C 7

2.7K 389 80
                                    

(typo sorry 🙏❤️)

(◍•ᴗ•◍)

.....

Xiao zhan menangis bahagia pagi ini, jili memeluknya dan mengusap punggung xiao zhan yang bergetar.

"Jili, aku tidak menyangka ini, akhirnya aku punya kesempatan" zhan menangis lirih.

Baru saja dia mendapat telfon dari rumah sakit, dia dikabari jika ibunya bisa di operasi dari jalur donasi.

Seseorang mendonasikan uangnya untuk orang-orang yang sakit keras.

"Zhan, selamat untuk mu dan bibi, semoga bibi bisa segera sembuh" jili menepuk bahu zhan

Xiao zhan mengangguk, "terima kasih, kau sangat baik padaku" zhan mengusap air mata di pipinya.

"Sekarang pulanglah, sampaikan kabar bahagia ini pada bibi"

Zhan mengangguk, kemudian segera melepas Appron yang melekat di tubuhnya.

"Aku pergi jili. Maaf hari ini aku bekerja setengah hari" zhan merasa tak enak.

"Tak apa, pergilah"

Zhan mengangguk dan segera bergegas pulang.

Dia tersenyum sepanjang perjalanan pulang, hari yang membahagiakan untuknya telah tiba. Dia merasa sangat bahagia, akhirnya ada harapan agar ibunya sembuh.

....

Wang yibo tersenyum melihat layar ponselnya, haikuan baru saja memberinya kabar.

Jingyi menatap heran, suaminya yang tersenyum sendiri.

"Sayang, apa yang terjadi?"

Yibo segera meletakkan ponselnya dan menarik lengan istrinya agar duduk di sebelahnya.

"Tidak ada, aku hanya senang saja"

"Apa kau baru saja berdonasi? Kau berdonasi ke panti asuhan lagi?" Jingyi mengusap lengan suaminya di perutnya.

"Kali ini tidak, aku berdonasi di rumah sakit. Disana juga banyak orang yang membutuhkan pengobatan" wang yibo tak menyinggung soal zhan sama sekali.

"Itu bagus sayang, kau yang terbaik" jingyi selalu bangga pada suaminya yang sangat dermawan.

"Terima kasih" wang yibo tersenyum dan memeluk istrinya dari belakang.

Wang yibo membayangkan, betapa bahagianya zhan saat ini, pasti pemuda itu sedang menangis meraung karena bahagia. Wang yibo cukup yakin, bahkan hidung bangirnya akan memerah karena terlalu lama menangis.

Sangat menggemaskan bagi yibo.

.....

Hari yang di tunggu telah tiba, dua hari setelah kabar itu di sampaikan, tim dokter telah siap melakukan operasi.

Sepertinya tim dokter bersungguh-sungguh membantu zhan. Dan xiao zhan sangat berterima kasih atas itu.

"Ibu, aku percaya kau akan segera sembuh" zhan menggenggam kedua tangan ibunya.

Nyonya xiao tersenyum, "terima kasih zhanzhan, kau telah berusaha keras"

Zhan menggeleng, setitik air mata jatuh di sudut matanya, andai saja zhan bisa mengubah sesuatu. Dia ingin dia saja yang menanggung sakit.

Melihat ibunya selalu kesakitan, dia selalu merasa sakit di dadanya. Seandainya saja sakit itu di limpahkan ke dirinya saja, pasti ibunya tidak akan menderita.

Tapi tuhan telah punya jalannya sendiri, setiap nasib yang Dia garis kan, pasti telah di perhitungkan.

"Zhan zhan menyayangi mu bu" zhan memeluk ibunya.

Nyonya xiao mengusap punggung zhan, "aku juga sangat menyayangi mu nak, semoga kau selalu bahagia
Aku pernah bermimpi, beberapa buah jeruk jatuh menimpa mu, aku yakin itu adalah nasib baik yang akan di berikan dewa padamu"

Zhan mengusap pipi ibunya, "aku yakin, itu pertanda bahwa ibu akan berumur panjang"

Nyonya xiao tersenyum, "itu mimpi yang sama saat aku mengandung mu dulu. Ah, ibu jadi merindukan ayah mu" gumamnya.

"Permisi tuan, pasien akan di pindahkan" suster datang ke kamar nyonya xiao

Xiao zhan mengangguk, "baiklah, ibu kau harus segera kembali" zhan mencium pipi ibunya.

"Aku tau, ibu selalu menyayangi mu zhan"

Kemudian tautan tangan mereka terlepas, zhan mengusap wajahnya. Melihat ibunya seperti itu, dia sangat tak tega. Semoga ibunya bisa sehat kembali, hanya itu doa xiao zhan.


.....



Wang yibo sesekali menatap layar ponselnya di sampingnya.

Sejujurnya dia cukup khawatir, karena hari ini ibu xiao zhan akan di operasi.

"Apa aku ke rumah sakit saja? Tapi nanti xiao zhan bertanya-tanya"

Wang yibo bimbang, dia menggusak rambutnya. Dia sangat ingin pergi, tapi dia tak tau harus beralasan apa pada zhan.

Wang yibo lagi-lagi memijit keningnya, dia tidak bisa konsentrasi sama sekali dengan pekerjaannya.

"Sial, aku terus membayangkan wajah zhan yang menangis khawatir, aku yakin dia butuh orang di sampingnya saat ini" gumam yibo.

Ddrrrt... Drrrt... Drrrt..

Suara dering ponsel menginstrupsi pendengaran yibo, dia melihat ke layar, nama haikuan tertera di sana.

Wang yibo segera mengangangkatnya.

"Halo ge"

"APPAAA?"

Wang yibo segera lari keluar ruang kantornya, sekretarisnya hanya menatap bingung. Tidak seperti biasanya tuannya berlari sekencang itu. Biasanya dia sangat berwibawa.

"Tuan kenapa?" Gumamnya bingung

....

Di rumah sakit.

Haikuan baru saja menutup pintu kamar pasien. Dia memijit kepalanya yang sedikit berdenyut.

Tiba-tiba suara derap langkah menghampirinya, dengan terburu-buru.

"Ge, bagaimana keadaannya?"

Haikuan menghela nafasnya.

"Ikut aku ke ruangan ku, dia baru saja tertidur"

Wang yibo sedikit mengintip dari celah pintu, dapat dia lihat xiao zhan tertidur dengan tenang

"Sebenarnya apa yang terjadi ge? Kau bercanda kan?" Wang yibo yang langsung bertanya, bahkan dia belum mendudukkan bokongnya.

"Aku serius, benar-benar ada yibo. Kami telah mengeceknya berulang. Awalnya dia meremat perutnya dengan keras sambil meringis sakit. Kita yang khawatir segera membawanya ke ruang pemeriksaan, karena takut adanya penyakit dalam, kita melakukan USG segera, dan hasilnya... " Haikuan menghela nafasnya "... Ada kehidupan kecil disana"

Wang yibo menatap haikuan bingung, "tapi, dia laki-laki ge" sangkalnya.

"Ya, ini beberapa kali terjadi di belahan dunia, aku juga tidak menyangka kalau di negara kita juga ada. Di Negara ini, baru satu kasus ini" haikuan merasa kasihan pada xiao zhan.

"Be- berapa umur kandungannya?" Wang yibo bergetar, pikirannya melayang kemana-mana.

"Berjalan dua bulan, itu masih sangat rentan, lihatlah ini, dia masih mungil" haikuan menyodorkan Foto USG di depan yibo.

Yibo meraih Foto itu dengan tangan bergetar, setitik air mata jatuh di pipinya.

Haikuan membulatkan mata, astaga apa adiknya yang?

"Wang yibo, apa kau-"








Tbc  (23-6-22)

Story from Summer (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang