C 8

2.7K 381 122
                                    

(typo sorry 🙏❤️)

....

Xiao zhan perlahan membuka matanya, dilihatnya warna cat putih menyambut penglihatannya.

Kepalanya masih berdenyut sakit, "astaga, ibu"

Zhan akan turun dari ranjangnya, tapi seketika dia tertegun, seorang pria tertidur di samping ranjangnya.

"Wangyi?"

Wang yibo segera terbangun, "astaga zhan, kau bangun?" Wang yibo segera mendorong tubuh zhan untuk segera berbaring.

"Wangyi, bagaimana ibu ku?" Zhan memandang khawatir

Wang yibo mengusap kepala zhan, "bibi belum siuman zhan, tapi operasinya berjalan lancar"

Xiao zhan menghela nafasnya, "syukurlah, kapan ibuku akan siuman?"

Wang yibo menggeleng, "emm, aku tidak tau, tapi kita berdoa saja, semoga ibumu bisa segera bangun dan tersenyum kembali"

Xiao zhan mengangguk, "kau benar, semoga ibuku bisa kembali sehat. Tapi, apa yang terjadi? Kenapa aku bisa terbaring di ranjang pasien?"

Wang yibo menggaruk keningnya, dia bingung harus menjelaskannya dari mana. Tubuh xiao zhan yang spesial, serta mahluk kecil yang saat ini tumbuh di dalam perutnya. Wang yibo bingung harus menjelaskannya dari mana dulu.

"Zhan, ku mohon tenanglah dulu. Ada sesuatu hal penting yang harus kau tau" wang yibo menghela nafasnya. Sulit baginya untuk mengungkapkan ini, tapi dia harus mengatakannya.

"Ada apa?" Zhan mendadak takut.

"Itu,, kau pingsan saat menunggu bibi di operasi tadi, tim dokter segera membawa ke ruang pengobatan karena kau meringis sakit dan menekan perutmu, sebelum akhirnya kau pingsan"

Ah, zhan ingat itu, tadi dia memang merasa sakit di perutnya, akhir-akhir ini perutnya sering kram.

"La- lalu, apa aku punya penyakit dalam?" Zhan mulai khawatir.

Wang yibo menggeleng, "tidak, justru itu adalah suatu keajaiban"

Xiao zhan mengerutkan kening, "apa maksudmu wangyi? Jelaskan secara gamblang, aku tidak mengert-"

"Kau hamil"

Hening

Xiao zhan terdiam, apa wang yibo sedang membuat lelucon padanya?

"Jangan membuat lelucon wangyi, kau tau kan aku ini laki-laki mana mungkin" zhan sedikit kesal karena lelucon yibo cukup keterlaluan.

Wang yibo menggeleng, kemudian meraih amplop coklat di meja nakas.

"Ini adalah hasil pemeriksaan tubuhmu, tim dokter telah mengecek beberapa kali, dan hasilnya sama. Beberapa pria di belahan dunia lain juga mengalaminya. Dan di negara kita baru dirimu" jelas yibo.

Xiao zhan ingin tertawa, lelucon yang di buat yibo benar-benar sempurna.

"Hentikan lelucon mu wangyi, ini tidak lucu"

Wang yibo meraih tangan zhan dan menggenggamnya kuat

"Zhan, aku tidak bercanda. Lihat ini, ini bayi dalam perutmu" wang yibo menyodorkan sebuah foto USG pada xiao zhan.

Xiao zhan meraih foto itu dan menghela nafasnya.

"Cukup wang yibo, hentikan ini, aku tau kau hanya menghiburku dengan leluc-"

"ZHAN AKU TIDAK SEDANG MEMBUAT LELUCON" wang yibo berteriak karena zhan tak mau percaya.

Zhan membulatkan mata, dia menatap wajah serius yibo, benar-benar tak ada keraguan di sana.

"Zhan, aku mohon padamu, ini bukan hanya tentang dirimu saja sekarang, ada mahluk kecil di dalam sana yang perlu kau jaga. Jadi ku mohon, percayalah, ada bayi di sini" wang yibo mengusap perut xiao zhan

Perlahan xiao zhan menjatuhkan air matanya, dia meraba perutnya, dan saat tangan nya menyentuh perutnya, dapat dia rasakan perasaan hangat di sana. Apakah ini naluri mereka?

"Wa- wangyi, bagaimana bisa?" Zhan menutup mulutnya, air matanya jatuh dengan deras. Entah apa yang harus zhan rasakan saat ini. Dia merasa bahagia, tapi juga aneh, dan merasa takut.

"Zhan, tenanglah. Kau harus tenang dulu, nanti kita cari solusinya untuk mu dan juga bayimu" wang yibo menyarankan.

Zhan meremat ujung foto USG di tangannya, dia melihat lingkaran kecil sebesar bibi padi terbentang di sana

Benarkah malaikat benar-benar hadir di dalam kehidupannya?

Zhan menoleh ke samping, di lihatnya wang yibo yang menunduk memijat kepalanya. Apakah nanti wang yibo akan mengakui bayi ini? Apakah wang yibo akan menerima buah hati mereka? Biar bagaimana pun, itu juga darahnya.

Wang yibo mendongak, dia meraih tangan zhan dan menatap sendu.

"Zhan, sekarang katakan padaku, siapa ayah dari bayi itu?"

Deg

Jantung xiao zhan seperti berhenti, rasa sakit merayap dalam dadanya. Dia tak pernah berhubungan dengan siapa pun selain wang yibo.

Ah, xiao zhan mengerti sekarang, apa wang yibo menganggapnya sebagai seorang yang murahan? Karena dia bekerja di club malam? Melayani para tamu di sana, dan rela di bayar malah demi biaya orang tuanya?

Air mata xiao zhan semakin jatuh di pipinya, dia ingin mengatakan bahwa ini anak mereka, tapi xiao zhan takut, takut jika wang yibo meragukannya.

Wang yibo mengusap air mata xiao zhan, "jangan menangis, katakan padaku siapa ayahnya? Aku akan memintanya bertanggung jawab"

Xiao zhan merasa runtuh di hatinya, sekarang akan sangat menggelikan jika dia mengatakan wang yibo lah ayah biologisnya.

Bukankah xiao zhan telah mengatakan di awal, bahwa itu adalah kali pertamanya berhubungan seks. Apa wang yibo lupa karena terlalu frustasi?

Zhan menghela nafasnya, satu-satunya jalan yang bisa dia lewati saat ini adalah..

"Aku tidak tau.."

Wang yibo menatap kecewa, awalnya dia ingin zhan menjawab bahwa dialah ayah dari bayinya, sehingga dia bisa memintanya pada zhan, agar rumah tangganya lengkap dengan jingyi.

Wang yibo melihat xiao zhan yang terdiam memalingkan wajahnya, berapa banyak orang yang telah menjamah xiao zhan, bahkan dia tidak tau siapa pria yang menghamilinya.

"Zhan, sebaiknya kau istirahat"

Wang yibo merapikan selimut zhan dan segera berjalan keluar.

Zhan menatap wang yibo yang telah menghilang di balik pintu.

Zhan meremat selimut di perutnya, dia merasa bersalah pada wang yibo karena membohonginya.

Tapi xiao zhan tidak punya alasan lagi, dia tak memiliki bukti apa pun yang bisa mengklaim wang yibo adalah ayah dari bayinya.

Dan xiao zhan juga merasa tak pantas, untuk wang yibo.

"Maafkan aku, wangyi" lirihnya.

.....

Jingyi melihat jam dinding, sudah pukul 11 malam, tapi suaminya belum pulang.

Jingyi khawatir ada sesuatu yang terjadi.

Berulang kali jingyi menelfon, tapi wang yibo tidak mengangkat satu pun panggilannya.

"Yibo, kau dimana?" Gumamnya khawatir.

"Ya tuhan, semoga tak terjadi apapun"  jingyi mengepalkan tangannya di dada.








To be continue ... 23 juni 2022

Story from Summer (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang