21 • Dijodohin?

725 44 4
                                    

Haloo

Kalian udah masuk sekolah apa belum nih? Kalo aku si, tadi senin udah masuk, cuma pengumuman aja si. Dan besok hari selasa sama rabu nya libur😍

Btw, kalian udah kelas berapa nih? Apa udah kuliah or kerja? Apapun itu, tetap semangat ya semuanya! Hidup itu harus ada perjuangannya, sama seperti Vania yang terus memperjuangkan cintanya meski orang yang dicintainya tidak menyukainya.

Ya intinya jangan mudah menyerah, oke?

Happy Reading All

🖤
.

"Arven, gue makasih banget sama lo. Makasih ya udah mau nolong gue, gara-gara lo pengen nolongin gue, lo jadi digigit sama buaya," ucap Vania merasa bersalah ketika melihat Arven yang kakinya di perban.

Pagi ini, tepatnya besoknya setelah dari acara ulang tahun Sisil, Vania masih berada di rumah sakit. Mungkin, nanti siang akan pulang.

Di ruangan yang ditempati Vania, saat ini hanya ada Vania, Fazar dan Arven saja. Arven sengaja ingin menemui Vania karena ingin melihat keadaan Vania, karena terakhir kali, Arven menyelamatkan Vania yang sudah tidak sadarkan diri. Cowok itu meskipun salah satu kakinya masih luka, tetap saja ingin berjalan tanpa menggunakan apapun dan tanpa bantuan orang lain ke ruangan Vania.

"Iya, gue mah gapapa. Yang penting lo selamat dan ngga kenapa-kenapa," balas Arven dengan tersenyum lebar.

"Sama aja kali selamat sama ngga kenapa-napa," ucap Vania diiringi kekehan kecil.

"Iya itu lah pokoknya, hehe."

"Dek, abang keluar dulu ya, ada yang nelpon." Kata Fazar, setelah mendapat anggukan dari Vania, Fazar pun segera melangkah keluar.

"Yang dorong lo Jessica ya? Kebangetan banget tuh orang," ujar Arven tidak terima.

"Yaa begitulah, gue juga gatau, Jessica bisa sedendam itu sama gue. Tapi ya bodo amat lah, ngga ngurus," balas Vania seperti tidak begitu memperdulikan.

"Btw, lo.. masih suka sama Elvan kan?" Tanya Arven tiba-tiba menanyakan seperti itu.

"Ya masih lah, kenapa emang?"

"Oh ngga. Ya sikap lo semalem, agak beda aja gitu." Kata Arven yang masih merasa aneh dengan sikap Vania waktu semalam.

"Iya, gue rada kaleman kan?" kata Vania sok cool. "Btw, gue penasaran, lo beneran digigit buaya? Setau gue ya, biasanya buaya langsung nyaplok orang, kok lo cuma digigit doang si? Kek dipacok ular aja," ucap Vania bingung.

"Ya namanya juga Arven Arionanda, selalu ada berbagai cara. Lo mau gue ceritain?"

Vania mengangguk semangat, ia akan mendengarkan cerita Arven dengan seksama.

Arven terkekeh sesaat. "Lo lucu," cetusnya.

"Ngga, gue itu kiyowo! Udah ah, gue udah serius nih mau dengerin cerita lo yang kok bisa ngga dicaplok buaya?" Vania berdecak karena Arven bukannya bercerita, malah mengatai dirinya lucu.

"Oke-oke, tuan putri, pangeran Arven akan menceritakan kejadiannya, mohon di dengarkan dengan seksama." Arven berdehem, ia kemudian mulai menceritakan kejadian dirinya waktu menyelam semalam.

"Waktu gue berenang nyari lo yang tiba-tiba jatuh ke danau karena dorongan seseorang, disitu gue ketemu sama buaya. Awalnya gue ngira mungkin kayu, berhubung suasananya gelap di dalam danau itu, gue jadi kesusahan nyari lo dan susah buat ngeliat dengan jelas."

ZELVANO [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang