18. Sadar

33.9K 3.7K 124
                                    

Happy reading 🖤
.
.
.

Ruang rawat Via.

Sekarang Zellina Dkk sedang di rumah sakit tempat Via di rawat. Semuanya ikut, Arkan, Cellio, Zion, Leon, Kenzie, Xenon, Rafa, Kevin, Radit, Kalio, Zero, Vano termasuk Zellina juga.

Tadi karena mereka itu rada-rada, jadi di bius dulu oleh Zero dan Vano agar tidak mengacau. Ya you know lah.

Cellio dan Kalio mereka sedang menangis dengan berpelukan, sepertinya sedang akur. Zellina dia menangis sambil memeluk Via.

Ruang rawat Via sudah seperti kamar RSJ dan dipenuhi barang-barang mewah, dan makanan, mereka anak tunggal kaya raya semua.

Kenzie dia menatap Via lalu Zellina dengan bergantian dan seterusnya seperti itu. Arkan dia baru bisa tidur di sofa. Rafa senyum-senyum sendiri. Leon menatap Via sendu, dan menatap Zellina benci. Radit diam. Kevin tiba-tiba sembuh dari sakitnya. Zion sudah ketar ketir sendiri. Xenon tenang kembali.

Kata dokter keadaan Via sudah membaik dari sebelumnya, jadi mereka langsung menjenguk Via. Sebenarnya mereka selalu bergantian menjaga Via di RS tapi tidak 24jam, karena mereka di tekan oleh orang tua masing-masing.

Sebagai pewaris satu-satunya marga yang mereka nyandang, mau tidak mau harus dilakukan.

Mereka menunggu sudah 2 jam menunggu Via sadar, tapi tidak ada pergerakan.

"Lama banget lo tidurnya" Komentar Leon.

"Hm gw aja gak bisa tidur" Timpal Arkan.

"Mimpi apa sih lo?" Tanya Kevin kepada Via.

"Nego dong" Celetuk Zion.

"Bacot lo pada!" Sinis Radit.

Tiba-tiba jari-jari tangan Via bergerak perlahan, Zell pun sadar itu.

"Via.." Lirih Zellina.

Mereka yang ada dalam ruangan pun melirik ke arah Zellina.

"VIA!!" Teriak mereka barengan.

"Panggil dokter bego!" Kesal Rafa ke pada Zellina yang hanya planga plongo.

"Ah i-iya"

Zell memencet bell yang ada di belakang brankar Via dengan cepat.

Ceklek

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang dokter wanita.

"Biar saya cek dulu"

"Baiklah, keadaan pasien sekarang sudah membaik, dan kemungkinan besar sebentar lagi dia sadar."

Mereka hanya mengangguk dan menatap Via yang mulai sadar.

"Saya permisi" Ucap dokter itu canggung.

Ceklek

Pintu di tutup kembali.

Mereka mengerubuni Via dan menghela nafas lega, akhirnya Via sadar.

Sayup-sayup Via membuka matanya perlahan, yang pertama kali dia lihat adalah cahaya ilahi yang bersinar terang di matanya.

Via mengerjapkan matanya berkali-kali, ada apa ini? pikirnya.

"Via lo sadar!"

"Akhirnya!"

"Syukurlah!"

"Cell kangennn tauu!"

Xenon buru-buru memberi Via air minum.

"Mana yang sakit?" Tanya Zion.

"Bacot lo!" Sinis Leon, entah mengapa dia rada gak suka sama Zion.

Via masih lemas, tubuhnya juga rada kurusan.

Transmigrasi Via (?) ✓ [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang