57. Menyusul

9.8K 1K 9
                                    

Happy reading 🖤
.
.
.

Sedangkan di negara lain, tepatnya di negara X.

14 orang pria berkumpul di satu ruangan yang sama.

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu besok datang juga. Besok, hari dimana mereka akan menyusul Via dan membawa dia pulang kembali kerumah yang sebenarnya. Rumah Via dan mereka.

Sungguh mereka sangat merindukan Via.

Senyuman, kata-kata, teguran, dan omelannya. Semuanya tentang Via.

Tapi, mereka sengaja membiarkan Via pergi. Karena mereka pikir Via memang butuh sendirian, mereka pikir Via lelah dan butuh menenangkan diri karena mengurus mereka yang posesifnya tiada ampun apalagi anak-anak yang manjanya sampe ke tulang rusuk.

Dan mereka membiarkan Via, sekaligus memberinya waktu. Karena mereka juga akan mengadakan suprise yang besar-besaran untuk melamar sekaligus menyambut kedatangan Via, semoga saja setelah pulang dari negara Q Via menerima lamaran mereka.

Tidak ada kecurigaan sedikit pun.

Memang, pada awalnya mereka tidak terima. Mereka pikir Via sudah bosan, Via akan meninggalkan mereka dengan keadaan yang sudah tergila-gila, mereka sempat berontak dan membantai semua yang menghalangi sampai hampir gila.

Tapi tiba-tiba ada ide tercantum di otak Kendra, mereka membiarkan Via bebas dulu di luar sana, sedangkan mereka menyiapkan hal besar.

Dan berakhirlah seperti ini mereka, menunggu waktu besok dengan gabut sambil melihat jam dinding.

"Semuanya udah siap?" Tanya Kenzie.

"Udah. Tinggal nunggu lima belas pasang cincin, dua jam lagi datang" Jawab Radit.

"Hn"

"Gw udah gak sabar!" Binar Rafa.

"Pasti Via bahagia" Timpal Arya.

"17 jam, 50 menit, 35 detik lagi" Gumam Arkan.

"Ck, kenapa waktu kayak lama banget dah anjing!" Keluh Leon.

"1.080 menit lagi" Gumam Xenon menghitung dengan otak cerdasnya.

"64.800 detik lagi" Timpal Ken.

"Ck! Berisik sialan!" Kesal Zenandra yang dari tadi mendengarkan celotehan mereka.

"210.. 211.. 212.. 213...." Gumam Cellio menghitung setiap detik jarum jam.

"Satu jam serasa satu abad" Keluh Kalio.

Memang waktu jika ditunggu-tunggu terasa lama dan lamban, tapi jika sedang asyik-asyiknya dan gk mau berlalu, waktu akan terasa sebentar.

"Diamlah!" Sentak Zion membuyarkan lamunan mereka yang gabut menatap jam dari tadi.

"Kaget asu!" Refleks Kevin.

"Sabar-sabar" Gumam Radit mengusap dadanya.

"Suka suka gw dong" Sahut Cellio.

"Gabut banget lo" Sinis Zion.

"Kayak lo kagak aja" Cibir Cellio.

Zion diam, dia kalah telak.

Tok tok tok

"Masuk"

"Tuan." Ucap orang suruhan mereka dengan menundukkan kepalanya.

"Sa-saya ingin melaporkan tentang nyonya Ivialin."

Mereka semua yang ada di ruangan itu mata tajamnya mengalihkan pandangannya dan memfokuskan diri kepada pria di depan mereka.

Transmigrasi Via (?) ✓ [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang