C 5

2.8K 379 24
                                    

(typo sorry) ❤️🙏

(✿^‿^)

.....

Wang yibo baru saja tiba di kantornya, tak sengaja di meja resepsionis dia melihat sebuah buket bunga yang cukup indah.

"Pagi tuan wang" semua karyawan mengangguk hormat pada CEOnya.

Wang yibo mengangguk kemudian melihat kartu yang tersemat di buket bunga itu. Ah, dia jadi ingat, toko ini adalah tempat dimana zhan bekerja.

Wang yibo kemudian meninggalkan meja resepsionis kemudian segera melangkah masuk lift.

Baru saja memasuki kantornya, wang yibo telah di kejutkan dengan kehadiran nyonya wang, wang liying telah menunggu yibo pagi ini.

"Ma, kau datang?"

Liying tersenyum dan memeluk putranya, "selamat ulang tahun. Apa ada yang kau inginkan?"

Wang yibo menggeleng, "tidak ada ma" kemudian segera beranjak pergi.

"Apa kau akan berdonasi lagi tahun ini? Setiap tahun kau selalu berdonasi, apa tahun ini juga sama?" Liying melipat kakinya sambil duduk di sofa.

Wang yibo mengangguk, "emm, tapi aku belum memilih dimana aku akan berdonasi tahun ini. Akan ku pikirkan nanti"

Wang liying mengangguk, "malam ini, datanglah ke mansion utama, aku akan menyiapkan makan malam untuk mu"

Wang liying segera beranjak pergi.

Sementara wang yibo menghela nafasnya, dia cukup malas pergi ke mansion utama. Pasti nanti yang akan di bahas kedua orang tuanya adalah soal keturunan.

"Astaga, aku jadi tak enak hati mengajak jingyi ke mansion utama"

.....


Xaio zhan menggunting beberapa bunga di florist jili.

Pagi ini beberapa pesanan harus segera di kirimkan.

"Zhan, apa kau bekerja malam nanti?" Jili datang dengan note di tangannya

Kebetulan malam ini zhan libur di cafe, dia mengambil libur karena sedikit lelah.

"Kebetulan aku libur, ada apa?"

"Ah, bagus lah,, malam nanti ikutlah aku mengantar bunga ke salah satu pelanggan ku. Dia meminta bunga di rangkai di sore hari, agar malamnya masih wangi"

Zhan mengangguk mengerti, itu pasti pesanan dari seorang wanita yang sering meminta di buatkan bunga secara mendadak. Dia memang pelanggan tetap florist jili. Zhan pernah melihat orang itu sekali, meskipun umurnya cukup matang, tapi nyonya itu sangat cantik.

"Apa nyonya yang waktu itu yang memesan?"

Jili mengangguk, "benar, dia memang suka memesan secara mendadak, tapi berani membayar tinggi. Oh iya aku lupa, dia pernah menyampaikan salam padamu, dia selalu suka bunga rancangan mu" jili menambahi.

"Baiklah, aku akan membantumu nanti"

Kemudian zhan berkutat lagi dengan bunganya.

.....

Hari sudah menjelang malam, wang yibo sudah tiba di mansion utama.

Jingyi tersenyum dan menggandeng lengan yibo, meskipun jingyi sering menerima omelan dari kedua orang tuanya, tapi jingyi tetap sabar dan menerimanya. Dia tipe wanita yang lembut dan ceria.

"Ma,, " wang yibo memanggil mamanya yang  berdiri dengan beberapa orang di depannya.

Liying menoleh, "kau datang nak"

Kemudian berjalan mendekat ke arah wang yibo, liying hanya menyapa wang yibo saja, sedangkan jingyi di sampingnya tidak di sambut.

"Mama, apa kabar?" Jingyi menyapa

Liying tersenyum "aku baik, bagaimana dengan mu? Apa sudah ada tanda-tanda wang junior disana?"

Jingyi meneguk ludahnya, "emm, aku-"

"Nyonya bunganya sudah di pas-"

Ketiganya menoleh ke sumber suara, zhan membulatkan mata terkejut, itu wang yibo. Apa ini juga rumahnya? Zhan segera mengubah ekspresinya

"Ah, maaf. Bunganya sudah di pasang. Kami akan segera pulang. Terima kasih telah berlangganan" zhan dan jili mengangguk.

"Tunggu, tunggu sebentar" liying segera berjalan ke arah laci, dan mengambil beberapa ratus yuan.

"Ini, ambillah. Aku selalu suka bunga-bunga rancangan mu nak zhan, ini hadiah dari ku karena hari ini putraku berulang tahun" liying tersenyum cantik.

Zhan menoleh ke arah jili, jili tersenyum dan mengangguk.

"Te- terima kasih nyonya"

"Panggil saja bibi nak zhan" liying menepuk pundak zhan. Liying menyukai wajah zhan yang manis dan lembut, andai saja dia seorang yatim, pasti liying telah mengangkatnya menjadi anak.

Sayangnya, waktu liying bertanya tentang keluarganya tadi, zhan mengatakan tinggal dengan ibunya.

"Terima kasih bibi, kami pamit pulang"

Liying mengangguk. "Sama-sama"

Xiao zhan berpapasan dengan wang yibo yang berdiri diam, dia sungkan ingin menyapa. Dia merasa tak pantas. Dia takut di kira hanya sok kenal saja. Dia sadar derajatnya.

Wang yibo sekilas melihat xiao zhan yang meliriknya, dia ingin menyapa, tapi dia takut semua orang curiga dan bertanya yang bukan-bukan. Lebih baik wang yibo diam saja.

"Ayo ke meja makan. Mama telah masak banyak. Oh iya, jika kau ingin membeli bunga, lebih baik di toko langganan mama saja. Bunganya segar dan rangkaiannya sangat indah" liying memuji.

Wang yibo dan jingyi mengangguk saja.

Tuan wang telah menunggu di meja makan, mereka makan dalam diam.

Tak ada yang membuka suara, jingyi juga diam menunduk. Dia terlalu sungkan membuka pembicaraan. Dan takut jika nanti justru mengarah pada garis keturunan.

Sementara wang yibo terdiam, dia masih memikirkan xiao zhan tadi, dia merasa tak enak karena tadi tak menyapanya.

"Besok aku akan menemuinya" batinnya.






Tbc (22-6-22)

Story from Summer (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang