37 • Penyelamat?

694 33 5
                                    

Happy Reading All

🖤
.

Elvan berpapasan dengan Fazar saat ingin memasuki sebuah gang Delima, yang dimana, di dalam gang tersebut, ada keberadaan Vania. Namun mereka saling diam saja, tidak saling menyapa ataupun yang lain, mereka segera memasuki gang tersebut yang didahului Fazar.

Sesampainya di sebuah gedung tua, Fazar memberhentikan motornya di perkarangan gedung tua tersebut, ia turun dari motornya kemudian berlari mencari adeknya.

Pencahayaan remang-remang, namun Fazar masih bisa melihat sekitar dengan tidak terlalu sulit. Cowok itu menaiki tangga dan mencari keberadaan Vania serta Bayu.

Tadi, Fazar tiba-tiba saja dihubungi oleh Bayu, bahwa dirinya harus cepat datang kemari karena jika tidak, nyawa Vania akan terancam. Tentu, awalnya Fazar tidak percaya, namun ketika melihat foto bukti yang dikirimkan oleh om nya tersebut, membuat emosi Fazar bangkit. Pria tersebut dengan penuh amarah, pergi dari kantornya dan dengan segera mendatangi tempat ini.

Fazar tidak menyangka, bahwa Bayu, om nya yang selama ini selalu ada untuknya, yang selalu membantunya dalam urusan bisnis ternyata dibalik semua itu.. ada maunya. Tetapi kenapa tidak dengan cara baik-baik? Fazar benar-benar tidak menyangka, bahwa Bayu akan melakukan hal senekat ini. Fazar berharap, semoga adeknya itu selamat.

BRAKK!!

Dengan kasar, Fazar menendang pintu yang di dalam ruangan sana, pasti ada sekumpulan orang termasuk Vania yang ia cari. Fazar mengepalkan kedua tangannya kuat kala melihat bagaimana keadaan Vania secara langsung.. darah dimana-mana terutama bagian wajah, bau anyir yang paling tercium di sekitar sini. Adeknya itu terlihat sangat berantakan, bagaimana kedua tangan Vania yang diikat dengan rantai serta mulutnya yang dilakban, sepertinya Vania sedang tidak sadarkan diri. Namun Fazar melihat, bahwa ada air mata yang mulai mengalir ke pipi dan bersatu dengan darah.

Sakit, rasanya sangat sakit melihat adek satu-satunya dalam keadaan seperti itu. Fazar sudah merasa.. bahwa dirinya sudah gagal menjaga adeknya dengan baik. Fazar merasa bersalah kepada orang tua mereka, padahal Fazar sudah berjanji, bahwa Fazar akan selalu menjaga Vania dengan baik. Namun kali ini? Ia sudah gagal, untuk pertama kalinya.

Fazar juga melihat, Jessica yang berdiri tidak jauh dari Vania berada tengah memegang sebuah pisau kecil yang sudah berlumuran darah.

"LO APAIN ADEK GUE?! MINGGIR LO!" Baru saja Fazar hendak menghampiri Vania, namun dirinya langsung ditahan oleh beberapa anak buah nya Bayu.

"LEPAS ANJ*NG! ADEK GUE SEKARAT, GUE HABISIN LO PADA!" Fazar berusaha memberontak dan berusaha melepaskan pergerakannya yang ditahan oleh mereka.

BUGHH

BUGHH

Fazar berhasil membuat mereka tumbang. Ingat, dirinya sedang marah besar, otomatis kemarahannya itu dilampiaskan dengan mudah karena emosi. Fazar tidak merasa keberatan sekalipun dirinya harus memukul benda tajam, karena dirinya jika sudah benar-benar emosi, marah, kesal sudah bercampur menjadi satu, Fazar akan lawan dengan super kekuatannya dan ia tidak peduli seberapa sakitnya.

"Fazar, tenang lah. Masalah tidak akan selesai, jika kamu sendiri seperti ini." ujar Bayu baru membuka suaranya setelah kedatangan Fazar tadi belum mengeluarkan suaranya. Bayu hanya diam saja, ia bahkan menikmati tontonan adu jotos yang dilakukan Fazar dan anak buahnya dengan santai.

"OM YANG APA-APAAN! KOK OM TEGA SI, NYAKITIN KEPONAKAN OM SENDIRI?! KENAPA OM BERUBAH?!" Biarlah dikata tidak sopan, karena kali ini, Fazar benar-benar emosi.

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang