C 9

2.6K 364 49
                                    

(typo sorry) 🙏❤️

.
.
.

Wang yibo mengetuk pintu kamar rawat xiao zhan, zhan masih di rawat karena kondisinya masih lemah. Mengingat ini adalah kehamilan pada laki-laki, jadi tim dokter sangat waspada.

"Kau belum tidur?" Wang yibo berjalan ke arah ranjang.

Zhan yang awalnya terdiam sambil mengusap perutnya, terkesiap mendengar sapaan dari yibo.

"Emm, aku tidak bisa tidur" jujurnya.

Wang yibo menghela nafasnya, "jangan terlalu di pikirkan, yang penting kau fit saja dulu. Tidurlah malam ini aku akan berjaga di sini"

Xiao zhan mengerutkan kening, "kau tidak pulang? Jangan khawatirkan aku, aku bisa sendi-"

"Tak apa-apa, sekarang istirahatlah" wang yibo memotong perkataan zhan dan menaikkan selimutnya.

Tampa sadar wang yibo mengusap pelan perut zhan, dan tersenyum. Dia sangat bahagia mendengar kehamilan zhan, andai saja di putranya. Batin yibo.

"Emm, wangyi kau-"

Wang yibo terkesiap dan segera menarik tangannya.

"Ah, maafkan aku, aku hanya"

"Tidak apa-apa, kau juga harus istirahat. Aku baik-baik saja"

Wang yibo mengangguk dan segera menuju sofa, dia membaringkan tubuhnya di sana. Dengan posisi miring wang yibo dapat melihat dengan jelas xiao zhan mulai tertidur dengan nyaman.

Wang yibo yang memang cukup kelelahan segera memejamkan matanya, karena rasa kantuk sudah tidak bisa di tahannya lagi. Sampai dia lupa, seseorang tengah menunggunya di rumah.

。◕‿◕。

...

Xiao zhan meraih tangan ibunya, beberapa alat detektor serta masker oksigen terpasang di tubuhnya.

"Ibu, kenapa kau belum bangun?" Zhan mengusap air mata di pipinya, melihat ibunya terbaring lemah di ranjang membuat hatinya semakin sakit.

"Ibu, maafkan aku. Aku telah membuatmu malu. Di sini, telah tumbuh seorang bayi kecil karena kecerobohan ku, aku tau kau kecewa. Tapi bayi ini tidak bersalah, ku mohon bangunlah. Sapalah dia saat dia lahir nanti" zhan meremat tangan ibunya yang lemah.

Sejak selesai di oprasi, belum ada tanda-tanda ibunya bangun dari alam bawah sadarnya.

Zhan merasa sangat khawatir, karena ibunya masih terus memejamkan mata.

Seseorang masuk dan berdiri di belakang xiao zhan.

"Tuan zhan, sebaiknya anda istirahat dulu. Ada suster yang akan menjaga ibu mu"

Zhan menoleh, dia mengusap air matanya, "dr. Kuan, kapan ibu ku akan sadar?"

Haikuan menggeleng, "kita tidak bisa memastikan zhan, ini biasa terjadi pada orang yang telah menjalani operasi besar. Pasien bisa sadar beberapa jam, bahkan juga beberapa hari. Itu di tentukan oleh kondisi pasien itu sendiri. Jadi ku mohon bersabarlah dan terus doakan ibumu, aku yakin nyonya xiao akan segera sadar" haikuan menenangkan.

Xiao zhan mengangguk, "terima kasih dr.kuan, aku akan meninggalkan ibuku hari ini, dan pergi bekerja. Aku harus memenuhi administrasi rumah sakit" ujar zhan.

Karena zhan tau, donasi itu hanya untuk operasi ibunya saja. Sedangkan untuk rawat jalan dan kamar, zhan harus membayar sendiri.

Haikuan mengangguk, "baiklah, tapi ku mohon hati-hati. Ingatlah kondisi mu sedang hami. Carilah pekerjaan yang ringan. Kami akan mengambil 50% dari biaya seharusnya zhan. Jadi kau tak perlu membayar penuh untuk rawat jalannya"

Zhan tersenyum dan segera mengangguk "terima kasih atas bantuan anda dr kuan. Sekali lagi terima kasih" zhan menunduk hormat.

Haikuan menepuk pundak zhan, "jangan berterima kasih padaku, ini adalah ketentuan rumah sakit" ujar haikuan.

Zhan mengerti, kemudian mengangguk dan tersenyum lagi.

(◕ᴗ◕✿)
.
.

Wang yibo baru saja tiba di rumahnya, penampilannya cukup acak-acakan karena dia baru saja menginap di rumah sakit.

"Sayang, kau pulang?" Jingyi segera berjalan ke arah yibo

Ah, yibo baru saja ingat, dia tidak mengabari jingyi semalam, dia tak melihat ponselnya sama sekali.

"Ah, jingyi, maafkan aku- tadi malam aku, tertidur di kantor" alasan yibo.

Jingyi mengangguk, suaminya saat sedang sibuk memang biasa tidur di kantornya. dia selalu memberi kabar, Tapi anehnya malam kemarin tidak. Atau mungkin karena di kejar deadline jadi wang yibo lupa.

"Aku tau, kau pasti sibuk. Tapi tumben saja kau tak mengabari ku" jingyi mencebik kesal.

Wang yibo segera memeluk istrinya, "maafkan aku, aku tidak mengecek ponsel sama sekali, aku menyesal. Maaf"

Jingyi tersenyum dan mencium pipi yibo.

"Sudahlah, ayo kita sarapan" jingyi menarik tangan suaminya.

Wang yibo mengangguk, dan berjalan dengan patuh.

Tapi dia merutuki dirinya, bagaimana bisa dia lupa pada istrinya sendiri. Untunglah jingyi tak bertanya panjang lebar.

。◕‿◕。
.
.

Xiao zhan memasuki florist jili, wajahnya sedikit pucat, karena dia mengalami anemia.

Jili dan teman-temannya menghampiri xiao zhan.

"Astaga zhan, aku kira kau tidak masuk hari ini, bagaimana keadaan bibi?" Jili menepuk pundak zhan pelan.

Zhan tersenyum, "ibuku baik, hanya saja dia belum sadar sejak kemarin. Tim dokter mengatakan itu hal yang wajar, para suster menjaga ibu ku disana, aku diminta tidak terlalu Khawatir" ujar zhan

Jili dan teman-teman lainnya merasa lega, "syukurlah zhan, tapi kulihat wajahmu sedikit lelah. Kau tak perlu bekerja hari ini, istirahatlah. Kami akan menghandle semuanya"

Zhan menggeleng, "tidak jili, biarkan aku bekerja. Aku justru kesepian di rumah"

Jili menghela nafasnya, benar juga. Zhan pasti sendirian di flatnya.

"Baiklah, tapi kau santai saja, jangan terlalu lelah"

Zhan mengangguk dan tersenyum, "baiklah"

Zhan memulai aktivitasnya, pikirannya kembali melayang pada apa yang terjadi pada tubuhnya saat ini.

Zhan mengusap perutnya yang masih rata, mungkin saat ini dia masih bisa menyembunyikannya dari teman-temannya. Tapi beberapa bulan lagi, perutnya akan membesar.

"Aku akan melanjutkan pekerjaan ku sampai dua bulan ke depan, setelah ibuku cukup baik, aku akan meninggalkan kota ini. Aku terlalu malu pada teman-teman ku" lirihnya dalam hati.







To be c .... (24-6-22)

Story from Summer (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang