Terkadang, Tuhan sengaja menjauhkan kamu dengan orang yang sudah kamu anggap dekat. Karena yang dekat, belum tentu akan menetap.
.
.
.Happy Reading All
🖤
."El-van?"
Elvan terdiam, ia mengangkat pandangannya, saat itu pula, senyum Elvan langsung mengembang.
"Ternyata, Tuhan masih baik sama El.."
"Ma-af.." lirih Vania.
"El panggilin dokter dulu ya," dengan tidak sabaran, Elvan ingin cepat-cepat dokter memeriksa keadaan Vania sekarang.
Elvan sangat senang, akhirnya Vania sudah sadar. Elvan pikir, ia tidak akan pernah melihat Vania bangun lagi mengingat tadi dokter bilang, jika Vania tidak dapat diselamatkan, namun ternyata Tuhan masih memberinya kesempatan untuk menebus kesalahannya pada Vania. Yaitu dengan Vania bisa bangun kembali, Elvan masih bisa menebus kesalahannya.
Namun pergerakan Elvan yang hendak memanggil dokter terhenti karena Vania langsung menahan pergelangan tangannya.
"A-apa yang terjadi?" tanya Vania dengan lemah
"Tau ngga, kita semua hampir aja kehilangan kamu, tapi dengan baiknya Allah kasih kamu kesempatan untuk tetap hidup lebih lama lagi.. El seneng banget, akhirnya kamu udah sadar." Elvan tidak bisa menahan kegembiraannya itu kala melihat Vania sudah sadar.
"Mama, Papa, sama Arven mana?" tanya Vania lagi, ia tidak menemukan keberadaan orang yang tadi ia sebut namanya. Terakhir kali yang Vania ingat, mereka pergi meninggalkan Vania tanpa mengajak Vania, Vania tidak bisa ikut dengan mereka.
"Mereka kan udah tenang di dunia sana, Vania.." jawab Elvan. Mendengar nama Arven disebut, Elvan kembali bersedih.
Hening.
Tidak berapa lama kemudian, Vania bersuara. "Elvan.. maafin Vania.."
Elvan menggeleng. "Kenapa minta maaf? Elvan yang seharusnya minta maaf sama kamu, Vania. Maaf atas semuanya, Ge-- Vania.." hampir saja Elvan keceplosan menyebut nama Gea, Elvan baru ingat, gadis kecilnya sudah tidak ingin dipanggil dengan sebutan Gea.
"Aku juga salah, El.. maafin Gea ya El.. Gea sempet lupa sama El. Gea juga sempet marah sama El."
Deg. Apa tadi? Vania menyebut dirinya sendiri dengan nama Gea? Sebutan El sangat Elvan rindukan dari gadis ini. Akhirnya, setelah sekian lama, Elvan kembali mendengar sebutan itu secara langsung dan nyata dari bibir gadis kecilnya.
"Gea?" cetus Elvan.
"Kenapa? Ada yang salah ya sama panggilan nama aku waktu kecil? Vania kangen aja nyebut diri sendiri dengan nama Gea." balas Vania.
"Apa kamu ngga marah, kalo El sebut kamu dengan nama Gea?" tanya Elvan.
"Gatau."
"Kok gatau?"
"Tapi aku nyaman nya dipanggil Vania."
"Biar nanti jadi Elvania ya?"
"Elvania? Apa?" tanya Vania tidak mengerti.
"Elvania, Elvan-Vania."
•••Zelvano•••
"Jauhin Vania."
Hanya dua kata, namun arti dari dua kata tersebut mampu membuat Elvan sulit untuk membalasnya. Elvan menatap Fazar dengan tatapan tidak mengerti, Elvan baru saja keluar dari ruangan Vania dan tiba-tiba saja Fazar bilang seperti itu padanya. Mana mungkin Elvan bisa menjauhi Vania? Kehilangan Vania saja sudah membuatnya hampir gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELVANO [selesai]
Teen Fiction𝑰𝒏𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓, 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂...