C 15

2.6K 379 115
                                    


Typo sorry ❤️❤️.
.
.
.


Wang yibo memarkirkan mobilnya di area pabrik.

"Sayang, kau ingin masuk ke dalam?" Wang yibo bertanya di depan pintu mobil.

Jingyi menatap ke sekitar, mereka benar-benar pergi ke pabrik baru.

"Oh- iya...aku akan ikut"

Wang yibo tersenyum kemudian membukakan pintu untuk istrinya.

Beberapa orang datang mendekat, sepertinya itu adalah orang yang bertugas di pabrik.

"Tuan wang, nyonya wang" mereka menyambut.

Wang yibo hanya mengangguk, dan membawa istrinya masuk.

Sebenarnya wang yibo memang ada jadwal kunjungan kesana, hanya saja. Siang harinya dia akan pergi ke rumah sakit.

Jingyi mengikuti wang yibo, tidak dia sangka ternyata di dalam pabrik cukup panas. Dia bahkan beberapa kali mengelap keringatnya.

Wang yibo yang tau istrinya tidak nyaman segera menyodorkan sapu tangannya.

"Sayang, apa kau kepanasan?"

Jingyi tersenyum kemudian mengangguk kecil.

"Baiklah, aku akan mengantarmu ke hotel terdekat. Kau bisa istirahat di sana."

Jingyi mengangguk, sepertinya keputusannya ikut wang yibo adalah salah. Dia justru merepotkan suaminya.

Wang yibo mengantar jingyi ke hotel. Jam menunjuk pukul 11.30, itu berarti 1 jam lagi dia harus menemui xiao zhan.

Jingyi segera berbaring di ranjang, mengikuti wang yibo berjalan di sekitar pabrik membuat kakinya pegal.

Wang yibo menoleh ke arah istrinya, "jingyi, aku akan kembali ke pabrik, kau istirahatlah di sini. Tunggu aku kembali"

Jingyi bangun dan duduk di atas ranjang "apa kau tidak ingin makan siang dulu?"

Wang yibo menggeleng, "tidak, nanti saja. Kau makanlah dulu. Aku masih belum lapar"

"Tapi kau hanya sarapan sedikit-"

"Tidak masalah, kau jangan khawatir, aku akan membeli makanan jika lapar nanti" sanggah yibo.

Jingyi hanya mengangguk saja. "Baiklah, hati-hati sayang"

Wang yibo tersenyum dan berlalu pergi.

"Tunggu" jingyi memanggil wang yibo yang hampir di ambang pintu.

"Ada apa?" Yibo tak mengerti.

Jingyi segera berlari dan memeluk wang yibo. Kemudian mencium pipinya.

"Hati-hati. Aku mencintai mu"

Wang yibo hanya terkekeh, "astaga, kau ini. Aku juga mencintai mu. Sampai jumpa" wang yibo mencium kening jingyi kemudian beranjak pergi.

....

Tab..tab..tab...

Wang yibo berlari melewati koridor rumah sakit. Jarak dari hotel dan kediaman xiao zhan hampir 60KM, jadi wang yibo terlambat 20 menit.

"Hah.. hah.." nafas wang yibo putud-putus.

Xiao zhan yang duduk di kursi tunggu sangat khawatir.

"Kenapa kau berlari?" Zhan menghapus keringat wang yibo dengan tangannya.

Wang yibo menggeleng, "tidak apa-apa. Maafkan aku. Apa pemeriksaan mu telah selesai?" Wang yibo sedih karena dia telat datang.

Xiao zhan tersenyum dan menggeleng, "belum, dokternya terlambat. Mereka bilang aku harus menunggu sekitar 40 menit. Mungkin 15 menit lagi dokternya datang"

Wang yibo menghela nafas "aah, syukurlah. Aku kira aku tak bisa bertemu dengan bayi-kecil sekarang"

Xiao zhan terkekeh, "kau bahkan selalu bertemu dengannya setiap bulan" ujar zhan.

Wang yibo tersenyum, "kau benar, aku bahkan sudah melihatnya bahkan saat dia masih seukuran kacang"

Xiao zhan tertawa, "dan hari ini dia sudah sebesar ini" xiao zhan mengusap perutnya.

Wang yibo mendekatkan telinganya ke perut xiao zhan, "hey jagoan. Apa kau tak sabar bertemu paman yibo?" Wang yibo menyandarkan kepalanya.

Xiao zhan terkekeh, wang yibo memang sering menanyakan hal random di depan perutnya.

Tapi, ada yang sedikit menyentil perasaan zhan.

Yaitu status anaknya nanti, mendengar wang yibo menyematkan nama 'paman' saja sudah membuat hati xiao zhan nyeri.

Bayangkan saja, jika anak kandung mu, harus memanggil 'paman' pada ayahnya sendiri.

Xiao zhan merasa dirinya sangat egois, karena memberikan jarak pada wang yibo dan anaknya lewat status mereka. Sejujurnya Xiao zhan ingin mengungkap bahwa wang yibo adalah ayah putranya tapi,,

...tapi, xiao zhan sekali lagi harus di tampar kenyataan.

Wang yibo adalah seorang pria beristri, biar bagaimana pun adanya bayi di antara mereka adalah sebuah kecelakaan saja. Bukan terjadi karena sama-sama punya rasa cinta.

"Kenapa kau diam?" Wang yibo mendongak.

Xiao zhan menggeleng dan tersenyum, "tidak.. aku hanya merasakan pergerakannya"

Wang yibo dan xiao zhan tahu bahwa anak dalam kandungan xiao zhan berjenis kelamin laki-laki. Awalnya xiao zhan tidak ingin tau, tapi karena wang yibo memaksa akhirnya xiao zhan mengiyakan saja.

"Tuan xiao zhan" nama xiao zhan di panggil suster. Sepertinya dokternya telah tiba.

Keduanya segera memasuki ruangan ibu dan bayi.

..

"Makanlah pelan-pelan" xiao zhan menyodorkan tissu pada yibo.

"Buburnya sangat enak" wang yibo memuji.

Nyonya xiao berjalan mendekat dengan segelas air di tangannya.

"Bubur jamur kerang buatan xiao zhan memang sangat enak, waktu aku sakit dia sering membuatkan ku juga" puji ibu xiao zhan

"Ibu... "

Nyonya xiao dan wang yibo hanya terkekeh saat wajah xiao zhan memerah.

Beberapa saat kemudian wang yibo pamit pulang.

"Maaf aku tidak bisa lama karena aku masih harus kembali ke pabrik"

Xiao zhan mengangguk, "baiklah, hati-hati di jalan"

Wang yibo mengangguk, sebelum pergi dia memeluk tubuh xiao zhan hangat.

Xiao zhan terkejut, tapi dia mencoba tenang.

"Maaf aku hanya ingin memeluk mu"

Xiao zhan tersenyum, "emm" gumamnya. Jika sikap wang yibo selalu begini, maka bagaimana bisa xiao zhan menjauh. Wang yibo selalu memupuk perasaan xiao zhan di dadanya.

Wang yibo menjauhkan tubuhnya dengan xiao zhan dan mengusap pipinya.

"Kau istirahatlah. Aku kan kembali dalam beberapa hari"

Xiao zhan hanya tersenyum dan mengangguk saja

"Dan aku membawa ini" wang yibo menunjukkan foto kecil hitam putih hasil UsG-nya tadi siang.

Xiao zhan hanya tersenyum "kau mengumpulkan cukup banyak" bahkan xiao zhan tidak memilikinya
Seluruh foto itu di simpan wang yibo.

Wang yibo tersenyum, "aku selalu merindukannya saat aku tidak dengan mu" wang yibo mengusap pelan foto di tangannya.

"Baiklah bawa saja. Dan hati-hati di jalan"

Wang yibo mengangguk, "oke.. sampai jumpa.. aku menyayangi kalian" kemudian mengusap perut xiao zhan dan beralih membelai pipi xiao zhan lembut.

Xiao zhan merasakan jantungnya semakin berpacu, "me-menyayangi kalian?"

Wang yibo mengangguk, "xiao zhan, aku rasa aku menyukai mu.."



.
.
.

Tbc (4-7-22)

Story from Summer (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang