Haloo
I'm back!
Minta spam emot yang kalian suka dongg, mana?🖤
Happy Reading All
🖤
.Hari ini, di kelas X MIPA 2 ada pelajaran olahraga. Kini jam olahraga tiba, murid-murid mulai mengganti seragamnya dengan kaos olahraga.
Setelah semuanya selesai berganti dengan seragam olahraga, dengan dipimpin oleh guru olahraga-- Pak Dika mereka semua berjalan menuju lapangan yang ada di dalam sekolah.
"Arven, silahkan mulai permanasan dulu, dan yang lain, ikutin gerakan pemasaran Arven." Titah Pak Dika, Arven dan yang lain pun mengangguk. Arven adalah ketua kelas di kelas X MIPA 2 ini, jangan salah, meskipun begini, Arven gini-gini juga bisa melaksanakan tugasnya sebagai ketua kelas dengan sangat baik.
"Oke baik, karena minggu kemarin bapak sudah mengajarkan kalian materi bola basket dan juga sudah latihan. Sekarang kita prakteknya, akan di tes satu-satu. Elvan, kamu ya yang akan mengawasi mereka, bapak yang akan ambil nilai." Ucap Pak Dika dengan tegas.
Elvan hanya bisa mengangguk menjawab ucapan Pak Dika, meskipun rasanya malas sekali, tapi ia juga tidak bisa jika ia menolak. Apalagi berhubung dia adalah seorang kapten basket.
"Oke, kita mulai sekarang! Mulai dari absen urut pertama dulu ya."
"Albian Raditya Anjello, silahkan ambil bolanya."
Bian menangkap bola yang dilempar oleh Elvan.
Elvan mengawasi setiap gerakan Bian, cowok itu memantulkan bola nya berkali-kali bahkan ia sangat lihai memainkannya. Bian memang jago juga main basket, sebelas dua belas lah dengan Elvan. Bian tetap saja mendatarkan wajahnya, karena itu sudah menjadi kebiasaannya atau sikapnya memang sudah begitu dari dulu. Bian lemparkan bola basket itu ke dalam ring dan ya, bola basket itu masuk dengan mudahnya.
Semua bertepuk tangan heboh melihatnya.
"Oke, bagus Bian!" Nilai Pak Dika, mulai mencatat nilai Bian di buku absensinya.
"Selanjutnya, Arven Arionanda." Imbuh Pak Dika.
Dengan gaya sok tampan, Arven melangkah ke tengah lapangan lalu menangkap bola yang dilempar oleh Elvan.
"Tenang bestie, gue pasti bisa kok, santai-santai." Ucap Arven pada teman sekelasnya, sudah dibilang Arven ini memiliki sifat yang friendly.
Arven mulai melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bian tadi, cowok itu juga tidak kalah kerennya memainkan dam memainkan bola basket tersebut. Bian dan Arven kan juga anak basket, jadi jangan heran jika mereka melakukannya dengan sempurna. Berbeda dengan murid lain yang mulai melakukan praktek seperti yang tadi dilakukan oleh Bian dan juga Arven, kebanyakan bola nya tidak masuk ke dalam ring dengan mulus.
"Gapapa, banyakin latihan kalo mau hasil sempurna." Kata Elvan seraya tersenyum tipis pada satu siswa yang mendesah kecewa karena gagal memasukkan bola basket ke dalam ring.
Kini, giliran Vania yang mendapat giliran, karena no absennya hampir terakhir, jadilah ia baru bisa melakukannya sekarang disaat yang lain sudah duduk santai karena lelah.
Saat Elvan melempar bola ke arahnya, Vania sudah bersiap untuk menangkap. Namun gagal, Vania tidak bisa menangkapnya dengan benar, membuat Elvan berdecak kesal.
"Ck, yang bener dong!" Ucap Elvan.
"Eh maaf, gapapa biar Vania aja yang ngambil." Vania berlari kecil menghampiri bola basket yang gagal untuk ia tangkap itu, mengambil bola basket itu dengan cepat sebelum Elvan kembali marah lagi karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELVANO [selesai]
Teen Fiction𝑰𝒏𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓, 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂...