🍃 31

718 28 3
                                    

Libur panjang telah usai, semua orang kembali ber aktifitas dan berkutat dengan kesibukan masing-masing, termasuk Juna.

Setelah hilangnya Lyla 5 tahun lalu membuat Juna menjadi pribadi yang dingin dan terkesan angkuh, irit bicara, gampang emosi dan selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan bahkan terkadang pulang larut malam karena lembur di kantor.

Hatinya tertutup untuk orang lain, rasa penyesalan terus menghantuinya. Tidak ada niatan mencari pengganti Lyla di hatinya meski umurnya sudah menginjak 28 tahun. Meski hubungan'nya dengan Lyla terbilang singkat, namun Lyla berhasil menempati posisi tertinggi di hati Juna. Bahkan rasa sayang Juna tidak pernah hilang, masih tetap sama apalagi di tambah kerinduan yang mendalam membuat rasa sayang Juna semakin menjadi.

Saat tengah fokus berkutat dengan map-map di atas mejanya, tiba-tiba pintu di ketuk dan seseorang membuka pintu ruangan Juna.

"Maaf pak Juna, saya mau mengingatkan bahwa 15 menit lagi anda ada meeting dengan klien dari Surabaya" ucap sang sekertaris

"Ok. Kita akan segera ke ruangan meeting. Dan oh iya Satya, saya minta tolong bisa buatkan saya kopi saya rasa saya sedikit mengantuk, dan tolong antarkan ke ruang rapat" ucap Juna berdiri dari duduknya membawa berkas dan berjalan menuju pintu

"Baiklah. Akan saya buatkan" ucap Satya kemudian berlalu pergi

Ya semenjak 3 tahun belakangan ini Satya di angkat menjadi sekertaris Juna di kantor menggantikan sekertaris yang lama karena sudah pensiun. Mereka profesional dalam bekerja, maka jika di kantor mereka menggunakan bahasa formal, bersikap sebagai bos dan karyawan. Namun di luar kantor kembali lagi mereka berstatus sebagai sahabat.

Beberapa saat kemudian meeting telah selesai, Juna terlihat sangat lelah namun tertutup dengan wajah'nya yang dingin. Beberapa orang telah keluar dari ruangan meeting, Namun klien Juna terlihat belum ingin beranjak dari duduk'nya. Bahkan putri dari klien'nya sedari tadi mencuri-curi pandang ke arah Juna.

"Oh iya pak Juna, maaf jika pertanyaan saya menyinggung anda. Apakah anda sudah memiliki calon istri?" Tanya klien tersebut

"Mohon maaf tuan, Untuk apa anda bertanya tentang privasi pak Juna?" Ucap Satya yang sudah berdiri di belakang kursi juna

"Ah tidak, saya hanya ingin menjalin hubungan baik dengan pak Juna. Jika pak Juna belum memiliki calon istri, mungkin pak Juna berkenan berkenalan dengan putri saya. Dia putri tunggal saya dan dia juga yang akan memegang perusahaan saya nantinya. Bukankah akan bagus jika pak Juna dan putri saya bisa menjalin hubungan yang serius?" Ucap klien tadi merangkul putri'nya yang berada di sebelah'nya

Perempuan tadi tersenyum manis mendengar ucapan sang ayah, sesekali melirik malu ke arah Juna. Ya, sejak awal dia sudah tertarik kepada Juna. Meski terlihat dingin namun tak menutupi fakta bahwa Juna terlihat tampan dan gagah.

Satya yang mendengar ucapan orang tadi pun sempat kaget, dia melihat ke arah Juna yang tetap tenang dalam duduk'nya.

"Terimakasih untuk tawaran'nya, tapi saya rasa saya tidak tertarik dengan putri anda. Ok saya rasa urusan kita sudah selesai saya permisi dulu" ucap Juna dengan wajah datar kemudian berlalu pergi di ikuti oleh Satya di belakang'nya.

Orang tadi beserta putrinya tak menyangka akan mendapatkan penolakan bahkan mereka merasa sikap Juna tidaklah sopan, apalagi dia adalah klien Juna.

Namun siapa sangka, Juna cuek-cuek aja setelah mengatakan penolakan'nya. Dia paling tidak suka jika ada orang yang ikut campur masalah pribadinya apalagi orang luar.

"Setelah ini apa jadwal saya?" Tanya Juna sambil berjalan

"Pukul 3 nanti ada pertemuan dengan seluruh karyawan untuk membahas tentang   kenaikan gaji dan pemutusan kerja terhadap karyawan yang melanggar peraturan perusahaan" ucap Satya melihat iPad yang berada di tangan'nya berisikan jadwal Juna

Segelap Malam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang