursi yang sudah tersedia di balkon, kursi solo.

"Karena mereka orang jahat," ucap Kakek Hio dengan tenang.

Vania sedikit mendekat ke arah Kakek Hio. "Jahat kenapa? Yang Vania tau, mereka orang baik."

"Karena keluarga mereka itu pembunuh," jawab Kakek Hio lagi masih dengan tenang. Namun sedikit menahan amarahnya ketika mengingat lagi kejadian dulu.

"Pembunuh?" tanya Vania tidak mengerti.

"Nenekmu meninggal gara-gara keluarga mereka. Orangtuanya Rayan itu pembunuh, dia psikopat, dan Nenek mu salah satu korbannya. Itu kenapa, Kakek gamau keluarga Kakek ada hubungan dengan Keluarga dia."

"Keluarga mereka itu bahaya, tapi sayangnya, orangtua mu itu malah berhubungan sama anaknya psikopat itu." Jelas Kakek Hio.

"Yang psikopat kan Kakeknya Elvan? Dan Kakeknya Elvan udah ngga ada kan?" ucap Vania masih bingung.

"Tetep aja, Kakek selalu khawatir kalo ada anak Kakek yang deket sama keluarga Leondra. Bisa aja kan, jiwa psikopat bisa turun-menurun."

Vania terdiam, ia terus memikirkan ucapan Kakeknya tadi.

"Udah malem, gabaik diluar, tidur gih. Oh iya, sebelum Abang mu menyampaikan, Kakek dulu yang ngasih tau, biar kamu ngga kaget-kaget amat dengernya nanti."

"Ngasih tau apa?"

"Kamu akan dijodohkan dengan anaknya Kyai, itu yang di pesantren ada di sekitaran sini."

•••Zelvano•••

"Elvan, gimana dong? Gue ngga mau ya, ngandung sendirian. Kalo lo gamau tanggung jawab, gue bakal gugurin anak dalam kandungan ini!"

"Gausah gila lo," balas Elvan dengan malas.

Elvan saat ini berada di depan gerbang rumahnya yang sudah tertutup dengan membawa koper nya yang berisi baju-bajunya. Rumahnya sudah tertutup rapat dan Elvan sekarang akan sulit masuk untuk kesana, tidak seperti dulu, yang mudah mau keluar-masuk. Dirinya kan sudah di usir.

Jessica sedari tadi, terus menempel di dekatnya, tetapi Elvan terus menghindar saat Jessica hendak menempel padanya. Alhasil, cewek itu cemberut tetapi Elvan tidak memperdulikannya. Yang Elvan pikirkan sekarang adalah, bagaimana caranya ia bisa menyelesaikan masalah ini.

"Gamau tau, kita harus nikah!" Paksa Jessica.

"Jess, kenapa si, lo jahat banget sama gue? Lo selalu hancurin hidup gue. Mau lo itu apa? Kenapa terus nyiksa gue? Dulu, lo hancurin kenangan gue sama temen gue waktu kecil, dan sekarang.. lo bilang, sekarang lo hamil dan itu karena gue? Seinget gue, gue ngga pernah ngajak lo berbuat itu, tapi lo yang terus maksa gue!" Lirih Elvan, setelahnya, ia menarik nafas panjang dan langsung meninggikan suaranya.

"ITU SEMUA KARENA PAKSAAN LO! GUE UDAH BERUSAHA NOLAK TAPI LO SELALU PAKSA! LO DENGAN MURAHNYA NGELAKUIN ITU KE GUE! LO DULUAN YANG MULAI! GUE NGGA PERNAH MAIN ITU SAMA LO!"

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang