Tengah malam pukul duabelas Lyla terbangun dan merasakan sakit di seluruh badan'nya, kepalanya terasa berat dan pusing. Matanya mengerjab pelan sambil memegangi kepala'nya. Tercium bau obat-obatan dan Lyla tersadar dirinya berada di rumah sakit.
Mengingat kembali apa yang terjadi dan seketika tubuhnya bergetar ketakutan. Pandangan'nya mengelilingi ruangan di mana dia berada, namun matanya berhenti di sebuah sofa dan mendapati dua orang sedang tertidur pulas.
Air matanya kembali menetes melihat siapa yang tertidur di sofa. Ada perasaan kecewa mendalam yang di rasakan'nya. Dengan cepat Lyla mencabut infus yang terpasang di tangan'nya, darah mengalir membasahi seprei dan bajunya.
"Ahsss" Lyla meringis merasakan perih
Kemudian Lyla beranjak dari tempat tidur'nya, merasakan dingin'nya lantai rumah sakit. Perlahan Lyla membuka pintu ruangan'nya dan keluar tanpa membangunkan Juna dan Satya yang sedang tertidur di sofa.
Melangkahkan kakinya kabur dari rumah sakit, karena tengah malam jadi kondisi sepi memudahkan Lyla melarikan diri dari rumah sakit.
Sepanjang jalan Lyla menangis meratapi nasib'nya dengan kondisi memakai baju pasien rumah sakit dan berjalan tanpa menggunakan alas kaki.
Saat kakinya membawa Lyla melangkah melewati jembatan terbesit sebuah pikiran yang membuat'nya berhenti berjalan dan menatap sungai yang berada di bawah jembatan.
"Mama, papa...Lyla mau ikut kalian aja ya. Di sini Lyla sendiri, mereka semua jahat. Lyla udah gak kuat di sini sendirian. Lyla kangen mama sama papa, tunggu Lyla ya sebentar lagi Lyla dateng" ucap Lyla Dengan tangisan pilu
Kemudian kakinya melangkah menaiki pembatas jembatan, berniat ingin melompat ke bawah dan menceburkan dirinya ke sungai. Lyla memejamkan matanya dan merentangkan tangan'nya, saat mencondongkan tubuhnya tiba-tiba tubuh'nya tertarik kebelakang.
Brugh
Tubuh Lyla terjatuh menimpa seseorang
"Loe gila ya, ngapain loe mau lompat segala hah. Gak sayang nyawa ya loe" omel seseorang tadi
Lyla tidak menjawab, namun tangisan'nya semakin menjadi dengan tubuh bergetar
"Lah malah nangis" ucap orang tadi
"Woy diem jangan nangis ntar di kiranya loe gue apa-apain" sambungnya mencoba menenangkan
Tangisan Lyla belum berhenti, orang tadi takut di sangka berbuat jahat jika ada orang yang lewat. Akhirnya dia menggendong Lyla dan memasukkan'nya kedalam mobilnya.
"Astaga, dosa apa gue sampe nemuin beginian" ucap orang tadi kemudian kemudian ikut masuk ke dalam mobil
"Udah diem jangan nangis terus, nih minum dulu" ucap'nya menyodorkan air mineral kepada Lyla
Lyla menerima dan meminum'nya, perlahan tangisan Lyla reda namun masih sesegukan.
"Kenapa tadi kamu nolongin aku, harusnya kamu biarin aja. Aku kangen mama sama papa. Aku mau ikut mereka" ucap lyla sesegukan dan menundukkan wajah'nya
"Yee ni orang bukan'nya terimakasih malah ngomong begitu" gerutu orang tadi
"Ya mana bisa gue biarin orang mau bunuh diri di depan mata gue. Lagian loe kenapa sih sampai nekat mau terjun ke sungai segala?" Omel orang tadi
Lyla hanya diam tanpa menjawab ataupun menatap lawan bicara'nya. Sedangkan orang tadi menghembuskan nafas'nya dengan sebal, kemudian mengamati penampilan Lyla yang berantakan banyak lebam di wajah, kepalanya di perban apalagi masih menggunakan baju pasien rumah sakit.
"Loe kabur dari rumah sakit?" Tanya'nya dengan memicingkan matanya
Lyla mengangguk sebagai jawaban
"Ya udah gue anterin loe ke rumah sakit lagi kayanya kondisi loe lumayan parah" ucap'nya hendak menyalakan mobil'nya namun tertahan saat Lyla memegang tangan'nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Segelap Malam (END)
Short StoryTentang Adinda Kalyla Maharani yang merasa hidupnya segelap malam. Di tinggal kedua orang tuanya untuk selama-lamanya Mempunyai seorang kakak yang bahkan tidak peduli dengannya Mempunyai mereka yang di sebut sahabat, namun nyatanya mereka bahkan tid...