50 • "Gue Kenapa?"

576 22 3
                                    

Halo

Maaf gess baru up

Kmrn soalnya ada masalah akun jdi ngga bisa up dulu, jgnkn itu, ngga on wp malah kmrn". jdi mohon pengertiannya ya, ih baik deh kalian, terimakasih

.

Takdir sudah ditentukan oleh Tuhan, artinya, semua akan baik-baik saja selama Tuhan yang mengatur kehidupan kita.

.
.
.

Happy Reading All

🖤
.

"Congrest ya buat kalian berdua, semoga samawa." ucap Elvan dengan tulus pada pasangan pengantin yang baru saja sah menjadi pasangan suami istri, yaitu Afnan dan Vania. Tidak lupa Elvan menampilkan senyumnya.

"Iya makasih, semoga cepet nyusul," balas Afnan dengan ramah.

Vania menatap Elvan, ntah mengapa ada perasaan bersalah di dalam hatinya. "Elvan.. maaf." lirih Vania.

"Plis, bahagia Vania, ini adalah hari bahagia lo. Jangan mikirin perasaan gue, gue bisa ngatasi nya sendiri. Terimakasih karena dulu selalu ada buat gue, nemenin hidup gue meskipun pada akhirnya kita dipisahkan oleh keadaan. 10 tahun kita berpisah tapi ngga ada satupun hal yang bikin gue lupa sama sahabat kecil gue.. lo adalah sahabat kecil gue yang paling pertama, ngga akan bisa gue lupa sama kenangan yang pernah kita buat dulu." Elvan kemudian beralih menatap Afnan.

"Tenang, cuma sebatas kenangan aja kok. Oh iya pesen gue, jagain Vania baik-baik ya, jangan buat dia sedih, udah cukup gue waktu itu buat dia sakit hati terus karena ngira dia adalah orang baru yang berusaha masuk ke kehidupan gue, yang lain dan yang paling utama yaitu lo, jangan sampe. Lo beruntung karena bisa milikin Vania, maka jagalah dia sebaik mungkin, cintai dia dengan tulus."

Afnan tersenyum. "Itu pasti, makasih udah pernah menjaga Vania." Afnan tentu tahu jika lelaki yang ada dihadapannya ini adalah sahabat kecil istrinya, ia juga berusaha memahami masa lalu istrinya.

"Oke cuma itu aja yang mau gue sampein, gue pamit duluan ya, jangan lupa bahagia!" Setelahnya, Elvan langsung turun dari pelaminan tersebut dengan perasaan penuh luka. Munafik jika dirinya sendiri bahagia melihat kedua pasangan baru tersebut, buktinya perasaannya saat ini campur aduk, antara senang ataupun sedih.

Tetapi Elvan tidak boleh egois, ia tidak boleh menantang takdir. Takdir sudah ditentukan oleh Tuhan, artinya, semua akan baik-baik saja selama Tuhan yang mengatur kehidupan kita.

"Are you okay, Elvan?" tanya Jessica yang sudah terlihat siap hendak pergi dari sini, salah satunya ia sudah membawa koper. Jessica tengah menunggu mobil grab pesanannya datang untuk menuju ke bandara.

Jessica sudah mengucapkan selamat kepada pasangan pengantin tadi, ia juga sudah izin pamit bahwa dia akan segera pergi dari negara ini. Vania tadi terlihat sedih karena baginya Jessica akan pergi begitu tiba-tiba sekali.

"Gue lagi berusaha ikhlas," cetus Elvan.

"El,"

Ada yang memanggilnya membuat Elvan langsung menoleh ke arah seseorang yang baru saja memanggilnya tadi, dia Melita. Melita terlihat sedih ketika sang anak hendak pergi jauh darinya.

"Mama,"

"El." Melita langsung memeluk anaknya, ia pasti akan sangat merindukan sosok anaknya ini yang sebentar lagi ingin pergi jauh darinya untuk memulai kehidupan baru.

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang